Kamis, 04 November 2010

Sejak 1600, Gunung Sinabung Tak Pernah Meletus

Aktivitas Gunung Sinabung yang terus meningkat hingga meletus Minggu (29/8/2010) dini hari cukup mengejutkan. Sebab, gunung tersebut jarang sekali meletus dan selama ini dikelompokkan dalam gunung api yang tidak mendapat pemantauan khusus.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status aktivitas Gunung Api Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, ke level awas atau level IV menyusul letusan dan lava pijar dari gunung api itu. Selain itu, PVMBG juga menaikkan tipe Gunung Sinabung dari tipe B ke tipe A.
“Status Gunung Api Sinabang dinaikkan sejak Minggu (29/8/2010) pukul 00.10 WIB. Gunung api itu diubah tipenya dari B menjadi tipe A,” kata Dr Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, di Bandung, Minggu (29/8/2010). Selain itu, PVMBG juga merekomendasikan dilakukan pengungsian masyarakat yang bermukim dan beraktivitas para radius 6 km dari kawah aktif.
Menurut Surono, aktivitas letusan dan sifat Gunung Sinabung tidak pernah tercatat sehingga tidak diketahui aktivitas letusannya. Karena letusannya tidak pernah tercatat sejak tahun 1600, Gunung Sinabung dikelompokkan ke dalam tipe B dan tidak dilakukan pemantauan secara menerus.
Aktivitas gunung api itu sudah terpantau dalam beberapa hari terakhir. Hasil pemantauan 28 Agustus 2010 muncul asap putih manifestasi solfatara dan fumarola dalam kawah aktif.
Kemudian pada Minggu pukul 00.08 WIB, menurut Surono, muncul gemuruh yang diikuti dengan tampaknya asap letusan dengan ketinggian 1.500 meter dari bibir kawah. Dengan aktivitas itu statusnya langsung dinaikkan ke awas atau level IV.
“Tim Tanggap Darurat PVMBG sudah berada di lokasi kejadian berikut sejumlah peralatan pengamatan dan pemantauan. Tim ditempatkan di Desa Bakerah Cimacem, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo,” kata Surono.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Hendrasto menyebutkan, pemasangan peralatan akan dilakukan untuk memantau gunung api itu. “Selama ini gunung api itu tipe B, tidak dipantau menerus karena tidak ada kegiatan letusan sejak tahun 1600. Namun dengan peningkatan aktivitas Sinabung, PVMBG akan menempatkan posko pengamatan di sana,” kata Hendrasto.
Ia menyebutkan, selama ini gunung api tipe B atau gunung api tidak aktif sebanyak 30 gunung api. Sedangkan gunung api aktif tipe A yang mendapat pengamatan menerus sebanyak 68 gunung api. “Dengan aktivitas Gunung Sinabung, maka jumlah gunung tipe A bertambah satu menjadi 69 gunung api,” katanya.
“Hujan di gunung itu selama masih intensif, maka masyarakat yang bermukim di bantasan sungai yang berhulu di puncak gunung itu agar mewaspadai bahaya sekunder berupa banjir lahar,” katanya.

Status Darurat Gunung Sinabung Diperpanjang


Situasi Gunung Sinabung masih belum stabil. Kemungkinan, pemerintah akan memperpanjang masa tanggap darurat.
“Kemungkinan diperpanjang karena berakhir 9 September (masa tanggap darurat). Tapi melihat situasi sekarang dan besok sudah tanggal 8 kemungkinan akan diperpanjang,” ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (7/9/2010).
Agung belum mengetahui sampai kapan masa tanggap darurat diberlakukan, karena masih menunggu keputusan Badan Vulkanologi terkait status Gunung Sinabung.
Agung mengimbau, kepada seluruh pengungsi untuk tetap bertahan di kamp pengungsian sampai Gunung Sinabung dinyatakan aman.
“Masalahnya bagaimana menghilangkan kebosanan kejenuhan supaya tidak ada masalah kejiwaan dan masalah kesehatan. Jadi kalau terhadap kondisi di sana infrastruktur tidak ada masalah dan tidak ada yang rusak,” paparnya.
Politisi Partai Golkar itu menjamin kebutuhan makanan untuk pengungsi masih cukup dengan dukungan pemda setempat didukung pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. “Jumlah pengungsi sampai 30 ribu lebih tetap bisa dicover,” pungkasnya.

Warga Kaki Gunung Sinabung Gelar Persembahan


Sejumlah tokoh masyarakat di kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menggelar ritual persembahan pada leluhur. Ritual digelar di Desa Sukanalu, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Ritual diikuti puluhan orang yang mewakili desa-desa di kaki Gunung Sinabung, Kamis 2 September 2010. Dalam ritual itu mereka membawa daun sirih dan rokok yang diletakkan di bawah pohon di pinggir desa.
Dua orang warga yang merupakan tokoh masyarakat sempat tak sadarkan diri karena kerasukan. Mereka menyebut diri sebagai arwah yang bermukim di Sinabung saat kerasukan.
Kepala Desa Sukanalu, Paten Sitepu, mengatakan selama ini mereka tidak pernah menggelar ritual semacam itu. Tetapi peristiwa meletusnya Gunung Sinabung membuat tokoh masyarakat berinisiatif menggelar ritual itu.
Ritual ini untuk menghormati leluhur yang selama ini tidak mereka hormati dan berharap Gunung Sinabung tidak meletus lagi. Sampai saat ini status Gunung Sinabung masih tetap AWAS. Sekitar 27 ribu warga yang mengungsi masih belum kembali ke kampung mereka. Meski demikian, warga tetap bekerja di ladang dan kemudian pulang ke pengungsian.


Akhirnya Gunung Sinabung Meletus

Akhirnya Gunung Sinabung MeletusSetelah dua hari menunjukkan aktivitasnya dengan menyemburkan kabut asap dan larva, akhirnya pada Minggu (29/8/2010) sekitar pukul 00.15 WIB, Gunung Sinabung meletus.
Beberapa warga yang berada di kaki Gunung Sinabung sudah berdatangan ke kota Berastagi dan Kabanjahe. Suasana di kota itu hingga malam ini masih sangat mencekam. Beberapa warga terlihat berdatangan dengan kendaraan bak terbuka dan perlengkapan seadanya. Sebagian barang-barang rumah tangga juga telah diangkut oleh warga dari kediamannya.
Warga semakin panik karena baru siang tadi mereka kembali ke kampungnya masing-masing, setelah mendapat informasi dari petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa gunung tersebut masih dalam kondisi aman. Berdasarkan informasi tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Karo mengimbau warga yang mengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing.
Namun sebagian besar pengungsi tersebut tidak mengindahkan imbauan pemkab dan bertahan di lokasi evakuasi, hanya sebagian warga yang kembali ke kediaman mereka. Dan, faktanya, Gunung Sinabung akhirnya meletus, Minggu (29/8/2010) dini hari.
Kepala Desa Sukanalu, Kecamatan Naman, Paten Sitepu, mengatakan, api mulai keluar dari permukaan gunung Sinabung sekitar pukul 00.15 WIB. “Masyarakat sekitar Gunung Sinabung tidak menduga gunung akan meletus karena mendapat informasi dari petugas BMKG bahwa gunung tersebut masih dalam kondisi aman, namun tiba-tiba meledak,” ujar Paten.
Sebelumnya, Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu mulai menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan asap hitam pada hari Sabtu (28/08) pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar