Para peneliti dari Catalan berhasil menemukan spesies primata terbaru. Ia dinamakan Pliopithecus, spesies yang selama ini dianggap datang dari keluarga primata primitif Catarrhini. Dalam dunia iptek primata termasuk makhluk baru.
Sebab Bumi diperkirakan memiliki usia 4,55 miliar tahun, sementara kehidupan pertama muncul, diduga pada 3,5 miliar tahun lalu. Adapun primata pertama, tidak muncul sampai 60 juta tahun lalu atau setelah dinosaurus punah.
Keluarga primata Pliopithecus yang dikenal sebagai “Old World Monkeys” (monyet dunia lama) ini, ditemukan di tempat pembuangan sampah Can Mata, Catalonia.
Potongan rahang dan geraham yang ditemukan di sebuah situs itu, menunjukkan bahwa Pliopithecus canmatensis termasuk dalam kelompok ini, di mana Catarrhini pertama menyebar dari Afrika ke Eurasia.
Demi menghormati tempat spesies itu ditemukan, fosil tersebut diberi nama Pliopithecus Canmatensis. Fosil spesies baru itu menyoroti evolusi dari famili terbesar Pliopithecoidea, primata yang mencakup berbagai genus dari Catarrhini basal.
Sebuah kelompok yang dianggap menyimpang sebelum adanya pemisahan antara kedua famili dalam grup, yakni cercopithecoids (monyet dunia lama) dan hominoid (anthromorphs dan manusia).
Dua mahkluk yang tersebar di Eurasia pada awal dan akhir masa Miosen (antara 5,3 – 23,5 juta tahun lalu). Primata, yang selama ini dianggap nenek moyang kera dan manusia, tersebar di seluruh penjuru dunia.
Masa-masa kepunahan dinosaurus memiliki dampak pada banyak familia jenis ini. Kondisi lingkungan yang baru membawa mereka pada perkembangan spesies jenis baru, yang memiliki tingkat adaptasi lebih baik terhadap kondisi Bumi yang berubah.
Kondisi yang baru itu berpengaruh cukup besar pada kondisi lingkungan di benua Afrika dan Eurasia. Pada waktu itu, Antartika mencapai Kutub Selatan dan mulai ditutupi dengan es.
Selama 10-20 juta tahun berikutnya, terjadi lagi satu masa pertumbuhan yang eksplosif dari mamalia. Dari jenis yang berukuran paling besar yang pernah ada, hingga banyaknya spesies kera yang mulai bermunculan.
Zaman yang dikenal sebagai Kenozoikum dimulai dengan kepunahan massal 65 juta tahun lalu dan telah berlangsung terus sampai sekarang. Selama zaman ini, benua-benua terus bergeser, berpisah, dan bertumpuk.
Inilah yang kemudian menciptakan kondisi-kondisi lingkungan yang baru. Dalam 20 juta tahun pertama suhu terus naik, dan satu zona tropis muncul.
Pada waktu itu jugalah Asia dipisahkan dari Afrika oleh gurungurun, mengisolasi ke ra-kera Afrika dari kerabat mereka di Asia.
Meski dianggap sebagai masa masa kepunahan banyak spesies, kejadian itu meru pakan masa kelahiran bagi spesies baru.
Perkembangan paling penting dalam evolusi ini adalah kebangkitan mamalia, yang mengambil alih lingkungan (yang ditinggalkan reptil).
Sampai 60 juta tahun lalu, primata, gajah, hewan pengerat, kuda, penyu, ikan paus, dan kelelawar, beserta kebanyakan ordo burung modern dan berbagai familia tumbuhan, mulai muncul.
Diperkirakan, belasan juta tahun kemudian perkembangan mamalia menghasilkan spesies hominid (primata mirip manusia) pertama.
Skenario Evolusi “Berdasarkan sisi anatomi, sejarah palaeobiografi dan biostratigrafi yang ada dari spesies baru primata Pliopithecus selama ini mengungkapkan bahwa skenario evolusi yang paling mungkin adalah Pliopithecoidea adalah Catarrhini pertama yang pergi dari Afrika menuju Eurasia.
Saat itu mereka mengalami evolusi di sebuah benua, yang awalnya jarang ditemukan jenis anthropoids (kera) lain,” ungkap David Alba, peneliti di Institut Catalan untuk Paleontologi, Universitas Barcelona.
Analisis dari potongan-potongan fragmen gigi dan rahang yang ditemukan pada situs Catalan telah diterbitkan The American Journal of Physical Anthropology, dan menurut kesimpulan studi tersebut, spesies baru itu berasal dari subfamili pliopithecines yang bisa berasal dari leluhur yang dikenal sebagai dionsisopithecine di Asia. Dari sinilah awal penyebaran ke Eropa berlangsung (sekitar 15 juta tahun lalu).
“Di Semenanjung Iberia, Pliopithecoidea selama ini hanya dicatat ada di lembah Valles Penedès. Mereka diwakili pliopithecines dan crouzelines,” papar Alba.
Selama masa Miosen Tengah, crouzelines berkembang secara lokal di Eropa dari nenek moyang pliopithecine, dan tersebar ke Asia. Bagi para peneliti, pengetahuan yang lebih besar dari kelompok palaeobiodiversity akan membantu mereka menerangkan hubungan antara tiga subfamili yang dikenal sejauh ini.
Petunjuk lain yang dapat memperjelas hubungan dalam kelompok ini, adanya penemuan yang baru-baru ini berhasil diungkap di China dari suatu genus baru dan jenis Pliopithecoidea yang diperkirakan berasal dari 15 – 16 juta tahun silam.
Penemuan tersebut juga menyebut sebuah kemungkinan besar berasal dari kelompok crouzelines. “Ini bisa mengindikasikan bahwa pliopithecines dan crouzelines pergi ke Asia sebelum akhirnya menyebar di Eropa,” tambahnya.
Meskipun hubungan Pliopithecoidea dan peninggalan dari Catarrhini masih belum jelas, peninggalan yang ada sebelumnya menunjukkan bahwa ada beberapa karakteristik yang masih sangat primitif.
“Meski demikian, hal yang sa ngat kontras dari era Platyrrhini (new world monkey), Pliopithecoidea hanya memiliki dua geraham, yang berarti mereka dapat dianggap sebagai Catarrhini,” jelas Alba.
Menurut sebuah penelitian terbaru, beberapa karakteristik itu, berasal dari pertumbuhan gigi, yang menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut termasuk ke dalam kelompok monofiletik, yang berdasarkan sejarah nenek moyang Afrika yang bermigrasi ke Eurasia selama Miosen Awal, adalah yang pertama berekspansi di benua ini.
mer/L-4 sumber : www.koran-jakarta.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar