Selasa, 29 Maret 2011

HUBUNGAN ANTARA IKLIM DAN TANAMAN

sumber : http://ustadzklimat.blogspot.com
Gambar 1. Hamparan sawah

Iklim merupakan kebiasaan alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa unsur yaitu, radiasi matahari, temperatur, kelembapan awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur tersebut berbeda pada tempat yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu disebabkan karena adanya faktor iklim atau yang disebut juga dengan pengendali iklim, yaitu:
  1. ketinggian tempat
  2. latitude atau garis lintang
  3. daerah tekanan
  4. arus laut
  5. permukaan tanah
Pengaruh timbal balik antara faktor tersebut akan menentukan pola yang diperlihatkan oleh unsur. Tetapi sebaliknya, unsur-unsur tersebut pada suatu batas tertentu akan mempengaruhi faktor juga, sehingga keadaannya cenderung untuk melanjutkan proses timbal balik tadi. Batas pola yang ditentukan umumnya stabil. Terjadinya penyimpangan tidak dapat dihindari pada proses tersebut. Penyimpangan yang dimaksud sesungguhnya adalah pengecualian yang harus diperhatikan. Sebagai contoh hal yang harus dikemukakan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Musim kemarau yang panjang
  2. Curah hujan yang terus-menerus selama beberapa hari serta demikian lebat.
  3. Perubahan suhu yang lebih panas daripada biasanya.
Penyimpangan di atas sebagai pengecualian dari keadaan yang biasanya (menurut hasil perhitungan dan prakiraan para ahli dan pengalaman berpuluh tahun telah menguji kebenarannya) walaupun kejadiannya hanya sebentar. Penyimpangan tersebut dapat menimbulkan bencana baik bagi manusia, ternak ataupun tanaman, seperti halnya penyimpangan yang ditimbulkan akibat banjir, suhu yang berubah menjadi terlalu panas, badai atau angin topan, kekeringan dan lain sebagainya.

Masalah tersebut tantangan bagi manusia untuk mengatasi dengan mengurangi atau menghindari pengaruh yang tidak menguntungkan bagi manusia. Manusia tak mungkin melawan hukum alam tapi hanya dapat bersahabat diantaranya melalui penyelidikan untuk mengetahui apa yang dikehendakinya, sehingga penyesuaian atau pendekatan dapat dilakukan.

Tentunya ada interaksi antara tanaman dan iklim. Pengaruh tanaman pada iklim lingkungan menjadi penting dengan semakin besarnya tanaman dan jumlah rumpun tanaman. Mulanya tanaman akan dipengaruhi oleh iklim mikro saja, namun kemudian lambat laun dipengaruhi oleh iklim meso dan iklim makro.

Iklim tak hanya mempengaruhi tanaman tapi juga dipengaruhi oleh tanaman. Hutan yang lebat dapat menambah jumlah kelembapan udara melalui transpirasi. Bayangan dari pepohonan dapat mengurangi suhu udara sehingga penguapan menjadi kecil.

Di dalam pertanian, kehutanan dan perkebunan pemeliharaan terhadap tanaman yang baru tumbuh adalah sangat penting karena tanaman yang muda masih lunak terutama peka terhadap kondisi iklim. Karena itu sebelum memperhatikan tanaman muda, perlu mengetahui lebih dahulu iklim setempat agar mencapai hasil yang maksimal.

Penyebaran iklim antar tempat di seluruh dunia secara global sangat beragam, dikendalikan oleh faktor-faktor ilmiah yang disebut sebagai faktor pengendali iklim (climatic control).

Skema pembentukan iklim di dunia (Trewartha, 1980) adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Diagram mekanisme pembentukan, stratifikasi dan distribusi iklim

Sebaran tipe-tipe iklim tersebut turut membentuk keragaman varietas tumbuhan asli dan penyebaran plasma mutlak di seluruh dunia berinteraksi dengan faktor penentu lain yakni faktor genetik, tanah (zat hara) dan lingkungan biologi (manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik). Tiap tipe iklim juga berpengaruh kuat terhadap tanaman yang dibudidayakan terlebih lagi untuk kultivar yang didatangkan dari daerah lain yang iklimnya berbeda.

Keragaman iklim antar wilayah di dunia dikendalikan beberapa faktor alam yaitu:
  1. Daya pancar radiasi di permukaan surya
  2. Derajat lintang tiap tempat di permukaan bumi.
  3. Ketinggian tempat di atas permukaan laut (m.dpl).
  4. Halangan pegunungan (topografi).
  5. Pusat-pusat tekanan tinggi dan rendah semi permanen.
  6. Posisi tempat terhadap samudera.
  7. Gerakan massa udara regional.
  8. Arus lautan.
Di antara faktor tersebut 2, 3, 5 dan 7 berpengaruh jelas terhadap tanaman dan pertanian di Indonesia.

Derajat lintang bumi mengendalikan penerimaan radiasi surya di tiap tempat sehingga mengatur sebaran energi untuk proses biologi tumbuhan. Akibatnya terjadi perubahan teratur antara derajat lintang bumi di seluruh dunia dalam hal intensitas penerimaan radiasi surya, panjang hari, suhu udara dan juga presipitasi. Hal ini berakibat kepada sebaran keragaman varietas tumbuhan dan "growing season" (periode tumbuhan aktif). Akibatnya perubahan derajat lintang yang cukup besar akan berakibat pada aktivitas pertanian.

Ketinggian tempat di atas permukaan laut mudah berubah antar tempat pada jarak pendek faktor ini berpengaruh terhadap suhu udara. Penurunan suhu udara berhubungan erat dengan kenaikan tinggi tempat (lapse rate).

Perpindahan pusat-pusat tekanan udara tinggi dan rendah semi permanen antar benua di belahan bumi berbeda seperti contoh antara benua Asia dan Australia membangkitkan gerakan massa udara regional yang berganti arah setiap 6 bulan, disebut aktivitas Monsun atau angin musim. Fakta membuktikan bahwa tipe angin ini telah mengakibatkan pola distribusi air hujan dan musim (musim hujan dan musim kemarau) di sebagian kepulauan Indonesia. Selanjutnya juga telah mengakibatkan pola perwilayahan tanaman pangan dan tanaman perkebunan serta pola kegiatan pertanian.

Pengaruh iklim terhadap tanaman

Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses-proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis dan respirasi adalah merupakan proses biokimia, sehingga memerlukan katalisator sebagaimana proses kimia fisik. Kecepatan proses tergantung pada aktivitas katalisator yang diatur oleh suhu. Pada kisaran suhu toleransi terlalu tinggi suhu akan mempercepat proses dan meningkatkan produksi. Perbedaannya adalah pada proses biokimia katalisatornya adalah enzim. Enzim adalah protein, zat yang peka terhadap suhu.

Pada proses fotosintesis, suhu reaksi dan jumlah energi yang terserap sangat ditentukan oleh intensitas radiasi PAR, sehingga pada daun di puncak tajuk yang memperoleh radiasi langsung pengaruh suhu terhadap fotosintesis tak terlalu besar. Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi. Produksi gugus karbohidrat netto harian pada tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi.

Fotosintesis dan Respirasi

Tanaman mengalami 2 proses hidup yakni tumbuh (bertambah ukuran panjang, luas, volume dan bobot) dan berkembang yakni mengalami penggandaan dan pemisahan fungsi organ melalui fase-fase benih, kecambah, pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif bunga, buah dan biji untuk memperoleh generasi baru. Fotosintesis dan respirasi adalah merupakan awal proses hidup.

Fotosintesis : 6H2O + 6CO2 + Energi PAR → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Respirasi : C6H12O6 + O2 → 6O2 + 6H2O + Energi

Atmosfer menyediakan gas CO2 dan O2, mengatur presipitasi, mengatur radiasi PAR dan surya, dan tanah menyediakan zat hara agar kedua proses kehidupan tersebut dapat terselenggara.

Tanaman menggunakan klorofil untuk menangkap, menyerap dan mengubah energi cahaya surya PAR pada spektrum 0.38 -0.74 mikron menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Dalam proses ini CO2 dari atmosfer dan H2O dari perakaran diubah menjadi glukosa, yaitu karbohidrat sederhana (C6H12O6) dan O2 dilepas ke atmosfer. Melalui proses metabolisme di dalam sel tanaman, C6H12O6 diproses menjadi berbagai bahan karbohidrat (CH2O)n yang molekulnya lebih besar dengan kandungan energi kimia lebih tinggi. Bahan-bahan tersebut disimpan di berbagai organ seperti daun, batang, akar, umbi, biji, seluruh jaringan dan sistem organ lainnya.

Pertumbuhan (peningkatan ukuran panjang, luas, volume dan berat organ) adalah proses yang memerlukan energi. Dipenuhi dengan pembakaran sebagian karbohidrat hasil fotosintesis dengan respirasi. Dari proses respirasi yang terus-menerus dikeluarkan gas O2 ke atmosfer.

Respirasi adalah kebalikan dari fotosintesis, kedua reaksi ini berlangsung serentak. Proses respirasi berlangsung berkelanjutan selama hidup, hanya dapat dilambatkan pada saat tumbuhan atau organnya sedang dorman. Sedangkan fotosintesis hanya berlangsung pada periode cahaya siang hari atau perlakuan cahaya buatan dengan lampu. Neraca proses fotosintesis harus menghasilkan saldo positif di pihak fotosintesis.

Proses fotosintesis dan respirasi tergantung pada pengaruh radiasi surya, gas CO2 dan O2 di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh suhu udara dan suhu tanah. Sedangkan seluruh unsur khususnya iklim mikro di sekeliling tumbuhan saling berinteraksi. Dapat disimpulkan fotosintesis dan respirasi dipengaruhi langsung oleh unsur cuaca/iklim utama yaitu radiasi surya dan suhu sebagai faktor utama (main factors) dan unsur-unsur lainnya sebagai pendukung (cofactors).

Unsur-unsur iklim yang berpengaruh pada tanaman

Iklim adalah sintesis, kesimpulan atau statistik cuaca jangka panjang. Menurut Organisasi Meteorologi Sedunia (World Meteorogical Organization/WMO) waktu yang ideal untuk pengumpulan data iklim dari data cuaca adalah 30 tahun atau lebih. Cuaca adalah kondisi sesaat dari fisika amosfer. Jadi, unsur-unsur iklim dan cuaca adalah sama.

Unsur-unsur iklim dan satuannya adalah sebagai berikut:

1. Radiasi surya meliputi:
  • intensitas radiasi (kal/cm2/menit , W/m2)
  • intensitas cahaya/PAR (foot candle, lux, lumen)
  • lama penyinaran (jam/hari, %)
  • panjang hari (jam/hari).
2. Suhu udara dan suhu tanah (°C) : maksimum, minimum dan rata-rata.
3. Kelembapan udara nisbi (%) : maksimum, minimum, rata-rata.
4. Tekanan udara (mb) : maksimum, minimum, rata-rata.
5. Angin :
  • kecepatan angin (knot atau mil laut/jam, km/jam, m/detik)
  • arah angin (derajat arah)
6. Presipitasi :
  • curah hujan (mm)
  • hari hujan (hari)
  • salju (mm)
  • embun (mm)
7. Penguapan (mm) :
  • Evaporasi permukaan air (Eo)
  • Evapotranspirasi (ET)
  • Evapotranspirasi Potensial (ETP)
Di antara unsur iklim tersebut, tekanan udara dan arah angin kurang erat hubungannya dengan tanaman. Beberapa unsur iklim yang kuat pengaruhnya terhadap tanaman akan diterangkan lebih lanjut.

Melalui unsur-unsurnya, iklim mempengaruhi tanaman dalam berbagai hal berikut :
  1. Ketersediaan cahaya PAR (0.38-0.74 mikron) sebagai sumber energi karbohidrat.
  2. Ketersediaan gas CO2 dan O2 di atmosfer, H2O dan O2 di dalam tanah sebagai sumber atom C, H dan O pembentuk senyawa karbohidrat pada proses fotosintesis dan respirasi.
  3. Kondisi fisika tanah dan ketersediaan zat hara tanah. Proses "Weathering" dan erosi oleh iklim dalam jangka panjang turut menentukan kesuburan tanah, sedangkan curah hujan turut mengatur kadar air tanah.
  4. Kecepatan dan produksi fotosintesis dan respirasi ditentukan suhu daun dan organ tanaman lainnya. Intensitas radiasi surya, suhu udara maupun suhu tanah berpengaruh besar. Radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan perkembangan, kuantitas produksi dan mutu hasil panen.
  5. Perkembangan populasi hama dan penyakit yang menentukan intensitas serangan dan waktunya.

Stratifikasi iklim

Faktor pengendali, sifat atmosfer, luas wilayah identifikasi dan dampaknya terhadap kegiatan manusia, cuaca dan iklim dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
  1. Iklim global (Global climate) yaitu iklim berdasarkan dinamika atmosfer lapisan atas hingga puncak troposfer. Kondisi iklim ini dikendalikan oleh pusat-pusat tekanan rendah, dinamika massa udara skala besar dan arus lautan. Kondisi iklim global disebut juga iklim Makro, umumnya pengaruh keragaman penutup permukaan bumi telah minimum. Skala iklim global biasanya dipantau dengan sistem penginderaan jarak jauh menggunakan teknologi satelit.
  2. Iklim meso (Meso climate) yaitu iklim yang didasarkan atmosfer agak dekat permukaan bumi pada suatu lokasi dengan luasan tertentu. Biasanya dipantau melalui stasiun klimatologi/ meteorologi di lapangan. Pemasangan alat pengukur mengikuti standar WMO, di permukaan tanah atau ketinggian <>
  3. Iklim mikro (Micro climate) menggambarkan keadaan fisika atmosfer di sekitar objek spesifik atau di dekat permukaan tanah (<>


Gambar 3. Stratifikasi iklim/ cuaca dan beberapa unsur atau ciri-cirinya (Bey, A. 1991)

Dari stratifikasi iklim dapat disimpulkan bahwa iklim meso dan mikro berpengaruh kuat terhadap tanaman dan kegiatan tanaman mengingat lingkup ketinggian atmosfer yang diukur meliputi dan mencakup posisi dan ketinggian tanaman di dalamnya. Namun masing-masing strata iklim tersebut memiliki manfaat berbeda. Data iklim meso yang dieproleh dari suatu stasiun klimatologi mempunyaim beberapa manfaat sebagai berikut:
  • Mengatur kultivar yang akan dibudidayakan.
  • Mengatur jadwal tanam, pergiliran tanaman dan kombinasi kultivar yang akan ditumpang sari.
  • Mengatur jadwal dan debit air irigasi.
  • Mengatur naungan dan jajaranm pohon penghambat angin.
  • Merencanakan sistem drainase.
Data iklim mikro memberikan informasi lebih rinci di lahan tanaman yang berpengaruh langsung pada tanaman, maka sangat bermanfaat untuk tindakan operasional terhadap tanaman antara lain:
  • Merancang struktur lahan tanam seperti ukuran guludan tanam, saluran irigasi dan drainase, terasering dan sebagainya.
  • Merancang ruang lahan tanam dengan berbagai pilihan: rumah plastik, rumah kaca, rumah jaring atau bahan lainnya.
  • Memilih mulsa, biomas, lembar plastik atau bahan lainnya.
  • Teknik pemanasan kebun, terutama pada lahan yang sesekali mengalami kondisi ekstrim dingin.
Respon tanaman terhadap cuaca dan iklim

Proses pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) untuk berproduksi tinggi pada tanaman dipengaruhi berbagai faktor sebagai berikut:

1. Faktor genetik,
merupakan penentu karakter atau sifat khusus tanaman. Kapasitas produksi, bentuk, rasa, susunan bahan kimia dan sifat-sifat lainnya yang dpengaruhi oleh faktor genetik.

2. Faktor bahan,
organ tumbuhan dibentuk berbagai bahan yang meliputi:
  • Energi cahaya tampak atau PAR (Photosynthetically Active Radiation), spektrum radiasi surya pada kisaran panjang gelombang 0.38-0.74 mikron ini diubah menjadi energi kimia organik dan diisikan ke dalam gugus karbohidrat pada sel organ.
  • Gas CO2 untuk fotosintesis dan gas O2 untuk respirasi dari atmosfer. Seluruh atom C yang dikandung tiap benda berasal dari makhluk hidup dan atmosfer adalah sumber tunggalnya.
  • Air sebagai pembentuk sel, berasal dari presipitasi yang berlangsung di atmosfer.
  • Zat hara mineral makro dan mikro berasal dari daerah perakaran, sebagai penentu sifat gugus karbohidrat.
3. Faktor Lingkungan
  • Kondisi fisik lingkungan perakaran sangat mempengaruhi tumbuhan. Pertumbuhan dan aktivitas akar, kemudahan memperoleh air dan zat hara serta kokoh tidaknya posisi tumbuhan tergantung kondisi fisik lingkungan.
  • Kondisi fisik atmosfer. Kadar gas, uap dan aerosols sangat mempengaruhi kehidupan tumbuhan. Atmosfer yang dikotori gas dan aerosols tertentu yang melebihi ambang batas kebersihan dan kemurnian atmosfer, akan berpotensi mengganggu dan meracuni tanaman.
  • Lingkungan biologi, Di sekitar tanaman terdapat berbagai makhluk lain. Manusia, hewan, tumbuhan lain dan jasad renik seringkali berpotensi menguntungkan atau merugikan. Hubungan simbiosis menguntungkan tanaman atau makhluk lain yang bersangkutan. Sedangkan tanaman akan dirugikan bila hubungan yang terjadi berdampak allelopati, patogenik, parasitik dan predasius terhadap tanaman.
  • Perubahan cuaca dan kondisi iklim. Pertumbuhan dan perkembangan dari hari ke hari sejak penebaran benih sampai selesai satu siklus tanaman semusim atau hingga sepanjang umur tanaman perenial (tahunan) sangat dipengaruhi cuaca sedangkan kemantapan hubungan dan pengaruh jangka panjang ditentukan oleh kondisi iklim.
Kondisi iklim /cuaca mikro secara langsung mempengaruhi proses fisiologi karena berhubungan dengan atmosfer di lingkungan tanaman sejak perakaran hingga puncak tajuk. Unsur yang berpengaruh kuat terutama radiasi surya, suhu udara, suhu tanah, kelembapan, kecepatan angin, presipitasi dan evapotranspirasi. Mekanisme pengaruh faktor pengendali dan unsur iklim terhadap tanaman dan lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Diagram hubungan antara iklim dan tanaman.

Pengaruh cuaca terhadap tanaman berbeda dengan pengaruh iklim. Suatu wilayah pusat produksi tanaman yang telah berlangsung puluhan hingga ratusan tahun, kondisi iklimnya jelas sesuai bagi kultivar yang dibudidayakan. Walau demikian sesekali mengalami cuaca ekstrim selama beberapa hari sehingga gagal panen.

Jadi, keadaan cuaca menentukan kondisi aktual hasil panen sedangkan kondisi iklim menentukan kapasitas dan rutinitas panen.

Sejak awal sang petani harus yakin bahwa kultivar yang akan ditanam memiliki kesesuaian yang optimum dengan bahan, lingkungan dan kondisi iklim setempat. Kemudian, petani harus tanggap terhadap keadaan cuaca tiap hari agar mampu mengantisipasi penyimpangan cuaca agar tak sampai mengakibatkan cekaman terhadap tanaman. Penggunaan pengukur cuaca mikro (dipasang di kebun untuk mewakili iklim mikro jaringan pertanian) dan pemantauan hariannya di negara maju telah banyak dilakukan sehingga apabila terjadi kondisi cuaca kritis dapat diantisipasi sebelum menimbulkan gangguan pada tanaman. Bila perlu petani harus melakukan modifikasi terhadap iklim mikro agar tanaman tumbuh, berkembang dan berproduksi optimum.

Gambar 5. Kekeringan salah satu kondisi cekaman cuaca.


Pemahaman yang baik terhadap hubungan cuaca-tanaman serta pengaruh iklim secara keseluruhan akan sangat membantu petani.

Sumber :

Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

Anonim. 1999. Kapita Selekta Agroklimatologi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas MIPA IPB. Bogor.

Bayong Tjasyono HK. 2004. Klimatologi. Penerbit ITB. Bandung.

BAHAYA PETIR BAGI MANUSIA DI MUSIM PANCAROBA DAN TINJAUANNYA DALAM ISLAM

Pada musim pancaroba terbentuknya awan konvektif sering terjadi. Seringnya hujan pada siang hari sampai sore hari karena terbentuknya daerah konvergen atau tempat berkumpulnya massa udara yang membentuk awan konvektif. Awan konvektif menjadi awan cumulonimbus (Cb) yang menyebabkan hujan turun disertai dengan petir, bahkan juga pertanda munculnya angin puting beliung (gust) pada awan cumulonimbus yang tiba-tiba gelap.

Gambar 1. Awan cumulonimbus

Gambar 2. Angin puting beliung


PENGERTIAN PETIR DAN TIPE-TIPENYA

Petir adalah fenomena alam yang merupakan pelepasan muatan elektrostatis yang berasal dari badai guntur. Pelepasan muatan ini disertai dengan pancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik lainnya. Arus listrik yang melewati saluran pelepasan muatan tadi dengan cepat memanaskan udara dan berkembang sebagai plasma yang menimbulkan gelombang bunyi yang bergetar (guntur) di atmosfer.

Pelepasan muatan elektrostatis adalah arus listrik yang mengalir tiba-tiba dan sangat cepat karena adanya kelebihan muatan listrik yang tersimpan pada sebuah benda yang isolator ke benda yang berbeda potensialnya, misalnya tanah. Badai guntur atau badai listrik adalah suatu karekter cuaca dimana terjadi petir dan guntur, biasanya disertai dengan hujan lebat. Plasma adalah istilah fisika yaitu gas yang terionisasi sehingga fase materinya berbeda dengan gas itu sendiri. Guntur adalah bunyi dari getaran gelombang yang disebabkan oleh petir yang memanaskan udara sampai 30.000 °C. Udara yang sangat panas itu mengembang dengan cepat dan mengerut ketika dingin. Peristiwa ini menimbulkan gelombang bunyi.

Bagaimana terbentuknya petir

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Proses pembuangan elektron inilah yang menyebabkan perpindahan arus listrik yang biasa kita lihat sebagai kilatan cahaya ketika hujan. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Secara ringkas terbentuknya petir adalah sebagai berikut:
  • Pemisahan muatan positif dan negatif dalam awan dan udara
  • Bintik hujan atau es terpolarisasi melalui medan listrik di atmosfer
  • Kristal positif naik sehingga puncak awan bermuatan positif dan yang bermuatan negatif dan batu es berkumpul di lapisan tengah dan bawah awan sehingga membentuk muatan negatif.
Tipe petir yang paling umum adalah:
  1. Petir dari awan ke tanah (CG). Petir yang paling berbahaya dan merusak. Kebanyakan berasal dari pusat muatan yang lebih rendah dan mengalirkan muatan negatif ke tanah, walaupun kadang-kadang bermuatan positif (+) terutama pada musim dingin. Gambar 3. Petir tipe CG
  2. Petir dalam awan (IC). Tipe yang paling umum terjadi antara pusat muatan yang berlawanan pada awan yang sama. Biasanya kelihatan pada cahaya yang menghambur biasanya berkelap-kelip. Kadang-kadang kilat keluar dari batas awan dan seperti saluran yang bercahaya yang terlihat dari beberapa mil seperti tipe CG. Gambar 4. Petir tipe IC
  3. Petir antar awan (CC). Terjadi antara pusat muatan pada awan yang berbeda. Pelepasan muatan terjadi pada udara cerah antara awan tersebut. Gambar 5. Petir tipe CC
  4. Petir awan ke udara (CA). Terjadi jika udara di sekitar awan (+) berinteraksi dengan udara yang bermuatan (-). Jika ini terjadi pada awan bagian bawah maka merupakan kombinasi dengan petir tipe CG. Petir CA tampak seperti jari-jari yang berasal dari petir CG. Gambar 6. Petir tipe CA
Tipe petir menurut muatannya yaitu :
  1. Petir negatif (-), biasanya terjadi sambaran berulang-ulang dan bercabang-cabang. Gambar 7. Petir negatif
  2. Petir positif (+), biasanya terjadi hanya satu kali sambaran. Gambar 8. Petir positif
Bahaya petir bagi manusia :
  • Jika seseorang disambar petir 50% kemungkinan akan fatal. Biasanya petir menyambar kepala atau salah satu telinga.
  • Setelah itu petir menyerang lagi kulit tubuh manusia sedalam beberapa cm sehingga terbakar, karena petir merupakan arus listrik yang sangat tiba-tiba dan aliran arus yang terjadi pada permukaan benda konduktor seperti daging.
  • Orang bisa mendapat serangan jantung, buta dan tuli sementara.
  • Petir mempunyai efek yang sangat besar jika seseorang bisa hidup dari sambaran petir. Kebanyakan sarafnya rusak permanen.
Di bawah ini beberapa tips untuk menghindari tersambar petir :
  1. Jika anda melihat kilat atau mendengar gelegar guruh segeralah menuju bangunan yang telah dilindungi dengan penangkal petir atau mendekatlah ke mobil atau truk. Lebih aman lagi jikalau anda mengamankan diri ketika melihat tanda hari akan hujan, ingat biasanya hujan didahului oleh kilat dan petir.
  2. Pakailah sepatu dari kulit atau karet yang tidak bocor, usahakan memakai kaos kaki yang kering, sebagai upaya memisahkan tubuh kita dari tanah sehingga petir enggan melalui tubuh anda.
  3. Jika anda berada diluar rumah hindari area terbuka, tempat ketinggian, berada di lokasi yang berair, di bawah pohon yang tinggi dan benda logam yang menjulang tinggi.
  4. Jika tempat berlindung tidak diperoleh anda harus jongkok tapi hindarkan tangan anda menyentuh tanah dan jangan berbaring, karena akan memudahkan penyaluran tenaga petir ke tanah.
  5. Jika anda berada diluar raung jangan berdiri bergerombol dengan orang lain buatlah jarak orang ke orang sekitar lima ( 5 ) meter diantara masing masing orang.
  6. Jika anda berada ditempat terbuka dan merasakan rambut anda berdiri itu pertanda petir akan menyambar anda, anda harus melakukan gerakan rukuk yaitu menekuk badan ke arah depan dan menempatkan tangan diatas kedua lutut, insya Allah selamat.
  7. Jika anda berada dalam ruangan hindarilah dekat pintu, jendela dan tempat yang berair.
  8. Barang barang elektronik seperti televisi , radio , komputer dan lain-lain, sebaiknya dimatikan dan cabut kabel power dari stop kontak listrik. Jika peralatan elektronik tersebut tidak memungkinkan dicabut seperti halnya telepon, menjauhlah dari padanya.
  9. Begitu pula jika anda membawa HT, HP dan Radio Saku matikan segera, pisahkan antenna dari bodi untuk mengurangi rangsangan petir menyambar.
  10. Jika ada korban terkena sambaran petir tangani dengan hati hati dan jangan dibawa bersama barang yang bermuatan listrik agar tidak kembali disambar petir.
TINJAUAN PETIR DALAM ISLAM

Harun Yahya di dalam websitenya menjelaskan bagaimana petir itu terjadi. Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek tersebut di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta volt.

Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celsius. Suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 dan 1.100 derajat Celsius. Panas yang dihasilkan oleh sambaran petir terkecil dapat mencapai 10 kali lipatnya. Panas yang luar biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi. Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat Celsius. Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt. Sebagai pembanding, satu kilatan petir menyinari sekelilingnya secara lebih terang dibandingkan ketika satu lampu pijar dinyalakan di setiap rumah di Istanbul. Allah mengarahkan perhatian pada kilauan luar biasa dari petir ini dalam Al Qur'an.

"...Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Q.S. An Nuur, 24:43)

Kilauan yang terbentuk turun sangat cepat ke bumi dengan kecepatan 96.000 km/jam. Sambaran pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi dalam waktu 20 milidetik, dan sambaran dengan arah berlawanan menuju awan dalam tempo 70 mikrodetik. Secara keseluruhan petir berlangsung dalam waktu hingga setengah detik. Suara guruh yang mengikutinya disebabkan oleh pemanasan mendadak dari udara di sekitar jalur petir. Akibatnya udara tersebut memuai dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, meskipun gelombang kejutnya kembali ke gelombang suara normal dalam rentang beberapa meter. Gelombang suara terbentuk mengikuti udara atmosfer dan bentuk permukaan setelahnya. Itulah alasan terjadinya guntur dan petir yang susul-menyusul.

Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita dapat memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari keukuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan dengan kearifan khusus.

Allah secara khusus menarik perhatian kita pada petir ini dalam Al Qur'an. Arti surat Ar Ra'd, salah satu surat Al Qur'an, sesungguhnya adalah "Guruh". Dalam ayat-ayat tentang petir Allah berfirman bahwa Dia menghadirkan petir pada manusia sebagai sumber rasa takut dan harapan. Allah juga berfirman bahwa guruh yang muncul saat petir menyambar bertasbih dan memujiNya. Allah telah menciptakan sejumlah tanda-tanda bagi kita pada petir. Kita wajib berpikir dan bersyukur bahwa guruh, yang mungkin belum pernah dipikirkan banyak orang seteliti ini dan yang menimbulkan perasaan takut dan pengharapan dalam diri manusia, adalah sebuah sarana yang dengan rasa takut kepada Allah semakin bertambah dan dikirim olehNya untuk tujuan tertentu sebagaimana yang Dia kehendaki.
KUMPULAN DO'A KETIKA TERJADI PERISTIWA PETIR, ANGIN KENCANG DAN HUJAN

Do'a ketika mendengar bunyi halilintar dan petir

Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau bunuh kami dengan kemurkaan-Mu dan janganlah Engkau binasakan kami dengan siksaan-Mu dan selamatkanlah kami sebelum kejadian ini. (H.R Tirmizi dan al Hakim dalam al-Mustadrak; Dhaiful Jami' 4428 dengan isnad dhaif)
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
"Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepada-Nya." (H. R. Bukhari dalam Al Muwaththa' 2/992. Al-Albani berkata: Hadits di atas mauquf yang shahih sanadnya). "

Do'a ketika angin kencang berhembus


Artinya: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikannya (angin) dan kebaikan yang dibawanya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang dibawanya eburukan apa saja yang ada di dalamnya.” (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Do'a ketika hujan
Artinya: “Ya Allah, semoga hujan ini membawa kesuburan dan kemakmuran.” (H. R. Bukhari)
 
sumber : ustadzklimat.blogspot.com

Macam Siklus Hidrologi / Siklus Air Pendek, Sedang & Panjang Di Bumi


Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara umum banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun manusia, binatang dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya. Jumlah air bersih sepertinya tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam.
Proses siklus hidrologi berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya alam yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cairan, gas / uap, maupun padat / es. Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara dan kutub selatan mengalami pencairan terus-meners akibat pemanasan global bumi sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia di bumi.

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :
A. Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut

B. Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

C. Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

HUJAN TINJAUAN SECARA ILMIAH DAN ISLAMI

sumber : ustadzklimat.blogspot.com

Pengertian :
Siklus air atau siklus hidrologi adalah siklus yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi).
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
  • Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, es.
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
  • Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.

Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.

Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter (mm).

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es, yaitu bentuk padat. Dapat pula dalam bentuk aerosol yakni embun atau kabut.
Jenis hujan berdasarkan ukuran butirannya :
  1. Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
  2. Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
  3. Hujan batu es, curahan batu es yang trun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius
  4. Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm.
Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan :
  1. hujan sedang/ normal, 20 – 50 mm per hari
  2. hujan lebat, 50-100 mm per hari
  3. hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari
Hujan dibedakan berdasarkan faktor yang menyebabkan terjadinya hujan tersebut :

a. Hujan Orografi

Hujan ini terjadi karena adanya penghalang topografi, udara dipaksa naik kemudian mengembang dan mendingin terus mengembun dan selanjutnya dapat jatuh sebagai hujan. Bagian lereng yang menghadap angin hujannya akan lebih lebat dari pada bagian lereng yang ada dibelakangnya. Curah hujannya berbeda menurut ketinggian, biasanya curah hujan makin besar pada tempat-tempat yang lebih tinggi sampai suatu ketinggian tertentu.



b. Hujan Konvektif

Hujan ini merupakan hujan yang paling umum yang terjadi di daerah tropis. Panas yang menyebabkan udara naik keatas kemudian mengembang dan secara dinamika menjadi dingin dan berkondensasi dan akan jatuh sebagai hujan. Proses ini khas buat terjadinya badai guntur yang terjadi di siang hari yang menghasilkan hujan lebat pada daerah yang sempit. Badai guntur lebih sering terjadi di lautan dari pada di daratan.

c. Hujan Frontal

Hujan ini terjadi karena ada front panas, awan yang terbentuk biasanya tipe stratus dan biasanya terjadi hujan rintik-rintik dengan intensitas kecil. Sedangkan pada front dingin awan yang terjadi adalah biasanya tipe cumulus dan cumulunimbus dimana hujannya lebat dan cuaca yang timbul sangat buruk. Hujan ini terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Hujan front ini tidak terjadi di Indonesia karena di Indonesia tidak terjadi front.

d. Hujan Siklon Tropis

Siklon tropis hanya dapat timbul didaerah tropis antara lintang 0°-10° lintang utara dan selatan dan tidak berkaitan dengan front, karena siklon ini berkaitan dengan sistem tekanan rendah. Siklon tropis dapat timbul dilautan yang panas, karena energi utamanya diambil dari panas laten yang terkandung dari uap air. Siklon tropis akan mengakibatkan cuaca yang buruk dan hujan yang lebat pada daerah yang dilaluinya.

Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis, namun keberadaan siklon tropis di sekitar Indonesia, terutama yang terbentuk di sekitar Pasifik Barat Laut, Samudra Hindia Tenggara dan sekitar Australia akan mempengaruhi pembentukan pola cuaca di Indonesia. Perubahan pola cuaca oleh adanya siklon tropis inilah yang kemudian menjadikan siklon tropis memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Dampak tidak langsung atas adanya siklon tropis dapat berupa berbagai hal, diantaranya yaitu:
1. Daerah pumpunan angin.
Siklon tropis yang terbentuk di sekitar perairan sebelah utara maupun sebelah barat Australia seringkali mengakibatkan terbentuknya daerah pumpunan angin di sekitar Jawa atau Laut Jawa, NTB, NTT, Laut Banda, Laut Timor, hingga Laut Arafuru. Pumpunan angin inilah yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak awan-awan konvektif penyeab hujan lebat di daerah tersebut.
Dilihat dari citra satelit, daerah pumpunan angin terlihat sebagai daerah memanjang yang penuh dengan awan tebal yang terhubung dengan perawanan siklon tropis, sehingga terlihat seolah-olah siklon tropis tersebut mempunyai ekor. Itulah sebabnya daerah pumpunan angin ini seringkali disebut sebagai ekor siklon tropis.

2. Daerah belokan angin
Adanya siklon tropis di perairan Samudra Hindia Tenggara kadangkala menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin di sekitar Sumatra bagian Selatan atau Jawa bagian Barat. Daerah belokan angin ini juga dapat mengakibatkan terbentuknya lebih banyak awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di daerah tersebut.

3. Daerah defisit kelembaban

Bersamaan dengan adanya siklon tropis di perairan sebelah utara Sulawesi atau di Laut Cina Selatan seringkali teramati bersamaan dengan berkurangnya curah hujan di wilayah Sulawesi bagian utara atau Kalimantan. Meskipun belum ada penelitian lebih lanjut, namun ditengarai bahwa fenomena ini disebabkan karena siklon tropis tersebut menyerap persediaan udara lembab yang terdapat dalam radius tertentu di sekitarnya, termasuk yang terkandung di atmosfer di atas Kalimantan dan Sulawesi bagian utara sehingga di wilayah ini justru udaranya kering dan kondisi cuacanya cenderung cerah tak berawan.

Tentang fenomena pembentukan awan dan hujan itu, Alquran pun menjelaskannya secara akurat.
Alquran surat Annur ayat 43 Allah berfirman


Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”



surat Ar-Ruum ayat 48 Allah berfirman,


Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.”

Harun Yahya memberikan penjelasan tentang tahapan hujan ini :

TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Doa-Doa Ketika Hujan

Doa ketika hujan turun
اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Ya Allah! Turunkanlah hujan yg bermanfaat {untuk manusia tanaman dan binatang}.” (192)(192) HR. Al-Bukhari dgn Fathul Bari 2/518.65-

Doa Setelah hujan turun
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
“Kita diberi hujan krn karunia dan rahmat Allah.” (193)(193) HR. Al-Bukhari 1/205 Muslim 1/83.66-

Doa agar hujan berhenti

اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Ya Allah! Hujanilah di sekitar kami jangan kepada kami. Ya Allah! Berilah hujan ke daratan tinggi beberapa anak bukit perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.” (194)(194) HR. Al-Bukhari 1/224 dan Muslim 2/614.

Kebenaran Alquran telah diakui para saintis Barat. Prof Alfred Kroner, guru besar Departemen Geosains Universitas Mainz, Jerman, mengaku terkagum-kagum dengan isi Alquran yang mampu menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta. “Memikirkan dari mana Muhammad berasal … saya berpikir hampir tak mungkin dia telah mengetahui banyak hal tentang asal mula alam semesta,” paparnya.
Atas dasar itu, Prof Kroner juga meyakini bahwa Alquran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW adalah firman yang berasal dari Tuhan. Hal senada diungkapkan Prof Yushidi Kusan, direktur Observatorium Tokyo, Jepang,. Ia juga menyatakan sangat terkagum-kagum dengan apa yang dijelaskan Alquran tentang alam semesta.
“Saya sangat terkesan dengan fakta-fakta astronomi dalam Alquran yang terbukti kebenarannya. Kami, para astronom modern, baru mempelajari secuil saja tentang alam semesta,” ungkapnya. “Dengan membaca Alquran dan menjawab pertanyaan, saya kira, saya dapat menemukan jalan di masa depan untuk menginvestigasi alam semesta.”

Iklim dan Curah Hujan


Daerah Konvergesi Antara Tropik dan Daerah Doldrum

Daerah konvergensi adalah daerah pertemuan dua angin dari arah yang berlawanan, kemudian udaranya bergerak ke atas.
Gambar : Daerah onvergensi Antara Tropic
Di daerah tropis bertiup angin pasat timur laut dan pasat tenggara yang berhembus dari daerah maksimum subtropik menuju ke minimum ekuator dan kemudian bertumbukan. Daerah tumbukan kedua angin tersebut merupakan daerah pemanasan, kemudian memuai dan bergerak ke atas angin bergerak menuju ke satu titik lalu bergerak keatas disebut Konvergensi. Tempat terjadinya konvergensi disebut Daerah konvergensi antar tropik 

Pada umumnya di suatu tempat suhu tinggi tekanan di atas wilayah itu rendah,dalam rangka memperoleh keseimbangan, udara yang bertekanan tinggi  bergerak ke tekanan lebih rendah. Akibatnya  pantai barat Sumatera dan Aceh sampai Bengkulu memperoleh hujan terbanyak pada bulan  Nopember, sedangkan Lampung pada bulan Desember,

Mulai pantai utara Jawa,Bali, NTB, NTT memperoleh hujan paling banyak pada bulan Januari, sedangkan Sumba, Timor mendapat hujan paling banyak terjadi pada bulan Februari. Karena daerah bertekanan rendah juga bersuhu tinggi       
maka gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah disertai oleh gerakan udara naik, sebagai akibat persamaan. Gerakan udara naik menyebabkan turunya suhu udara tadi, Menurunya suhu akibat grakan DKAT, maka sebagian uap yang dikandung akan jatuh sebagai hujan Pada lokasi yang udaranya bergerak ke atas dapat dikatakan angin sangat tenang artinya gerakan secara horizontal kecil. Wilayah tenang di daerah tropis ini disebut daerah Doldrums. Daerahnya adalah terletak antara 10 o LU dan 10 o LS.

Daerah Persebaran Hujan

Gambar : Curah hujan di Indonesia
Pola curah hujan di Indonesia Secara Astronomis Indonesia terletak diatara 6� Lu dan 11� Ls dan sebagian besar berada di sekitar khatulistiwa dan memiliki curah hujan yang cukup besar terutama di Indonesia bagian barat, dengan rata curah hujannya 2.000 � 3.000.m/tahun dan semakin ke arah timur curah hujannya semakin kecil kecuali Maluku dan Papua.
Daerah yang paling banyak mendapatkan curah hujan adalah Batu Raden Jawa Tengah yaitu 7.069 m/ tahun, sedangkan yang paling sedikit mendapatkan curah hujan adalah Palu yaitu hanya 547 m/tahun
Gambar : Angin yang bertiup pada bulan Januari
Curah hujan di Indonesia tidak terlepas dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin muson timur. Angin muson barat pada bulan Januari tekanan udara tinggi berada di atas Asia sedangkan tekanan rendah berada di atas Australia, angin ini berhembus di atas Lautan Pasifik banyak membawa uap air dan akhirnya menurunkan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan berlangsung antara bulan Oktober � April (musim hujan )
Gambar : Angin pada bulan Juli
Angin muson timur berhembus dari arah timur pada bula Juli. Tekan udara tinggi berada di atas Australia dan tekanan rendah berada di wilayah Asia, angin ini berhembus melalui banyak daratan daerah laut yang dilaluinya sedikit sekali sehingga udara yang berhembus tidak terlalu banyak mengandung uap air oleh sebab itu hujanya sedikit dan berhembus pada bulan April – Oktober, dan terjadilah di Indonesia musim kemarau. 
 sumber : edukasinet

Klasifikasi Iklim


Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli sebagai berikut :

Iklim Matahari
Yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.

Iklim Koppen
Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman�membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe iklim :
Gambar : Iklim Koppen
  1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis, dengan ciri temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 oC, suhu tahunan 20 oC – 25 oC dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm.
  2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun
    Dengan ciri curah hujan lebih kecil daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa dan gurun.
  3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah
    Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC, daerah ini terbagai menjadi :
    Cs  (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)
    Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering)
    Cf  (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
  4. Iklim D, yaitu iklim dingin
    Dengan ciri temperatur  bulan terdingin kurang dari 3 oC dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df
    • Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang  kering
    • Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
  5. Iklim E, yaitu iklim kutub.
    Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi :

    • ET Iklim tundra

    • DF Iklim salju

Iklim Schamidt - Ferguson
Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut :

Di Indonesia terbagi menjadi 8 tipe Iklim :
A. kategori sangat basah, nilai Q = 0 � 14,3 %
B. kategori basah, nilai Q = 14,3 � 33,3 %
C. kategori agak basah nilai Q 33,3 � 60 %
D. kategori sedang, nilai Q = 60 � 100 %
E. kategori agak kering, nilai Q = 100 � 167 %
F. kategori kering, nilai Q = 167 � 300 %
G. kategori sangat kering, nilai Q = 300 � 700 %
H. kategori luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700 %

Jadi kota X beriklim B. Langkah masukan dalam grafik.
Curah hujan Kota X 1998-2000
Bulan
1998
1999
2000
Jml
Rata-rata
Jan
343
345
310


Pebruari
360
260
245


Maret
200
275
175


April
150
184
120


Mei
100*
93*
30*


Juni
75*
60*
0*


Juli
50*
44*
0*


Agustus
40**
112
84*


September
112
153
125


Oktober
225
244
200


Nopember
280
275
275


Desember
310
322
350


JBB
8
9
8
25
8,33
JBK
2
1
3
6
2,0
JBL
2
2
1
5
1,67

Klasifikasi Iklim Oldeman
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
  • Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut

  • Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut

  • Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut

  • Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
  1. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
  2. Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
  3. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm

A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.

B : Jika terdapat 7 � 9 bulan basah berurutan.

C : Jika terdapat 5 � 6 bulan basah berurutan.

D : Jika terdapat 3 � 4 bulan basah berurutan.

E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt � Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.

Klasifikasi Iklim Yunghunh
Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:
Gambar : Iklim Yunghunh
  1. Zone iklim panas.Ketinggian 0 � 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).

  2. Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 � 22 C ( kopi, the, kina dan karet).

  3. Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 � 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C � 15 C (cocok tanaman holtikultura).

  4. Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 � 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).

  5. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan. 
sumber : edukasinet