Yang perlu diingat adalah bahwa teori ini hanya dugaan dan tidak terbukti kebenarannya karena teori evolusi telah runtuh. Fosil manusia lama yang ditemukan bisa saja bukan fosil manusia atau manusia yang memiliki bentuk ciri tubuh yang unik, atau bahkan hasil rekayasa.
A. Manusia Kera dari Afrika Selatan
1. Australopithecus Africanus
Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
2. Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis
Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus.
B. Manusia Purba / Homo Erectus
1. Sinanthropus Pekinensis
Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.
2. Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa
Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 - 1941.
3. Manusia Heidelberg
Manusia heidelberg ditemukan di Jerman
4. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.
Manusia Jawa Purba Pernah Mendiami Eropa
Hanover, Jerman - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia, sehingga memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjajah Eropa.Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, mengumumkan Kamis lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada 2002, “usianya paling tidak 700.00 tahun” dan begitu mirip Manusia Jawa “sehingga boleh jadi merupakan kembarannya”. Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, di mana manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah berbudaya.
Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang paling pertama dikenal. Penemunya, Eugene Dubois, memberikan nama ilmiah Pithecanthropus erectus, sebuah nama yang berasal dari akar Yunani dan Latin yang berarti manusia kera berjalan tegak.
Karl-Werner Frangenberg, seorang pemburu fosil, menemukan bagian atas tengkorak pada 2002 di sebuah lubang batu di Leinetal dekat Hanover. Istrinya, yang memiliki hobi sama, menemukan bagian pelipis dua tahun kemudian.
Sama dengan fosil Trinil
Tulang belulang itu, yang kini diyakini merupakan kerangka manusia tertua yang pernah ditemukan di Jerman, saat ini dipamerkan di Museum Hanover. Kerangka tertua Jerman sebelumnya adalah spesies lain, yakni Homo heidelbergensis, yang ditemukan pada 1907 dan berusia sekitar 600.000 tahun. Czarnetzki mengakui kesulitan mengukur usia fosil secara tepat, namun dirinya merasa yakin dengan kesamaan pada penemuan fosil manusia purba di Jawa pada 1891.
il Manusia Purba Bertubuh Kerdil Ditemukan di Palau
Stephen Alvarez
Ukuran tulang manusia purba di Palau (tengah) dibandingkan dengan ukuran tulnag wanita sekarang (kiri) dan Homo floresiensis (kanan).
Selasa, 11 Maret 2008 | 22:16 WIB
JAKARTA, SELASA - Populasi manusia purba bertubuh kerdil tidak hanya ditemukan di Flores, namun juga di Palau, Micronesia, di antara gugusan pulau-pulau di Samudera Pasifik. Penemuan ini semakin menguatkan pendapat bahwa pengerdilan terjadi karena manusia tinggal terisolasi di pulau yang daerah jelajahnya sempit.Fosil tersebut ditemukan Lee Berger, seorang paleoantropolog dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan saat melakukan kunjungan ke Palau tahun 2006. Ia sedang mengelilingi pulau berbatu yang berada pada jarak 600 kilometer timur Filipina itu dengan kayak saat menemukan tulang-belulang di dua buah gua. Ia baru melakukan penggalian intensif setelah mendapat dukungan National Geographic Society.
“Setidaknya sepuluh gua telah ditemukan di pulau berbatu tersebut dan penggalian pada salah satu gua menghasilkan fosil sekitar 25 individu,” ujar Lee. Salah satu kerangka lengkap yang ditemukan memperlihatkan sosok manusia setinggi 94 hingga 120 centimeter. Beratnya diperkirakan hanya 32 hingga 41 kilogram. Dari segi ukuran, manusia kerdil tersebut mirip manusia kerdil Flores yang kontroversial sebagai Homo floresiensis.
Namun, volume otaknya sekitar dua kali lipat otak manusia Flores. Dari hasil pengukuran strktur tulangnya, mereka juga lebih mirip Homo sapiens atau manusia modern meski dengan ukuran tulangnya terlampau kecil dan cenderung primitif. Mereka diperkirakan tinggal di sana antara 900 hingga 2.800 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar