Prasasti mempunyai kedudukan yang penting karena merupakan salah satu sumber sejarah kontemporer. Apabila diteliti dengan seksama keterangan didalam bagian prasasti maka dapat memuat :
- Pembukaan : sarana berupa Selamat atau Hormat untuk Dewa
- Untuk Penanggalan : Perkiraan angka thun pembuatan
- Nama raja yang memerintah
- Isi Maklumat : dikaitkan dengan suatu peristiwa
- Penutup
Penggunaan prasasti sebagai sumber sejarah mempunyai interprestasi bagi penulis yang dapat memberikan gambaran yang amat menarik mengenai hal – hal yang dapat disimpulkan pada adanya struktur kerajaan, sistem birokrasi, sistem kemasyarakatan, perekonomian, agama dan kepercayaan serta adat istiadat didalam masyarakat tersebut.
Prasasti jambu adalah sebuah prasasti yang berlokasi di Kampung Pasir Gintung Desa Parakan Muncang Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Penempatan prasasti berada pada sebuah perbukitan yang bernama Bukit Koleangkak. Dikelilingi oleh suatu perkebunan karet milik pemerintah dan area pepohonan milik masyarakat, oleh sebab itulah prasasti ini disebut “ Prasasti Jambu .“ sungai bernama Cikatungka menambah kesejukan tempat prasasti yang berukuran 20 X 120 m. Keberadaan Prasasti Jambu tidak terlepas dari prasasti lainnya yang ada di Jakarta,Bogor dan Banten yang mengaitkan adanya untaian sebuah kerajaan bernama Tarumanagara dengan raja bernama Purnawarman . Seperti disebutkan dalam Prasasti Tugu, Prasasti Ciaruteun,Kebon Kopi,Pasir Muara,Jambu, Cidangiang,Pasir Awi dan beberapa prasasti lainnya di Cibuaya Karawang serta prasasti kota kapur. Dari beberapa prasasti tersebut menyatakan bahwa Purnawarman memang tokoh yang benar – benar pernah ada dari sebuah kerajaan pada jamannya. Pada Prasasti jambu terdapat beberapa persamaan dengan prasasti lain yang ada di Kabupten Bogor diantaranya :
- Prasasti jambu merupakan sebuah tugu peringatan yang mengandung makna adanya kerajaan nama rajanya :
- ditulis dan diukir pada sebuah batu besar yang datar
- berbahasa sansakerta beraksara pallawa
Ciri – ciri dan tulisannya diawali dengan ukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua bait :
shirman data kertajnyo narapatir – asamo yah pura tarumayam nama shri purnawarman pracuraripucara fedyavikyatavarmrno tasyedam-padavimbadvayam arna garotsadane nitya- dakshambhaktanamyandripanan-bhavati sukhakakaramshalyabhutam ripunam Terjemahannya ( menurut Vogel ) : yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang pernah memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh – musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan ( kepada mereka yang setia kepadanya ), tetapi merupakan duri bagi musuh – musuhnya. Kerajaan Taruma didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman dalam tahun 358 M. Ia wafat tahun 382 dan dipusarakan di tepi kali Gomati ( Bekasi ). Ia digantikan oleh putranya Dharmayawarman ( 382 – 395 ) yang setelah wafat dipusarakan di tepi kali Candrabaga. Purnawarman adalah Raja Tarumanegara yang ke tiga ( 395 – 493 M ). Ia membangun ibukota kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya Sundapura. Sebagai objek wisata budaya yang menarik Prasasti Jambu selalu mendapat kunjungan rata – rata 40 – 70 orang setiap bulannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar