Sabtu, 24 April 2010

SUMBER DAYA ALAM

Sumber daya alam ialah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik). Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Jenis-Jenis Sumber Daya Alam
* 2 Manfaat Sumber Daya Alam
* 3 Pelestarian Sumber Daya Alam
* 4 Gejala Alam dan Dampaknya bagi Kehidupan
* 5 Daftar Pustaka

Jenis-Jenis Sumber Daya Alam

Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.
a. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :


1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan,
tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
sumber daya alam yang terbarukan
sumber daya alam yang terbarukan
intan sebagai sumber daya alam yang tidak terbarukan

2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya:
minyak tanah, gas bumi, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.

3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari,
energi pasang surut, dan energi laut.

matahri sebagai sumber daya alam yang tidak pernah habis
matahri sebagai sumber daya alam yang tidak pernah habis

b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam
bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan
sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi,
air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan
lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat
hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu
sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam
yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba,dan manusia.

Manfaat Sumber Daya Alam
Sumber daya alam bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia khususnya.
Menurut urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi dua sebagai berikut.

1. Kebutuhan Dasar.
Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat.
Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan, dan udara bersih.
2. Kebutuhan sekunder.
Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih
menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan, dan hiburan.

Pelestarian Sumber Daya Alam

1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi
pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan agar produktivitasnya tetap
berkelanjutan.
2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya
alam.
3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat
lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan
lingkungannya.
4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk
pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin pertumbuhan sumber daya
alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya.pemotongan
kayu harus disertai dengan penanaman kembali pemotongan kayu harus disertai
dengan penanaman kembali

Gejala Alam dan Dampaknya bagi Kehidupan

Bencana alam geologis, terutama gempa bumi, adalah salah satu gejala alam yang sampai sekarang masih sulit untuk diprediksi kedatangannya. Sehingga fenomena alam itu sifatnya seolah-olah mendadak dan tidak teratur. Dengan sifat seperti itu, ketika usaha-usaha prediksi masih belum menampakkan hasil, maka usaha yang paling baik dalam mengantisipasi bencana alam adalah dengan mitigasi, yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana alam. Bagaimana mengenal dan mengantisipasinya?

tsunami
Bencana alam geologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi, yang meliputi gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Sedangkan yang berkaitan dengan batu-batuan termasuk pula longsor dan berbagai gerakan tanah, serta dalam skala terbatas menyangkut tempat, termasuk pula banjir dan banjir bandang.

Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga resiko bencana alam dapat dikurangi. Untuk menuju ke arah itu, mengenal karakteristik setiap jenis bencana alam geologis dan mengantisipasi akibatnya menjadi suatu keharusan. Berangkat dari pengetahuan ini, mitigasi baik secara fisik (tata ruang dan kode bangunan) maupun non fisik (pendidikan bencana alam) serta manajemen/koordinasi bencana alam, perlu dilakukan secara baik dan terarah.

Bencana gempa bumi yang kemudian diikuti oleh hempasan tsunami dahsyat yang menimbulkan kerusakan masif di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004, menunjukkan bagaimana kita tidak mengenal karakteristik, sifat-sifat dan perilaku bencana alam. Bencana tsunami yang dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo sembilan dan berepisentrum di utara perairan Pulau Simeulue itu, seakan-akan suatu pameran kekuatan alam atas ketidakberdayaan dan ketidaktahuan manusia terhadap gejala alam. Bencana itu juga seolah-olah suatu peringatan ulang tahun pada tanggal dan bulan yang sama tahun 2003 yang meluluhlantakkan kota Bam di Iran, yang menewaskan kira-kira 20 ribu jiwa manusia.

Sebelumnya, rentetan gempa bumi merusak terjadi sepanjang tahun 2004. Di mulai di Padangpanjang, Sumatera Barat bulan Februari, Ojiya di Perfektorat Niigata, Jepang pada bulan Oktober diikuti kejadian di Alor, Nusa Tenggara Timur. Tidak berapa lama kemudian Nabire di Papua diguncang di bulan November untuk kedua kalinya setelah gempa bumi yang terjadi di penghujung tahun 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar