Selasa, 02 November 2010

ISTANA MAIMUN – SUMATERA UTARA

Image Hosted by ImageShack.us
Image Hosted by ImageShack.usBerlokasi di Jl. Brigjen Katamso Medan (10 km dari bandara), Istana Maimun merupakan peninggalan Sultan Kerajaan Deli bernama Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. pusat kerajaan deli ini didominasi dengan warna kuning (warna khas orang melayu) dan selesai dibangun tahun 1888 dengan arsitek berkebangsaan Italia. kalau diperhatikan, bangunan ini memiliki perpaduan antara budaya Islam dan Eropa, dengan beberapa material (seperti ubin dan marmer) yang memang langung diimpor dari Eropa. Bagunan terdiri dari 2 lantai dengan 3 bagian yaitu bangunan induk, sayap kiri dan sayap kanan. pengaruh budaya eropa agaknya cukup kental tertata di istana ini, dari mulai lampu, kursi, meja, lemari, jendela sampai pintu dorong. sedangkan pengaruh Islam dapat dilihat dari bentuk lengkungan (arcade) di bagian atap yang menyerupai perahu terbalik (lengkungan persia) yang biasanya dijumpai pada bangunan2 di kawasan timur tengah.


salah satu ruang yang ada di dalam bangunan adalah balaiurung. tempat ini biasa digunakan untuk upacara penobatan Sultan Deli dan tempat keluarga sultan sungkem2an di hari raya Islam. selanjutnya terdapat 40 kamar yang terdiri dari 20 kamar di lantai atas (tempat singasana sultan) dan lainnya di bagian bawah. ternyata dilantai bawah ada penjaranya jg lho.

Di komplek istana, kita bisa liat sebuah meriam yang agaknya dikeramatkan. meriam ini punya cerita. konon legendanya di jaman kesultanan Deli lama tinggallah seorang putri cantik bernama Putri Hijau. kecantikannya sempat membuat Sultan Aceh jatuh cinta dan hendak melamar tuk dijadikan permaisuri. namun lamaran tersebut ditolak kedua saudara laki2 sang putri. Sultan Aceh marah, dan timbullah perang antara kesultanan aceh dan deli. dengan kesaktiannya, seorang saudara sang putri menjelma menjadi ular tangga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak pernah berhenti menembak tentara aceh (meriam ini yang skr ada di Istana Maimun). kesultanan deli lama mengalami kekalahan dan putra mahkota yang menjelma menjadi meriam meledak sebagian karena kecewa. ledakan itu konon melontarkan bagian belakang meriam sampai ke Labuhan Deli dan bagian depan ke dataran tinggi Karo. Sang putri kemudian ditawan, dimasukkan ke peti kaca dan dibawa ke aceh. sampai di Ujung Jamboe Aye membuat permintaan terakhir dengan upacara penyerahan beras dan telur sebelum peti diturunkan dari kapal. saat upacara dimulai, angin ribut berhembus, disertai gelombang laut yang sangat tinggi. dari dalam laut muncul saudara sang putri yang menjelma menjadi ular naga dan dengan rahangnya ia mengambil peti adiknya dan dibawa masuk ke laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar