Rabu, 02 Juni 2010

ajal sudah datang...

Salah satu tanda akhir zaman yang akhir-akhir ini cukup menarik perhatian adalah kehadiran seorang bernama SAI BABA, dia lahir dan tinggal di Desa Nilayam Puthaparti, wilayah timur Khurasan, iaitu India Selatan.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W., bahawasanya Dajjal akan keluar daribumi ini dari kawasan bahagian timur yang bernama Khurasan (Jamiu At-Tirmidzi).Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. telah bersabda yang bermaksud:“Hari Kiamat tidak akan datang hingga 30 Dajal (pendusta) muncul, mereka semua berdusta tentang Allah dan Rasul-Nya.”Adalah tidak mustahil bahawa Sai Baba ini adalah salah satu dari 30 dajal-dajal kecil yang akan membuka jalan bagi munculnya Al-Maseh Al-Dajjal. (Dajjal nantinya akan berperang dengan Imam Mahdi dan di bunuh oleh Nabi Isa A.S.)Wallahu A’lam..

Tentang “Sai Baba"
Sai Baba dikatakan memiliki kemampuan menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang lumpuh dan buta, bahkan mampu menurunkan hujan dan mengeluarkan tepung dari tangannya. Ia juga mampu berjalan melintasi belahan bumi dalam sekejap, menciptakan patung emas, merubah besi menjadi emas, dan banyak lagi berbagai fitnah yang ditunjukkan oleh Sai Baba kepada ribuan orang, bahkan jutaan yang datang dari berbagai suku bangsa dan agama. Saat ini Sai Baba dikatakan sudah pun memiliki puluhan juta pengikut.Maka sudah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui masalah ini, agar dirinya tidak turut sama menjadi korban berikut dari fitnah Sai Baba ini.

Tentang “DAJJAL”
“Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah dan berambut keriting…”(Hadith riwayat Al-Bukhari dan Muslim)Sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud:“Diawal kemunculannya, Dajjal berkata, Aku adalah nabi, padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata, Aku adalah Rabb kalian, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati..”(Hadith riwayat Ibnu Majah)


Persamaan antara DAJJAL dan SAI BABA:

1. Dajjal seorang laki yang berpostur pendek, gempal, berambut kerinting, berkaki bengkok (agak pengkor).
Persamaan: Sai Baba seorang yang berpostur pendek dan berambut kerinting.

2. Dajjal memiliki mata yang buta.
Persamaan: Sai Baba pernah mengalami kebutaan semasa muda kemudian sembuh kembali.

3. Dajjal datang dan bersamanya ada gunung roti dan sungai air.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) dari udara melalui tangannya.

4. Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan kecepatannya seperti hujan badai atau secepat awan yang ditiup angin kencang.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam hitungan kerlipan mata.

5. Dajjal mempunyai pengikut yang sangat banyak, bahkan di akhir zaman nanti banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal.
Persamaan: Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia dari berbagai macam suku, bangsa, negara dan agama. [ramai org2 yg miskin mcm kat india terikut dgn sai baba...izzatul, my friend study medic kat india, penah tanya sorang ni, "cincin apa tu? (ada gambar sai baba kat cincin tu)", indian tu jawab, "ni la tuhan kami"....nauzubillah!]
tengok la gambaq2 nih! berapa banyak pengikut dia???

6. Dajjal akan muncul dengan mengaku sebagai orang bijak/baik, sehingga ramai sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya.
Persamaan: Sai Baba mengaku sebagai orang yang bijak yang membawa misi perdamaian,cinta kasih menghapuskan segala persengketaan dengan bijaksana.

7. Dajjal akan muncul dan sebagai nabi.
Persamaan: Sai Baba meletakkan dirinya sebagai nabi kepada pengikut2nya.

8. Dajjal akan menggunakan nama Al-Masih.
Persamaan: Sai Baba mengaku akan menjelma sebagai Isa Al-Masih setelah tahun 2020.
9. Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan.
Persamaan: Sai Baba mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan penguasa alam semesta.

10. Dajjal akan mendakwahkan agama Allah.
Persamaan: Dalam banyak majlis darshanya, Sai Baba banyak berbicara tentang Islam, Al-Qur’an dan keharusan untuk memahaminya.
11. Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati juga menyembuhkan penyakit kanser. [izzatul kata kat india, dah ada hospital kanser sai baba!]

12. Dajjal dapat menurunkan hujan.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk irigasi (di NTT sedang di bangun projek Sai Baba untuk pengairan di daerah yang kering).

13. Dajjal berupaya mengeluarkan perbendaharaan (perhiasan dan harta) dari bangunan yang roboh, lalu perbendaharaan itu akan mengikuti ratunya.
Persamaan: Sai Baba mampu menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam tempoh yang singkat.

14. Dajjal akan membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali.
Persamaan: Sai Baba mampu menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia.

15. Dajjal berupaya berpindah raga dan tempat dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Persamaan: Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad lainnya yang merupakan bentuk reinkarnasi (reincarnation) dirinya.

16. Dajjal berupaya membesarkan tubuhnya
Persamaan: Sai Baba memliki kemampuan berjalan di udara dan membuat kemukjizatan pada sebuah pesawat terbang.

17. Dajjal biasa keluar masuk pasar dan makanan.
Persamaan: Sai Baba juga manusia biasa yang makan dan minum sebagaimana manusia lainnya, ia juga berupaya berjalan ke pasar, rumah sakit, projek irigasi dan tempat lain yang biasa dikunjungi manusia.

18. Dajjal bisa memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuh2an dan air.
Persamaan: Sai baba mampu mengeluarkan air dengan hentakan kakinya.

19. Dajjal tidak memiliki anak.
Persamaan: Sai Baba mandul, ia tidak beranak dan tidak berkeluarga (tidak menikah).

20. Dajjal memimpin orang yahudi.
Persamaan: Sai Baba memiliki misi menyebarkan teologi zionis.
21. Dajjal muncul di zaman pertikaian.
Persamaan: Sai Baba mengakui bahwa dia datang dari masa banyak pertikaian dan persengketaan, serta kedatangannya untuk menegakkan kebenaran dan membinasakan kejahatan.

Wahai kaum muslimin, apa lagi yang kita tunggu, marilah segera kita kembali kepada Allah dan rasulnya.Jika salah seorang diantara kalian telah menyelesaikan bacaan Tasyahhud akhirnya, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat hal;

Hendaklah ia berkata :“Ya Allah, aku memohon perlindungan pada Mu dari siksa Neraka Jahannam, azab kubur, fitnah (dugaan) hidup dan mati serta dari keburukan fitnah Dajjal.”

"Kita diwajibkan untuk sekurang-kurangnya setiap seminggu sekali membasahi telinga kita dengan tazkirah untuk sentiasa align diri kita ke jalan yang lurus. Sesungguhnya kita semua hanya bersinggah(transit) di dunia sebelum menuju destinasi akhirat

Isi Buku tentang Dajjal yang ditulis oleh ulama ahli hadits

Takhrij Beberapa Petikan Hadits

Penulis Buku: Syaikh Nashiruddin Al-albani
        Hadits shahih biasanya terdapat dalam bentuk terpisah dalam beberapa hadits, dan hanya sebagian kecil saja yang tidak seperti itu.  Berikut ini akan kami ketengahkan penjelasan mengenai hal itu. Untuk memudahkan dalam menjelaskannya kepada segenap pembaca dan proses pentakhrijannya bagi saya, maka saya menjadikannya beberapa paragraf dengan nomor-nomor yang saling berkaitan seperti berikut ini:
-        Petikan hadits ini ada pada beberapa hadits:
Pertama, Dari Hisyam ibnu Amir secara marfu dengan lafazh:
"Tidak ada penciptaan yang lebih besar sejak penciptaan Adam hingga datangnya hari kiamat selain dari Dajjal." (Dalam suatu riwayat: "Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal)."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/207), Imam Al Hakim (4/528), Imam Ahmad (4/20 dan 21), dan salah satu riwayatnya yang lain dari dua riwayatnya adalah riwayat Al Hakim dengan penambahan: "Di sisi Allah", dan dikatakan, "Shahih berdasarkan syarat Bukhari dan keduanya tidak mentakhrijnya. "
Demikian pula dikatakan, "Semoga yang ia maksud adalah lafazh yang menunjukkan hal itu. Jika tidak, maka Imam Muslim telah mentakhrijnya sebagaimana yang saya telah sebutkan. Dan telah ditakhrij juga oleh Imam Ad-Dani (172/2-177/1) dengan penambahan: `Ia sungguh telah memakan makanan dan berjalan di pasar'"
Kedua, dari Abdullah ibnu Mughaffal, ia mengatakan bahwasannya Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Allah tidak pernah menurunkan ke bumi sejak penciptaan Adam hingga terjadinya hari kiamat, sebuah fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Saya telah mengatakan suatu perkataan yang belum pernah seorang pun mengatakannya sebelumku. Dia itu adalah dari golongan manusia dengan rambut keriting, mata kirinya buta, di atas mata kanannya ada alis yang tebal, dan ia mampu menyembuhkan kebutaan dan penyakit belang-belang, dan ia akan berkata, `Saya adalah tuhanmu.' Maka barangsiapa yang mengatakan, `Saya adalah tuhanmu,' maka tidak akan terjadi fitnah pada dirinya. Dan barangsiapa yang mengatakan, `Kamu adalah tuhanku,' maka dia akan tertimpa fitnah. Dia akan bersama kalian sesuai kehendak Allah. Kemudian Allah mengutus Isa ibnu Maryam untuk membenarkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, selaku pemimpin yang member petunjuk dan penengah yang adil, lalu ia akan membunuh Dajjal."
Imam Al Hasan berkata, "Kami melihat hal itu ketika terjadi hari kiamat nanti."
Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dalam kitab "Al Kabir" dan kitab "Al Ausath". Dan rijal-nya adalah terpercaya. Pada sebagian ulama terjadi sedikit perbedaan pendapat, sebagaimana dijelaskan dalam kitab "Majma' Az-Zawaid" (7/336).
Untuk redaksi kalimat yang menerangkan tentang mata Dajjal terdapat riwayat yang mendukungnya, adapun lafazh hadits tersebut adalah:
"Sesungguhnya dajjal mata kirinya juling, di atasnya terdapat alis yang tebal, dan tertulis di antara kedua matanya: kafir."
Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/115 dan 201) dengan sanad yang shahih.
Ketiga, Dari Huzaifah, ia berkata bahwa Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah SAW, maka beliau bersabda,
"Sesungguhnya saya tidak pernah sekhawatir akan fitnah yang terjadi pada kalian selain fitnah Dajjal. Tidak ada seorang pun yang dapat selamat dari fitnah ini sehingga ia pun tidak akan selamat darinya. Suatu fitnah tidak diciptakan di muka bumi ini –baik besar maupun kecil- kecuali untuk menambah fintah Dajjal."
Hadits ini telah fitakhrij oleh Imam Ahmad (5/389) dan Ibnu Hibban (1897).10)
Saya mengatakan bahwa sanadnya shahih dan rijalnya terpercaya, rijalnya merupakan rijal Syaikhain. Imam Al Haitsami berkata (7/335), "Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al Bazzar, rijalnya rijal shahih."
Keempat, Dari Jabir ibnu Abdullah. Haditsnya akan dijelaskan pada halaman berikutnya, insya Allah.
1.      Petikan hadits ini didukung oleh beberapa hadits:
Pertama, Dari Abdullah ibnu Umar radhiyallahu `anhu, ia berkata, "Rasulullah SAW berdiri di tengah-tengah orang sambil memuji-muji Allah dan menyebutkan Dajjal, beliau berkata,
"Sesungguhnya saya memperingatkan kalian tentang Dajjal itu. Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya. (Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya akan perihal itu). Akan tetapi, saya akan mengatakan suatu ungkapan yang belum ada seorang nabi pun mengatakannya kepada kaumnya sebelumku, yaitu "Ketahuilah Dajjal itu juling, sedangkan Allah SWT tidak juling." "
Hadits ini telah ditakhrij oleh Abdurrazzaq dalam kitab "Al Mushannaf" (11/390/20820) , Imam Ahmad (2/149), Imam Bukhari (13/80-81), lafazhnya berasal dari dia, Imam Muslim (8/193) dan dua tambahan darinya, demikian pula Imam At-Tirmidzi (2236), Imam Abu Daud (4757), Ibnu Mandah dalam kitab "Al Iman" (96/2) dari jalur Salim ibnu Abdullah, dan Imam Al Khatib dalam kitab "At-Tarikh" (7/183-184).
Dalam suatu riwayat menurut Imam Ahmad (2/135), Ibnu Mandah (97/1) dari jalur Muhammad ibnu Zaid Abi Umar ibnu Muhammad mengatakan bahwa Abdullah pernah berkata dengan perkataan yang serupa dengan lafazh:
"Allah tidak pernah mengutus seorang nabi kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal itu. Nabi Nuh AS telah memperingatkan umatnya tentang hal itu, demikian juga dengan nabi-nabi yang datang setelahnya. Ketahuilah, bahwa tidak ada yang tersembunyi pada kalian tentang keadaan Dajjal karena Tuhanmu tidak juling. Ketahuilah, bahwa tidak ada yang tersembunyi pada kalian tentang keadaannya karena Tuhanmu tidak juling."
Saya berkata, "Sanadnya shahih berdasarkan syarat Syaikhain." Diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban (1896), Ibnu Mandah dalam kitab "At-Tauhid" (82/2) dari jalur ketiga lafazhnya seperti itu, dengan penambahan,
"Tertulis di antara kedua matanya: kafir, yang dapat dibaca oleh mukmin yang mampu menulis maupun yang tidak mampu menulis." Sanadnya shahih.
Telah diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari (3440), Imam Muslim (1/107) dari jalur Nafi' yang bersumber dari Ibnu Umar dalam hadits yang panjang. Di dalamnya dikatakan,
"Sesungguhnya Dajjal juling mata kanannya, seakan-akan matanya itu bagaikan buah anggur." Hadits ini juga ditakhrij dalam kitab "Ash-Shahihah" (1857)
Kedua, Dari Anas ibnu Malik radhiyallahu `anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang si juling yang pendusta, dan ketahuilah bahwa Dajjal itu juling, sedangkan Tuhanmu tidak juling. Tertulis di antara kedua matanya `kafir' (mampu dibaca oleh setiap muslim)."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Bukhari (13/85), Imam Muslim (8/195), Abu Daud (92/213), At-Tirmidzi (2246) dan menshahihkannya, Imam Ahmad (3/103 dan 173, 276 dan 290), Imam Hambal (51/2), ibnu Khuzaimah dalam kitab "At-Tauhid" (hal 32), Ibnu Mandah (97/1) dan tambahan oleh Imam Muslim dan Ahmad dan yang lainnya.
Hadits dalam bab tersebut bersumber dari Abu Said Al Khudri dalam kitab "Al Majma" (7/336-337), Asma' binti Yazid Al Anshariyah. Penjelasannya akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya, insya Allah, dan juga hadits itu bersumber dari Aisyah dan dari Ummu Salamah, dan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
 
2.      Petikan hadits di bawah ini akan dijelaskan secara terpisah dalam dua hadits atau lebih:
Pertama, Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Sesungguhnya aku adalah penutup para nabi dan sesungguhnya masjidku adalah penutup segenap mesjid."
Hadits ini telah di takhrij oleh Imam Muslim (4/135).
Adapun hadits-hadits yang mendukungnya banyak sekali, seperti hadits yang masyur tentang keutamaan Ali,
"Kamu (Ali) bagiku sama posisinya antara Harun dengan Musa. Hanya saja sudah tidak ada nabi setelahku."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad dan Syaikhain dan selainnya dari beberapa jalur.
 
Kedua, Dari Ibnu Abbas dikatakan bahwa Nabi SAW bersabda,
"Kita merupakan penutup segenap umat, dan kita merupakan orang yang paling pertama dihisab." Dikatakan, "Dimana umat yang ummi (buta huruf)? Kita adalah yang terakhir, namun pertama."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Majah (2/575).
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini shahih, sebagaimana Imam Al Bushairi berkata dalam kitab "Zawaid" (265/1).
Ketiga, dari Muawiyah ibnu Haidah, ia mengatakan bahwa saya telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya kalian didahului oleh tujuh puluh umat, kalian adalah penutupnya, dan yang paling mulia di sisi Allah azza wa jalla."
      Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ad-Darimi (2/313) dan imam Ahmad (5/3 dan 5).
            Saya berpendapat bahwa hadits tersebut sanadnya hasan, dan hadits tersebut tertera dalam kitab "Al-Misykat" (2694) dengan yang semacamnya.
 
3.      Saya tidak menemukan pada petikan hadits tersebut suatu hadits yang mendukung (syahid) dari segi lafazhnya. Yang paling mendekati hadits tersebut adalah hadits Abu Hurairah, ia pernah mengatakan bahwa dirinya telah mendengarkan Abu Al Qasim Ash-Shadiq wal Mashduq berkata,
"Dajjal yang juling muncul sebagai kesesatan di arah timur di zaman terpecahnya umat manusia. Kemudian atas kehendak Allah, ia tinggal di bumi selama empat puluh hari. Hanya Allah yang paling mengetahui ukurannya. Kaum mukminin menemukannya dalam keadaan yang sangat besar. Kemudian Isa ibnu Maryam turun dari langit untuk memimpin umat manusia.11) Jika ia mengangkat kepalanya dari rukuknya, ia berkata, `Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya. Allah membunuh Dajjal dan nampaklah kaum muslilmin.'"
 
Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya hal itu benar, dan hal itu sudah dekat. Dan semua yang akan datang adalah sudah dekat." Imam Al Haitsami berkata (7/349), "Hadits ini telah diriwayatkan oleh Al Bazzar, rijalnya rijal shahih selain Ali ibnu Mundzir. Dan dia itu terpercaya (tsiqah).
Imam Al Hafizh berkata (13/85), "Sanadnya Jayyid."12)
 
Hadits-hadits yang secara jelas menerangkan tentang kemunculan Dajjal banyak sekali. Sebagaimana akan dijelaskan pada halaman berikutnya insya Allah. Akan tetapi, tidak ada lafazh yang menguatkannya, seperti lafazh "Tidak boleh tidak (laa mahalah); atau sesungguhnya itu benar (innahu lahaq). Hadits-hadits tentang Dajjal seluruhnya menguatkan akan kebenaran kemunculan Dajjal itu sendiri. Kita ketahui bahwasannya hadits Nabi SAW seluruhnya adalah benar dan terpercaya. Baik itu hadits yang disertai dengan salah satu shigat penguat ataupun hadits yang sama sekali tidak menyertakan shigat penguat, firman Allah, "(Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (Qs. An-Najm (53): 3 dan 4)
Telah diriwayatkan juga oleh Imam Ad-Dani dalam kitab "Al Fitan" (141/1) dari Imam Al Hasan secara mursal tentang Isa AS: (Sesungguhnya Isa `alaihissalam akan turun, dan tidak boleh tidak. Jika kalian melihatnya, maka kenalilah…)
Hadits tersebut telah ditakhrij oleh Imam Ibnu Hibban juga (1904) dari Shalih ibnu Umar bahwa Ashim ibnu Kulaib telah memberitakan pada kami yang bersumber dari bapaknya, ia berkata, "Saya telah mendengarkan Abu Hurairah mengatakan sesuatu, lalu ia menyebutkannya tanpa menyertakan perkataan, `Saya bersumpah bahwa Rasulullah SAW…..'" Sanadnya shahih.
Kumpulan tentang hadits tersebut telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/194), Ibnu Hibban (6755), dan Imam Ahmad (6/284).
4.      Petikan hadits ini memiliki banyak syawahid. Saya menyebutkan beberapa hadits yang singkat, di antaranya, yaitu:
 
Pertama, Dari Nuwas ibnu Sam'an, ia berkata, "Rasulullah SAW menyebutkan Dajjal ketika ia berada di atas untanya. Ia kelihatan meninggi dan menurun hingga kami mengiranya ia berada pada pohon kurma." Beliau bersabda,
"Sesungguhnya Dajjal paling saya khawatirkan pada kalian. Jika dia muncul dan saya ada bersama kalian, maka saya akan menjadi pelindung kalian. Dan jika dia muncul setelah saya tiada, maka setiap orang akan menjadi pelindung bagi dirinya sendiri. Dan Allah menjadi pelindung bagi setiap kaum muslimin. `Dajjal itu pemuda dengan rambut keriting dan matanya bulat. Saya mengumpamakannya dengan Abdul Uzza ibnu Qathan. Barangsiapa yang mendapatinya, maka hendaklah ia membaca permulaan surat al-Kahfi. (Karena dia akan menjadi benteng kamu dari fitnahnya). Dia akan muncul pada sebuah tempat antara Syam dan Irak. Dia akan merusak kiri-kanan. Wahai hamba Allah, teguhkanlah! Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa lama dia akan menetap di bumi?' "Beliau menjawab, `Empat puluh hari. Sehari bagaikan setahun, sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan satu jumat (satu minggu), dan seluruh harinya seperti hari-hari kalian."
Kami bertanya, `Wahai Rasulullah, Hari yang bagaikan setahun itu, apakah cukup bagi kami melaksanakan shalat seperti halnya shalat yang kami lakukan sehari?' Beliau menjawab, `Tidak, lakukanlah semampumu.' Kami bertanya, `Wahai Rasulullah, seberapa jauh ukuran kecepatannya (Dajjal) di bumi?' Beliau menjawab, `Bagaikan hujan yang diterbangkan oleh angin.' Lalu dia mendatangi suatu kaum dan menyerunya dan mereka percaya padaya dan mematuhinya. Lalu memerintahkan langit, maka turunlah hujan. Dan bumi, maka tumbuhlah tumbuhan. Lalu tumbuhlah tumbuhan mereka yang lebih tinggi dari sebelumnya dan binatang ternak yang lebih gemuk dari yang sebelumnya. Kemudian meratakannya. Kemudian dia mendatangi suatu kaum dan menyeru mereka dan mereka menolak ajakanya, dan berpaling darinya. Maka mereka menjadi miskin dan tidak ada sesuatu hartapun di tangannya. Lalu dia melewati suatu bangunan yang telah roboh dan mengatakan padanya, `Keluarkanlah isi kekayaan yang ada padamu!' Maka keluarlah isi kekayaan yang ada padanya bagaikan pelepah kurma. Kemudian ia memanggil seorang pemuda dan memukulnya dengan sebuah pedang serta memotongnya menjadi dua potong yang sama besarnya. Kemudian ia memanggilnya dan datang dengan wajah yang berseri-seri sambil tertawa. Ketika keadaannya seperti itu, maka Allah mengutus Al Masih Isa ibnu Maryam. Ia turun di menara putih di timur Dasmaskus antara dua tempat. Ia menyandarkan kedua punggungnya pada sayap-sayap dua malaikat. Dan ketika dia menundukkan kepalanya, maka turunlah hujan. Dan jika dia mengangkatnya, maka turunlah permata bagaikan mutiara. Tidak halal bagi orang kafir untuk mendapatkan aroma nafasnya hingga dia meninggal. Dan nafasnya akan terhenti ketika langkahnya telah terhenti juga. Lalu dia (Isa Al Masih) mencarinya (Dajjal) hingga menemukannya di pintu (Ludd) lalu ia membunuhnya. Kemudian Isa ibnu Maryam di datangi suatu kaum yang Allah telah melindungi beliau darinya. Lalu ia menyapu mukanya dan membersihkannya sesuai tingkatan di surga. Ketika keadaannya demikian, tiba-tiba Allah mewahyukan pada Isa, `Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hambaku yang tidak ada dua tangan (tidak ada seorangpun yang mampu) memerangi mereka. Maka berlindunglah kalian wahai hambaku ke gunung Thur. Lalu Allah mengutus Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka akan mempunyai keturunan di setiap sudut (negeri). Kalangan pemuka dari mereka akan melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Yang lainnya akan lewat dan berkata, `Sungguh, terkadang isinya adalah air:'' Kemudian Nabi Isa AS dan segenap sahabatnya dikelilingi oleh mereka pada danau itu. Kepala sapi bagi salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar bagi kalian sekarang ini. Nabiyullah Isa AS dan sahabatnya menginginkan (danau itu), maka dikirimkanlah cacing-cacing kepada mereka (orang-orang yang mengelilingi Isa dan sahabat-sahabatnya) , maka mereka menjadi terbunuh seperti halnya satu juwa yang terbunuh. Kemudian Allah menurunkan Nabi Isa AS dan sahabatnya ke bumi. Mereka tidak menjumpai suatu tempat di bumi walau sejengkal kecuali telah dipenuhi oleh bau yang tidak sedap dan busuk. Kemudian Nabiyullah Isa AS dan sahabatnya memohon kepada Allah. Kemudian Allah mengutus seekor burung pembawa keberuntungan yang membawa dan menyelamatkan mereka sesuai kehendak Allah. Kemudian Allah mengirimkan hujan yang mengguyur yang tiada henti, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Maka bumi dibersihkan hingga menjadi bagaikan batu yang halus. Kemudian dikatakan kepada bumi itu, `Tumbuhlah buah-buahanmu dan munculkan berkahmu.' Maka pada hari itu sekelompok manusia memakan buah delima dan bernaung di bawah pepohonannya. Perkawinan unta akan mencukupi sekelompok manusia dan perkawinan sapi akan mencukupi sekolompok kabilah dari manusia. Perkawinan kambing akan mencukupi satu orang manusia. Ketika keadaannya demikian, maka tiba-tiba Allah mengirimkan bau harum (yang menorehkannya di bawah ketiak mereka). Lalu dicabutlah ruh setiap mukmin dan setiap muslim. Kaum jahat dari manusia akan tetap saling berselisih seperti halnya keledai berselisih. Maka datanglah hari kiamat."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/197-198), Abu Daud (2/213) dengan sebagian ringkasan dan tambahan padanya. Sanadnya shahih, At-Tirmidzi (2241), Ibnu Majah (2/508-512), Al Ajiri dalam kitab Asy-Syari'ah (hal 376), Imam Ahmad (4/181-182), Hambal (49/1-51/1), Ibnu Mandah dalam kitab "Al Iman" (94/1), dan Ibnu Asakir (1/606-609).
Kedua, dari Jubair ibnu Nafir dari bapaknya secara marfu', ia menyebutkan hadits seperti hadits di atas dengan redaksi yang sedikit berbeda, letak perbedaannya yaitu, ia tidak menyebutkan perkataan "Kami bertanya, `Wahai Rasulullah, seberapa jauh ukuran kecepatannya di bumi…?'" Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Al Hakim (4/530-531), ia mengatakan bahwa isnadnya shahih, hal ini telah disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi.
Saya berpendapat bahwa hadits itu shahih berdasarkan syarat keshahihannya yang telah ditetapkan oleh Imam Muslim. Keseluruhan rijalnya tsiqah (terpercaya) .
Imam Al Haitsami berkata (7/351), "Diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani. Di dalamnya terdapat Abdullah ibnu Shalih. Ia merupakan orang yang dianggap tsiqah, akan tetapi ia dianggap lemah oleh sekelompok ulama. Sedangkan rijalnya yang lain adalah terpercaya."
Ia juga menyebutkannya pada tempat yang lain (7/347-348) hingga lafazh "Dan Allah yang akan menjadi pelindung (penggantiku) bagi setiap muslim". Beliau berkata, "Hadits ini telah diriwayatkan oleh Al Bazzar yang di dalamnya terdapat Abdullah ibnu Shalih sekretaris Al-Laits. Ia telah dipercaya dan dianggap lemah oleh sekelompok ulama. Rijalnya yang lain adalah rijal shahih."
Ketiga, Dari Aisyah radhiyallahu `anha berkata, "Rasulullah SAW datang padaku sedangkan aku sedang menangis. Beliau bertanya padaku, `Apa yang membuatmu menangis?' Aku menjawab, `Wahai Rasulullah, engkau menyebutkan Dajjal maka aku menangis.' Maka Rasulullah SAW bersabda,
"Jika Dajjal datang dan saya masih hidup, maka cukuplah saya menjadi pelindung bagi kalian. Jika Dajjal itu muncul setelah saya tiada, maka sesungguhnya Tuhanmu tidaklah juling. Dia itu akan muncul pada golongan Yahudi Ashfahan hingga mendatangi Madinah dan turun dari sisinya. Pada hari itu ia (Madinah) memiliki tujuh pintu. Di setiap celah dari padanya terdapat dua malaikat. Keluarlah kepadanya penduduk Madinah yang jahat, hingga mendatangi Palestina di pintu (Ludd), maka turunlah Isa AS membunuh Dajjal. Kemudian nabi Isa AS menetap di bumi selama 40 tahun sebagai seorang pemimpin yang adil dan penengah yang jujur."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Hibban (1905), Imam Ahmad (6/75), putranya dalam kitab As-Sunnah (hal. 136), Ibnu Mandah (97/2), Imam Ad-Dani (142/2) dari Yahya Ibnu Abi Katsir mengatakan bahwa Al Khadhrami ibnu Lahiq telah menceritakan kepadanya bahwa Dzakwan – bapak dari Shalih- telah memberitahukan bahwa Aisyah telah memberitahukan sebuah hadits, lalu ia menyebutkan hadits itu.
Saya berpendapat bahwa ini adalah sanad yang shahih. Imam Al Haitsami berkata (7/338), "Rijalnya shahih selain Al Khadhrami ibnu Lahiq, namun telah sampai pada derajat terpercaya (tsiqah)."
Keempat, dari Ummu Salamah istri Nabi SAW. Beliau berkata, "Aku menyebutkan Dajjal pada suatu malam, maka aku tidak bisa tidur. Ketika menjelang pagi, Rasulullah datang padaku dan aku ceritakan peristiwa itu padanya. Beliau berkata,
`Jangan lakukan, karena jika dia muncul dan aku masih hidup, maka Allah cukup menjadikanku sebagai pelindung bagi kalian. Jika dia muncul setelah aku meninggal, maka Allah akan menjadikan kaum yang shalih sebagai pelindung kalian.` Kemudian beliau bersabda, 'Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal, dan aku memperingatkan kalian tentang Dajjal. Sesungguhnya Dajjal itu juling, sedangkan Allah tidak juling. Dia itu berjalan di muka bumi, sedangkan bumi dan langit adalah milik Allah. Ketahuilah, bahwa Dajjal mata kanannya bagaikan buah anggur'."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Khuzaimah. Saya berpendapat bahwa sanad Hadits tersebut sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh Imam Muslim. Imam Al Haitsami berkata (7/351), "Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dan rijalnya terpercaya, hanya saja Syaikh Ath-Thabrani Ahmad ibnu Muhammad ibnu Nafi' Ath-Thahhan tidak saya kenal."
Saya berkata, "Sanad Ibnu Khuzaimah selamat dari orang-orang yang tidak dikenal. Oleh karena itu, Imam Al Hafidz Ibnu Katsir mengatakan (1/138) bahwa Adz-Dzahabi berkata, `Sanadnya kuat.'"
5.      Petikan Hadits ini diperoleh dari Hadits An-Nuwas dan Nafir ayah Jubair. Keduanya telah disebutkan pada paragraf sebelumnya.
6.      Di dalam poin ini terdapat beberapa hadits:
Pertama, dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
            "Maukah kalian saya ceritakan sebuah Hadits tentang Dajjal yang belum pernah diceritakan oleh seorang nabi pun sebelumku? Sesungguhnya dia itu juling dan dia membawa perumpamaan seperti surga dan neraka. Yang dikatakannya bahwa itu adalah surga sebenarnya adalah neraka. Saya memperingatkanmu sebagaimana nabi Nuh memperingatkan kaumnya."
            Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6/286), Imam Muslim (8/196), Imam Ad-Dani dalam kitab Al Fitan (127/1) dan Imam Hambal (49/1).
Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Imam Ath-Thayalisi (2/218/2779) dari jalur lain.
 
Kedua, dari Aisyah secara marfu' denga lafazh:
"Adapun fitnah Dajjal, sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memberikan peringatan kepada umatnya. Aku akan memberikan peringatan pada kamu yang belum disampaikan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya. Sesungguhnya dia itu juling, sedangkan Allah SWT tidak juling, tertulis di antara kedua matanya `kafir', yang dapat dibaca oleh setiap mukmin."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (6/139-140), Ibnu Mandah (97/2 dan 100/1).
Saya berkata, "Sanadnya Shahih."
Ketiga, dari Ibnu Umar, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Sesungguhnya tidak ada nabi yang datang sebelumku kecuali telah menggambarkan perihal Dajjal kepada umatnya. Aku sungguh akan menggambarkan padamu suatu gambaran yang belum pernah digambarkan oleh nabi-nabi sebelumku. Dajjal itu juling, sedangkan Allah SWT tidak juling. Mata kanannya bagaikan buah anggur."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/27), dan putranya dalam kitab As-Sunnah (140) dari Ibnu Abi Ishak dari Nafi' yang bersumber darinya. Hadits ini juga telah didukung oleh riwayat Juwairiyah dari Nafi' dengan sedikit penambahan lafazh. Hadits ini telah ditakhrij juga oleh Syaikhain dan selainnya dari jalur lain yang bersumber darinya dengan lafazh yang serupa.
Keempat, dari Sa'ad ibnu Abi Waqqash, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Saya sungguh akan menggambarkan Dajjal itu dengan suatu gambaran yang belum pernah digambarkan oleh nabi-nabi sebelumku. Dia itu juling, sedangkan Allah Azza wa Jalla tidak juling."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (1/176 dan 182), putranya dalam kitab As-Sunnah (137), Imam Ad-Dani (130/2) dari Muhammad ibnu Ishak dari Daud ibnu Amir ibnu Sa'ad ibnu Malik dari bapaknya yang bersumber dari kakeknya.
Rijal Hadits ini terpercaya (tsiqah), hanya saja Ibnu Ishaq tergolong seorang mudallis dari jalurnya yang telah ditakhrij oleh Abu Ya'la. Demikian pula oleh  Al Bazzar, sebagaimana dalam kitab Al Majma (7/33).
 
Kelima, dari Abu Said Al Khudri, bahwasannya dia telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda,
"Ketahuilah, setiap nabi telah memperingatkan umatnya mengenai Dajjal. Sesungguhnya pada hari itu ia memakan makanan. Aku menjanjikan sebuah janji yang belum pernah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya. Ketahuilah bahwa mata kanannya juling dan melotot, matanya itu tidak tersembunyi. Matanya itu seakan-akan seperti lendir yang melekat pada dinding. Mata kirinya seakan-akan bintang yang bersinar. Dia membawa perumpamaan surga dan neraka. Nerakanya adalah taman yang hijau, sedangkan surganya adalah tanah berdebu yang berasap…"
Dalam Hadits panjang ini terdapat kisah seorang mukmin yang dibunuh oleh Dajjal, lalu dihidupkannya kembali kemudian, ia tidak mampu membunuhnya lagi. Kisah ini akan dijelaskan nanti, insya Allah.
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Hambal (47/1-2), Abdul ibnu Hamid (118/2), Abu Ya'la (Q 63/1), Ibnu Asakir (1/610-611) dan Imam Al Hakim (4/537-539). Ia berkata, "Ini adalah Hadits yang paling mengejutkan yang menyebutkan tentang Dajjal. Athiyah ibnu Sa'ad menyendiri dari Abu Said Al Khduri. Syaikhain tidak berhujjah dengan Athiyyah."
Saya berkata, "Hal itu disebabkan oleh kelemahannya (dha'if). Akan tetapi Hadits ini telah didukung oleh Mujalid dari Abi Al Wadak, ia mengatakan bahwa ia mendengar Abu Said berkata padanya, `Apakah kalangan Khawarij mengakui adanya Dajjal?' Maka saya menjawab, `Tidak.' Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
`Sesungguhnya aku adalah penutup seribu nabi. Kebanyakan nabi yang diutus dan diikuti telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Sesungguhnya bagiku telah jelas perihal Dajjal itu yang belum dijelaskan kepada seseorang. Sesungguhnya Dajjal itu juling, sedangkan Tuhanmu tidak juling. Mata kanannya juling dan melotot…..'" Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (3/79).
Saya berkata, "Mujalid bukan seorang yang kuat (qawi) dan Abu Al Wada lebih baik darinya. Hadits tersebut berstatus hasan karena menyatukan dua jalur. Wallahu a'lam.
Telah diriwayatkan oleh selain Mujalid dari Abi Al Wadak dengan lafazh lain.
 
Keenam, dari Jabir, ia mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda,
"Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Saya sungguh akan memberitahukan pada kalian sesuatu yang belum pernah diceritakan oleh seorang pun sebelumku." Kemudian ia meletakkan tangannya pada kedua matanya. Beliau lalu berkata, "Aku bersaksi bahwa Allah Azza wa Jalla tidak juling."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Al Hakim (1/24), Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (82/2) dan ia berkata, "Ini adalah sanad yang masyhur perawinya."
Saya berkata, "Sanadnya baik (jayyid) dan rijalnya terpercaya. Hadits ini telah dikomentari oleh Ibnu Mandah dari Hadits Ibnu Umar dengan redaksi yang serupa. Di dalamnya terdapat lafazh `Dan ia menunjuk dengan tangannya kepada kedua matanya'."13)
Dari jalur yang lain yang bersumber darinya dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku adalah penutup seribu nabi…." Hadits tersebut serupa dengan yang sebelumnya, akan tetapi tanpa disertai ungkapan "Dan matanya yang kanan…"14)
Imam Al Haitsami berkata (7/347), "Diriwayatkan oleh Al bazzar. Di dalamnya terdapat Mujalid ibnu Said, dan ia telah dilemahkan oleh Jumhur. Di dalamnya juga terdapat tautsiq."
Imam Al Hafidz ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah (1/128), "Sanad hasan dan lafazhnya asing (gharib) sekali."
7.      Saya tidak mendapatkan syahid yang mu'tabar (yang dapat dijadikan sandaran) untuk petikan Hadits ini. Telah diriwayatkan oleh Sulaiman ibnu Syihab, ia berkata, "Abdullah ibnu Magnam datang pada saya, dia tergolong salah seorang sehabat Nabi SAW. Kemudian ia menceritakan suatu Hadits dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Dajjal itu tidak kesamaran padanya. Dia itu akan datang dari arah timur. Ia mengajak manusia untuk mengikuti lalu diikuti, dan mengajak orang-orang lalu ia membunuh mereka. Ia menampakkan dirinya pada mereka. Hal seperti itu terjadi hingga ia mendatangi Madinah, maka nampaklah agama Allah dan diamalkan; agama Allah diikuti dan ia suka akan hal itu. Kemudian ia berkata setelah itu, `Sesungguhnya aku seorang nabi.' Lalu bergetarlah semua yang berakal dan mereka pun pergi meninggalkannya. Lalu ia tinggal setelah itu dan berkata, `Aku adalah Allah. Maka matanya menjadi tertutup, telinganya terpotong dan tertulis di antaranya kedua matanya Kafir…'"(Hadits).
Imam Al Haitsami berkata (7/340-341), "Diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani. Di dalamnya terdapat Said ibnu Muhammad Al Waraq. Dia tergolong seorang yang matruk."
Saya berkata, "Akan tetapi Al Hafizh berkata dalam kitab At-Taqrib bahwa hadits itu dha'if." Dalam kitab Al Fath (13/77) disebutkan, "Sanadnya dha'if, akan tetapi dalam melemahkannya tidak terlalu berlebihan." Wallahu a'lam.
Kemudian saya menemukan syahid yang kuat untuknya dari Hadits Abu Hurairah secara marfu' dengan lafazh "Ketika hari kiamat akan terjadi, ada sekitar 30 Dajjal yang kesemuanya pendusta. Mereka berkata, `Saya seorang nabi, saya seorang nabi.'"
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/429) dengan lafazh seperti ini. Imam Syaikhain dan selainnya mengatakan Hadits yang seperti itu. Sanad Imam Ahmad tergolong shahih.
Yang dapat dijadikan dalil dari Hadits pada paragraf ini adalah bahwa zhahir Hadits ini menunjukkan Dajjal merupakan bagian dari apa yang disebutkan dalam Hadits di atas, bahkan dia (Dajjal) yang dimaksud adalah yang paling jahat di antara mereka. Hal ini dikuatkan oleh Hadits Samarrah yang marfu', yaitu "Demi Allah, Hari kiamat tidak akan datang hingga munculnya tiga puluh pendusta. Yang terakhir dari mereka adalah si juling Dajjal…." Di dalam sanadnya ada kelemahan.
8.      Petikan Hadits ini tertera pada beberapa Hadits:
Pertama, dari Umar ibnu Tsabit Al Anshari. Ia telah diberitahu oleh beberapa sahabat Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri pada hari di mana ia memperingatkan orang-orang tentang Dajjal.
Sesungguhnya tertulis di antara kedua matanya: Kafir. Tulisan itu dapat dibaca oleh orang yang benci melakukannya dan dapat dibaca oleh setiap mukmin.
Ketahuilah, bahwa seseorang di antara kalian tidak akan melihat tuhannya Azza wa Jalla hingga ia meninggal.
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/193), Abdurrazzaq dalam kitab Al Mushannaf (20820), Imam At-Tirmidzi (2236) dan ia menshahihkannya. Demikian pula oleh Imam Ahmad (5/433) dan Imam Ad-Dani (129/1-2) tanpa perkataan "Dibaca oleh setiap mukmin".
Kedua, dari Ubadah Ibnu Ash-Shamit. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya aku telah menceritakan pada kalian tentang Dajjal hingga aku khawatir kalau kalian tidak mampu menerimanya secara logika. Sesungguhnya Dajjal itu pendek, berkaki bengkok, bermata hitam dan lebar, tidak menonjol keluar dan juga tidak menjorok ke dalam. Jika dia bercampur dengan kalian, maka kenalilah bahwa tuhanmu Azza wa Jalla tidak juling. Sesungguhnya kalian tidak akan melihat Tuhanmu hingga kalian meninggal."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Abu Daud (2/213), Imam Al Ajiri dalam kitab Asy-Syariah (hal 375), Abu Naim dalam kitab Al Hilyah (95/157 dan 221, dan 9/235), Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (83/1) bahwa sanadnya adalah jayyid dan rijalnya tsiqat semua. Imam Al Haitsami berkata (7/348), "Diriwayatkan oleh Imam Al Bazzar, di dalam terdapat Biqiyyah yang tergolong seorang yang mudallis."
Saya berpendapat bahwa Hadits tersebut telah dijelaskan dengan metode Hadits menurut Abu Naim dalam riwayatnya yang tiga, yang kesemuanya menunjukkan hal tersebut. Begitu pula menurut Ibnu Mandah dan Abu Daud. Hanya saja dalam riwayatnya tidak terdapat syahid yang menguatkan hadits tersebut, yaitu perkataannya "Sesungguhnya kalian tidak akan melihat Tuhanmu hingga kalian meninggal".
9.      Paragraf ini mutawatir dari Nabi SAW, dan terdapat pada sekumpulan hadits-hadits sebelumnya yang telah ditakhrij oleh kebanyakan dari mereka. Maka cukuplah kami sebutkan beberapa orang di antara mereka, yaitu:
Pertama, Abdullah ibnu Umar
Kedua, Anas ibnu Malik
Ketiga, Aisyah
Keempat, Ummu Salamah
Kelima, Sa'ad ibnu Abi Waqqash
Keenam, Abu Said Al Khudri
Ketujuh, Jabir ibnu Abdullah
Kedelapan, Asma' binti Yazid Al Anshariyah
Kesepuluh, Seseorang dari kalangan sahabat Nabi SAW. Haditsnya akan diterangkan kemudian.
Kesebelas, Dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, "Dajjal bagaikan penunggang unta yang juling. Orang yang paling menyerupainya adalah Abdul Uzza ibnu Qathn. Kebinasaan itu akan terjadi. (Ketahuilah) , sesungguhnya Tuhanmu tidaklah juling."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Tauhid, Ibnu Hibban (1900), Imam Ahmad (1/240 dan 2313), putranya dalam kitab As-Sunnah (hal 137), Imam Ath-Thabrani dalam kitab Al Kabir (11711), Hambal dalam kitab Al Fitan (45/1), dan Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (83/1). Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini adalah shahih menurut syarat Muslim.
10.  Paragraf ini serupa dengan Hadits dari beberapa sahabat, yaitu:
Pertama, Anas ibnu Malik. Telah berlalu Haditsnya.
Kedua, Aisyah. Telah berlalu Haditsnya.
Ketiga, beberapa sahabat Nabi SAW. Telah berlalu haditsnya.
Keempat, Abdullah ibnu Umar. Telah berlalu Haditsnya.
Kelima, Huzaifah ibnu Al Yaman. Telah berlau Haditsnya.
Keenam, Nafir ayah Jubair. Telah disebutkan sebelumnya mengenai takhrij Haditsnya.
Ketujuh, Abu Bakar Ats-Tsaqafi mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Dajjal itu juling mata kirinya. Di antara kedua matanya tertulis: kafir, yang dapat dibaca oleh kalangan ummi dan yang mampu menulis."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/38).
Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini shahih. Imam Al Haitsami berkata (7/337) bahwa rijalnya adalah tsiqah.
Kedelapan, dari Safinah.
Kesembilan, dari Jabir ibnu Abdullah
Kesepuluh, dari Asma' binti Yazid Al Anshariyah.
11.  Paragraf ini juga mutawatir dari Nabi SAW. Terdapat dalam Hadits dari beberapa sahabat yang ditunjukkan pada Hadits-hadits mereka.
12.  Petikan Haditsnya terdapat dari beberapa sahabat:
Pertama, Huzaifah ibnu Al Yaman, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Dajjal itu juling mata kirinya, rambutnya keriting, membawa surga dan neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka." Ditambahkan dalam suatu riwayat, "Barangsiapa yang memasuki sungai milik Dajjal, maka pahalanya akan hancur dan wajib menanggung beban dosanya. Barangsiapa memasuki nerakanya, maka ia mendapatkan pahala dan dosanya akan terhapus."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/195), Ibnu Majah (2/506), Imam Ahmad (5/397) dan riwayat lain untuknya (5/403). Sanadnya hasan. Dishahihkan oleh Imam Al Hakim (4/433) dan telah disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi. Diriwayatkan oleh Abu Daud (4244) dan ditakhrij dalam kitab Al Misykat (nomor 5396/pentahqiqan kedua).
Kedua, seseorang dari sahabat Nabi SAW mengatakan bahwa dirinya telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda,
"Aku memperingatkan kepada kalian tentang fitnah Dajjal. Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan kaum dan umatnya. Sesungguhnya (Dajjal) itu ada, ia berambut keriting, mata kirinya juling, dia mampu menurunkan hujan dan tidak menumbuhkan tumbuhan, dia mampu menguasai jiwa seseorang lalu membunuhnya, kemudian menghidupkannya kembali dan tidak mampu lagi untuk menguasai yang lain. Dia membawa perumpamaan surga dan neraka, sungai, air, dan gunung khubuz. Sesungguhnya surganya adalah neraka dan nerakanya adalah surga. Dia akan tinggal bersama kalian selama 40 subuh (pagi). Ia menjaga sumber air (sumur). (Ia akan pergi ke semua tempat) kecuali empat masjid;  masjidil Haram, Masjid Madinah, Thur dan Masjid Al Aqsha. Jika hal itu menyulitkan kalian atau yang sepertinya, sesungguhnya Allah SWT tidaklah juling."
Hadits ini telah ditakhrif oleh Imam Ahmad (5/434 dan 435), Imam Hambal (954/2-55/2) .
Saya katakan, "Sanadnya shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (83/1) dengan penambahan:
"Ketahuilah bahwasannya Allah Azza wa Jalla tidak juling Allah tidak juling, Allah tidak juling." Ia berkata, "Sanadnya diterima (maqbul) secara mufakat."
Ketiga, dari Jabir ibnu Abdullah, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Dajjal keluar pada saat agama mulai melemah dan ilmu pengetahuan tidak lagi digubris. Ia akan tinggal dan berjalan di bumi selama 40 hari. Sehari bagaikan setahun, setahun bagaikan sebulan, dan sehari bagaikan satu Jum'at. Kemudian seluruh harinya seperti harimu ini. Dia juga memiliki himar yang ditungganginya. Lebar antara kedua telinganya adalah 40 hasta. Dia berkata pada semua orang, `Saya adalah Tuhanmu'. Dia itu juling, sedangkan tuhanmu tidak juling. Tertulis di antara kedua matanya: kafir, yang terbaca oleh segenap mukmin yang mampu menulis dan yang tidak mampu menulis. Dia akan menjaga sumur air dan sumbernya, kecuali Madinah dan Makkah yang telah Allah haramkan keduanya untuknya, dan malaikat berdiri di depan pintu-pintunya. Dia juga membawa gunung yang terbuat dari khubuz. Manusia berada dalam keadaan susah kecuali bagi yang mengikutinya. Dia juga mempunyai dua sungai –saya lebih tahu tentang keduanya dari dia- satu sungai dikatakannya sebagai surga, dan satu sungai dikatakannya sebagai neraka. Barangsiapa yang memasuki apa yang ia namai sungai surga, maka itu adalah neraka. Barangsiapa yang memasuki apa yang ia namai neraka, maka itu adalah surga. Kemudian Allah mengutus bersamanya syetan-syetan yang mampu berbicara kepada manusia. Dia membawa fitnah yang besar. Dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujannya, maka turunlah hujan itu dan disaksikan oleh orang-orang. Dia membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya, hal itu disaksikan oleh orang-orang. Dia tidak akan mampu menguasai makhluk lain selain manusia. Dia berkata, `Wahai manusia, tidak ada yang mampu berbuat seperti ini kecuali Tuhan Azza wa Jalla.' Dia berkata, `Kemudian kaum muslimin lari ke gunung Dukhan di Syam, lalu datang kepada mereka dan mengepungnya. Kepungan ini sangat hebat dan sangat membuat mereka lelah.' Kemudian Isa ibnu Maryam turun lalu menyeru dengan mengatakan, `Wahai manusia, apa yang menghalangi kalian untuk pergi kepada pendusta yang jahat itu?' Mereka menjawab, `Ini adalah lelaki dari golongan jin.' Lalu mereka berangkat. Kemudian mereka bersama Isa ibnu Maryam mendirikan shalat. Lalu dikatakan padanya, 'Majulah ke depan dan shalat bersama kalian. Jika dia shalat subuh, mereka mengikutinya. ' Ia berkata, `Ketika dia melihat si pendusta, maka melelehlah sebagaimana melelehnya garam di air.' Lalu dia mendatanginya dan membunuhnya, hingga pepohonan dan bebatuan menyeru, `Wahai ruhullah, ini ada orang Yahudi. Maka dia tidak meninggalkan para pengikut Yahudi kecuali akan ia bunuh.'"
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (3/367-368). Telah diceritakan kepada kami oleh Muhammad ibnu Sabiq, telah diceritakan oleh Ibrahim ibnu Thahman dari Abi Zubair dari Jabir.
Hadits ini juga telah ditakhrij oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Tauhid (hal 31-32) dan Imam Al Hakim (4/530) dari dua jalur lain dari Ibrahim secara ringkas.
Saya berkata: Ini adalah sanad yang rijalnya terpercaya dan shahih, hanya saja Abu Zubair seorang mudallis. Dia telah menjadikan Hadits itu mu'an `an. Oleh karena itu Imam Al Hakim berkata, "Shahih isnad". Keshahihannya telah disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi.
Keempat, dari Safinah –pelayan Rasulullah SAW- ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bercerita pada kami,
"Ketahuilah bahwa tidak ada nabi yang diutus sebelumku kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Mata kirinya juling, di mata kanannya terdapat alis yang tebal, dan tertulis di antara kedua matanya kata kafir. Dia datang membawa dua lembah, salah satunya adalah surga dan yang lainnya adalah neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Kemudian ia berjalan mendatangi Syam, lalu Allah membinasakannya pada bukit Afiq."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/221-222), Imam Hambal dalam kitab Al Fitan (49/1) dan Ibnu Asakir (1/617).
Saya berpendapat bahwa sanadnya adalah hasan dalam beberapa syawahid. Ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah (1/124); "Isnadnya selamat dari kecacatan (laa ba'sa bihi)."
Kelima, dari Abu Hurairah. Lafazhnya telah berlalu secara takhrij (hal. 61).
13.  Paragraf ini terdapat dalam dua Hadits selain masalah istighatsah:
Pertama, dari An-Nuwas ibnu Sam'an. Haditsnya telah disebutkan.
Kedua, dari Nafir ayah Jubair. Haditsnya telah dijelaskan.
14.  Saya tidak mendapati riwayat yang mendukungnya (syahid) untuk paragraf ini. Kalau memang ada, maka akan jelas menerangkan bahwa neraka Dajjal adalah neraka hakiki, dan bukan buatan dari Dajjal yang dilaknat oleh Allah.
Telah diriwayatkan oleh Imam Ad-Dani dalam kitab Al Fitan (134/2) dari Al Ashbagh ibnu Nababah, dari Ali dalam haditsnya secara mauquf,
"Barangsiapa yang diuji dengan nerakanya, maka hendaklah ia membaca akhir surat Al Kahfi, maka api itu akan menjadi dingin dan menyelamatkan… . dan bahan bakarnya pada hari itu adalah pelaku riba –sepuluh dengan dua belas- (meminjamkan sejumlah sesuatu dengan pengembalian berlipat-lipat –edit.) dan anak-anak zina."
Akan tetapi, Al Ashbag ini seorang yang matruk dan sangat lemah. Oleh karena itu, tidak cocok untuk dijadikan sebagai penguat bagi hadits-hadits yang lain.
15.  Petikan Hadits ini didukung oleh dua Hadits:
Pertama, Hadits Asma' binti Yazid Al Anshariyah yang mana Syahr ibnu Hausyab meriwayatkan darinya dengan mengatakan, "Rasulullah datang padaku bersama sekelompok sahabatnya. Kemudian ia menyebutkan Dajjal, lalu Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculannya, langit menahan sepertiga hujannya pada tahun pertama dan bumi sepertiga tumbuhannya. Pada tahun kedua, langit menahan dua pertiga hujannya dan bumi dua pertiga tumbuhannya. Pada tahun ketiga langit menahan seluruh isinya, demikian pula bumi menahan segala isinya hingga binasa setiap yang memiliki geraham dan kuku (mahluk hidup). Sesungguhnya fitnahnya yang paling besar adalah ia berkata kepada kaum Arab, `Bagaimana pendapat kamu jika saya menghidupkan untamu yang besar dan gemuk, serta berekor panjang lagi memamah biak. Apakah kamu akan mengakui bahwa saya adalah tuhanmu?' Lalu ia menjawabnya, `Ya.' Lalu dia berkata, `Kemudian syetan-syetan menyerupainya (dalam bentuk untannya lalu mengikutinya) .' Dia mengatakan sesuatu kepada seseorang. `Bagaimana pendapatmu jika saya menghidupkan bapak, ibu, saudara dan ibumu? Apakah kau akan mengakui saya sebagai Tuhanmu?' Dia berkata dan kemudian ia menjawab, `Ya.' Dia lalu bertanya, `Kemudian syetan menyerupainya (dalam bentuk mereka dan mengikutnya) .' Kemudian dia berkata, `Kemudian Rasulullah SAW keluar karena suatu keperluan, lalu saya menyiapkan air wudhu untuknya hingga suaranya meninggi. Kemudian Rasulullah SAW memegang tubuhku (dalam suatu riwayat: Punggungku) di pintu.' Lalu dia berkata, `Muhim?' (Ini adalah ungkapan Rasulullah SAW jika dia menanyai tentang sesuatu, ia berkata, "Muhim?" Asma `berkata,) Lalu saya bertanya, Wahai Rasulullah, kamu telah melepaskan hati mereka karena Dajjal.' Maka Nabi SAW bersabda, `Tidak akan berbahaya bagi kalian. Jika dia muncul dan saya masih berada di tengah-tengah kalian, maka saya akan menjadi pelindung bagi kalian. Jika dia muncul setelah saya tiada, maka Allah yang menjadi penggantiku untuk menjaga semua orang beriman.' Dia bercerita lagi, ia bertanya, `Wahai Rasulullah, apakah pada saat itu kami masih beriman seperti sekarang ini?' Beliau menjawab, `Yah, bahkan akan lebih baik lagi. Pada hari itu dian akan meninggalkan buah-buah pada penduduk bumi dan member makanan.' Dia berkata, `Demi Allah, sesungguhnya keluargaku akan memberikan minuman khamar mereka, maka mereka tidak memperolehnya sampai saya merasa khawatir apabila ditimpa fitnah kelaparan.' Apakah yang dapat mencukupi kaum mukminin pada saat itu?' Beliau menjawab, `Mereka dicukupkan apa yang telah didapatkan oleh penghuni langit.' Dia berkata, `Wahai nabiyullah, sesungguhnya kami diajarkan bahwa malaikat itu tidak membutuhkan makanan dan minuman.' Beliau menjawab, `Akan tetapi mereka senantiasa bertasbih, dan itulah yang merupakan makanan dan minuman kaum mukminin pada saat itu. Mereka senantiasa bertasbih. Barangsiapa hadir pada majelis ini dan mendengar ucapanku ini, maka hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak sempat hadir dan mengajarkannya bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak juling, sedangkan yang juling itu adalah Dajjal. Dia buta sebelah matanya dan di antara kedua matanya tertulis: Kafir, lalu setiap mukmin yang mampu menulis dan tidak mampu menulis dapat membacanya'."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Abdurrazaq dalam kitab Al Mushannaf (11/391/20821) , Ath-Thayalisi (2/217/2775) , Imam Ahmad (6/453-455), Hambal ibnu Ishaq Asy-Syaibany dalam kitab Al Fitan (45/1-2 dan 46/1), ibnu Asakir dalam kitab At-Tarikh (1/616-617), Abdullah dalam kitab As-Sunnah (141). Demikian pula telah ditakhrij oleh Amru Ad-Dani dalam kitab Al Fitan (126/1) bagian terakhir dari jalur-jalur yang masyhur olehnya.
Ibnu Katsir berkata (1/135), "Sanad Hadits ini tidak bermasalah (laa ba'sa bihi)."
Dalam riwayat Imam Ahmad (6/454), Hambal (54/1-2), demikian pula Abdurrazaq (20822) dari jalur Ibnu Khaitsam dari yang masyhur olehnya secara marfu' dengan lafazh:
"Dajjal itu akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan seminggu, seminggu bagaikan sehari dan sehari itu bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma dalam api."
Al Haitsami (7/347), "Diriwayatkan oleh Thabrani, dan di dalamnya terdapat Syahru ibnu Hausyah. Hadits ini tidak bertentangan dengan Hadits-hadits yang shahih yang berbunyi, `Dia tinggal di bumi selama 40 hari. Dalam riwayat ini disebutkan empat puluh tahun, dan para perawi lainnya adalah terpercaya." (yang terkuat adalah 40 hari-pen)
Kedua, Hadits yang diriwayatkan Jabir yang terdahulu (hal. 71-73) terdapat kalimat,
"Allah SWT akan membangkitkannya bersama dengan syetan-syetan yang bisa berbicara dengan manusia."
16.  Di dalamnya terdapat beberapa Hadits:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri. Ia berkata, "Rasulullah SAW pernah bercerita panjang lebar tentang Dajjal, di antaranya beliau bersabda,
"Dajjal datang dan dia adalah seorang yang diharamkan untuk bisa memasuki celah-celah kota Madinah. Maka keluar seorang laki-laki (yang berperawakan anak muda) pada saat itu (dari kalangan kaum beriman), dia adalah orang yang terbaik dari manusia atau salah seorang yang terbaik dari mereka. Lalu dia berkata, `Aku bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah Dajjal yang telah Rasulullah SAW ceritakan kepada kami.' Lalu Dajjal bertanya, `Apa pendapat kalian jika saya membunuh orang ini kemudian saya hidupkan kembali, apakah kalian masih merasa ragu dalam masalah ini?' Kemudian mereka menjawab, `Tidak'. Lalu dia membunuhnya kemudian menghidupkannya kembali. Lalu dia berkata ketika dihidupkan kembali, `Demi Allah, saya belum pernah melihatmu dalam bentukmu seperti sekarang ini.' Lalu dia bercerita lagi, `Kemudian dia ingin membunuhnya untuk kedua kalinya, akan tetapi dia tidak mampu lagi'."
Hadits ini telah diriwayatkan oleh Abdurrazaq (20824), "Muammar memberitahukan kami dari Az-Zuhri, ia berkata, `Abdullah bin Abdullah bin Atabah memberitahuku, sesungguhnya Abu Said Al Khudri mengatakan sesuatu. Lalu dia menyebutkannya dengan menambahkan lafazh (Muammar berkata, "Telah sampai kepadaku sebuah berita yang menyatakan bahwa sesungguhnya dia menaruh pada lehernya pelindung yang terbuat dari tembaga, lalu dia menyampaikan kepadaku bahwa sesungguhnya dia adalah nabi Khaidir yang telah dibunuh oleh Dajjal lalu dihidupkan kembali".)."
Hadits ini bersumber dari jalur Abdurrazaq ibnu Hibban (6763).
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (3/36) juga dari Abdurrazak tanpa perkataan "Dari Muammar". Demikian pula telah ditakhrij oleh Imam Bukhari (13/86-88). Imam Muslim (8/199) dan Ibnu Mandah (95/1) dari jalur-jalur lainnya dari Az-Zuhri. Imam Muslim menambahkan, "Abu Ishaq berkata, `Sesungguhnya orang ini adalah nabi Khaidir `alaihissalam.'"(pernyataan ini keliru, sebagaimana telah dikomentari di bawah ini)
Saya katakan, "Abu Ishaq ini adalah Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Sufyan Az-Zahid, seorang perawi dalam kitab `Shahih Muslim', sebagaimana yang dikuatkan oleh Imam Al Hafizh (13/88-89) dengan mengikuti Imam Iyad dan Imam Nawawi serta selainnya."
Saya katakan, "Hal itu lebih didahulukan dari apa yang telah disampaikan oleh Muammar terdahulu, yang tidak ada hujjah padanya, karena sesungguhnya yang disampikan itu tidak diketahui siapa yang mengatakannya. Seandainya diketahui orangnya, maka dia termasuk Hadits terputus (maqthu'). Nabi Khaidir AS telah wafat sebelum Nabi SAW dan tidak pernah bertemu dengannya, sebagaimana yang dikuatkan oleh kedua muhaqqiq. Oleh karena itu Ibnu Arabi menyebutkan,
"Saya pernah mendengar orang berkata, `Sesungguhnya yang dibunuh Dajjal itu adalah nabi Khadir `alaihissalam, dan pernyataan ini adalah pernyataan yang tidak ada alasannya'."
Kedua, Hadits yang diriwayatkan oleh seseorang dari sahabat Nabi SAW. Sudah disebutkan sebelumnya, yaitu:
"Kemudian dia mempengaruhi dirinya, lalu dia membunuhnya kemudian menghidupkannya kembali. Lalu dia tidak bisa menguasainya kembali".
Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari An-Nuwas ibnu Sam'an dan sudah disebutkan sebelumnya, yaitu;
"Kemudian dia memanggil seorang laki-laki yang berperawakan anak muda, lalu dia memukulnya dengan pedang dan memotongnya menjadi dua potong. Kemudian dia memanggilnya, lalu dia menghadap dengan wajah yang berseri-seri disertai tawa."
Keempat, Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Maqnam, dan haditsnya telah disebutkan sebelumnya, dan lengkapnya:
"Kemudian dia memanggil seorang laki-laki –apa yang mereka lihat- lalu dia memerintahkannya dan membunuhnya, kemudian dia memotong anggota badannya. Setiap bagian tubuhnya dipotong. Lalu dia memisahkan di antaranya sampai orang-orang melihatnya, kemudian dia mengumpulkannya. Lalu dia memukul dengan tongkatnya, maka tiba-tiba dia berdiri. Lalu dia (Dajjal) berkata, `Saya adalah Allah (Tuhan) yang mampu menghidupkan dan mematikan seseorang.' Padahal semuanya itu adalah sihir yang menipu mata manusia, dan dia tidak berbuat apa-apa dari semua itu."
Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini lemah, dan lafazhnya adalah munkar, wallahu a'lam.
Kelima, Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Amru, akan disebutkan pada paragraf selanjutnya.
17.  Terdapat dua Hadits, yaitu:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Ketika Dajjal muncul, seorang lelaki dari orang-orang yang beriman mencarinya, maka ia bertemu dengan sekelompok-kelompok Dajjal – lalu mereka bertanya kepadanya, `Apa yang kamu cari?' Dia menjawab, `Saya mencari orang yang keluar.' Dia melanjutkan ceritanya, Lalu mereka bertanya kepadanya, `Apakah kamu tidak mempercayai Tuhan kami?' Dia menjawab, `Tuhan kami tidaklah samar.' Maka mereka berkata, `Bunuhlah dia.' Maka sebagian mereka berkata kepada yang lainnya, `Bukankah Tuhan kalian telah melarang membunuh seseorang tanpa izinnya?' Dia melanjutkan ceritanya, lalu mereka membawanya ke hadapan Dajjal. Ketika orang beriman itu melihatnya, dia berkata, `Wahai sekalian manusia, inilah Dajjal yang telah disebutkan oleh Rasulullah SAW.' Maka Dajjal segera menyuruh merebahkan tubuh orang beriman tersebut, dan memerintahkan untuk mengupas kulit dan memukuli punggung dan perutnya. Lalu Dajjal bertanya, `Apakah engkau masih tidak mempercayai kami?' Dia menjawab, `Engkau adalah Dajjal si pendusta.' Kemudian diperintahkan supaya (mukmin tersebut) digergaji dari atas kepalanya hingga kakinya menjadi dua bagian, lalu Dajjal tersebut berjalan di tengah dua bagian badan yang telah terbelah dua. Kemudian Dajjal memerintahkan kepadanya, `Bangunlah!' Maka bangunlah dan tegaklah dia. Kemudian Dajjal bertanya lagi, `Apakah kamu masih belum percaya kepadaku?' Dia menjawab, `Tidak berkurang pengetahuanku tentang kamu, bahkan bertambah yakin.' Kemudian orang beriman tersebut berkata, "Wahai sekalian orang, dia (Dajjal) tidak dapat berbuat demikian lagi kepada seorangpun. Maka, dia berusaha untuk membunuh kembali orang beriman tersebut. Tetapi Allah telah meletakkan di antara lehernya dan bagian belakang orang itu sebuah tembaga, hingga tidak mampu disembelih. Kemudian dipeganglah tangan dan kaki orang tersebut lalu dilemparkannya. Mereka menyangka ia dilemparkan ke dalam neraka, padahal ia dilemparkan ke surga. Kemudian Nabi SAW melanjutkan ceritanya, `Itulah manusia yang paling besar kesaksiannya (mati syahid) di sisi Tuhan Rabbul `Alamin'."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/200) dan Ibnu Mandah (95/1) dari jalur Qais ibnu Wahab, dari Abu Al Wadak.
Telah ditakhrij juga oleh Imam Al Hakim dan selain sebelumnya dari jalur Athiyyah.
Hadits yang lainnya adalah Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Amru dari Rasulullah SAW, beliau bersabda dan bercerita tentang Dajjal:
"Dajjal itu bukan seperti yang dibayangkan oleh kalian. Sesungguhnya Allah tidaklah juling. Dia (Dajjal) keluar dan tinggal di bumi selama 40 hari, dia mendatangi setiap tempat kecuali Ka'bah, Baitul Maqdis, Madinah. Satu bulan saat itu bagaikan seminggu, seminggu bagaikan sehari. Padanya terdapat gambaran surga dan neraka, maka yang merupakan nerakanya adalah surga dan apa yang merupakan surganya adalah neraka. Dia mempunyai gunung dari roti dan sungai dari air.' Dia (Dajjal) memanggil seseorang, maka Allah SWT tidak memberi kemampuan untuk menguasai orang tersebut. Lalu dia bertanya, `Apa yang kamu katakan tentang saya?' Lalu dia menjawab, `Kamu adalah musuh Allah, kamu adalah Dajjal pembohong, maka dia mengambil gergaji, lalu dia meletakkan di hadapan kepalanya, kemudian dia menghidupkannya kembali, lalu dia bertanya kembali, `Bagaimana pendapatmu sekarang?' Dia menjawab, `Demi Allah, belum pernah saya melihat bentukmu seperti yang saya lihat sekarang ini. Kamu adalah musuh Allah, Dajjal yang pernah Rasulullah SAW beritahukan kepada kami.' Dia bercerita lagi bahwa dia (Dajjal) mengayunkan pedangnya kepadanya, tetapi dia tidak mampu lagi, maka dia berkata, `Jauhkan dia dariku'."
Al Haitsami mengatakan bahwa (7/350) Thabrani meriwayatkannya, dan di dalamnya terdapat beberapa nama yang saya tidak kenal. Oleh karena itu Adz-Dzahabi mengangggap gharib (asing), sebagaimana yang dinukilkan oleh Al Hafizh Ibnu Katsir dalam An-Nihayah (1/134).
(Perhatian: Dalam kedua Hadits ini disebutkan bahwa seorang laki-laki yang beriman digergaji oleh Dajjal, sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nuwas yang terdahulu disebutkan bahwa dia memukulnya dengan pedang, lalu memotongnya menjadi dua bagian).
Al Hafizh mengatakan bahwa (13/87) Ibnu Arabi berkata, "Lalu dia berusaha menggabungkannya dengan mengatakan bahwa sesungguhnya kedua orang laki-laki yang terbunuh, setiap dari mereka terbunuh dengan pembunuhan yang tidak sama caranya antara yang satu dengan yang lainnya."
Al Hafizh berkata, "Demikianlah yang dikatakan, dan pada dasarnya tidak bertentangan. Riwayat menggergaji ditafsirkan oleh riwayat lain dengan `Memukul dengan pedang', maka yang dimaksud adalah pedang jika seandainya pedang tersebut ada padanya. Seandainya tidak ada padanya, maka berarti yang dimaksud adalah ia memukul dengan gergaji. Dia ingin menunjukkan siksaan yang sangat pedih dengan pembunuhan yang disebutkannya. Perkataan `Lalu dia memukul dengan pedang' ditafsirkan dengan perkataan `Sesungguhnya dia menggergaji.' Perkataan "lalu dia memotong kedua orang itu menjadi dua potongan" mengisyaratkan kepada yang lainnya untuk mengerjakan apa yang diperintahkannya ketika ia telah selesai menggergaji orang yang pertama."
18.  Terdapat dua Hadits yang menceritakan tentang hal itu:
Pertama: Hadits An-Nuwas ibnu Sam'an yang sudah disebutkan sebelumnya (hal. 56-58).
Hadits lainnya, yaitu Hadits yang diriwayatkan oleh Asma binti Yazid Al Anshary yang sudah disebutkan juga sebelumnya.
19.  Ada dua Hadits yang menceritakannya, yang diisyaratkan oleh kedua hadits sebelumnya.
20.  Ada dua Hadits yang menceritakannya, yang diisyaratkan oleh kedua Hadits sebelumnya.
21.  Pada paragraf ini terdapat Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok dari sahabat:
Pertama, Anas ibnu Malik dan akan disebutkan Haditsnya pada takhrij paragraf (24).
Kedua, Fatimah binti Qais dalam kisah Jassasah (mata-mata) dan Dajjal15 dari riwayat Tamimi Ad-Dari, dan di dalamnya disebutkan bahwa Dajjal berkata,
"Sesungguhnya saya akan memberitahukan kalian tentang saya. Sesungguhnya saya adalah Dajjal, dan sesungguhnya Dia (Allah) hampir tidak mengizinkanku untuk keluar. Lalu saya keluar dan saya mengitari bumi ini. Tidak satu desa pun yang tidak saya masuki dalam 40 malam selain kota Makkah dan Thayyibah, maka keduanya diharamkan atasku (untuk memasukinya) . Setiap saya ingin memasuki salah satu dari keduanya, malaikat menghadangku dengan pedang yang terhunus di tanganna untuk mengusirku dari tempat tersebut. Setiap pintu masuknya terdapat malaikat-malaikat yang bertugas untuk menjaganya. Lalu dia (Fatimah binti Qais) melanjutkan ceritanya. Nabi SAW bersabda dan dia menunjuk dalam perkataannya di atas mimbar, `Ini adalah Thayyibah (tempat yang baik dan suci), ini adalah Thayyibah, dan ini adalah Thayyibah (yang dimaksudkan adalah kota Madinah). Apakah kalian mau saya ceritakan kepada kalian tentang hal itu?' Mereka menjawab, `Mau.'
Dikatakan, "Sesungguhnya Hadits yang diriwayatkan dari Tamimy membuat aku terkagum, karena haditsnya sesuai dengan yang saya ceritakan, yaitu dari kota Madinah dan Makkah."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/205), Imam Ahmad (6/413-414), demikan pula Ath-Thayalisi (2/218-219) secara singkat, Abu Daud (2/214-215), Hambal (44/2-45/1) dan Ibnu Mandah (98/1-2) dari jalur –Amir Asy Sya'bi.
Demikian pula ditakhrij oleh Imam Tirmidzi (2254), Ibnu Majjah (2/506-508), dan Al Ajiri (hal 376-379) secara singkat, akan tetapi mereka tidak menyebutkan kota Makkah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad (6/373-374) dan Ibnu Mandah (2/97).
Ketiga, Siti Aisyah RA. Sya'bi menyebutkan dalam riwayat Ahmad yang terakhir tadi. Saya bertemu dengan Muharrir ibnu Abu Hurairah, maka saya menyebutkan Hadits Fatimah binti Qais kepadanya, lalu ia berkata, "Saya bersaksi atas bapakku, bahwa sesungguhnya dia menceritakan kepadaku sebagaimana Fatimah binti Qais menceritakan kepadamu, akan tetapi tanpa lafazh (Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya dia berasal dari barat."). Dia mengatakan bahwa ia menemui Qasim ibnu Muhammad, lalu ia menyebutkan kepadanya Hadits Fatimah, maka dia berkata, `Saya bersaksi bahwa Siti Aisyah menceritakan kepadaku sebagaimana yang diceritakan Fatimah kepadamu', tanpa disebutkan lafazh (Dua tanah haram yang diharamkan kepadanya, yaitu kota Makkah dan Madinah)".
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (6/373-374 dan 417-418) dari jalur Majalid yang bersumber dari Amir.
Majalid adalah Ibnu Said –dia tidak termasuk perawi yang kuat- dan dia tidak menyebut kota Makkah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Fatimah. Oleh karena itu dia membedakan antara Haditsnya dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah. Keduanya pada hakikatnya sepakat dengan menyebutkan kota Makkah dalam Hadits Fatimah oleh Imam Muslim dan yang selainnya, sebagaimana yang terdahulu dari beberapa jalur yang diriwayatkan dari Amir.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad (6/214) dari jalur Daud –yaitu Ibnu Hindi – dari Amir, dari Aisyah secara marfu' dengan ringkas, hanya dengan lafazh:
"Dajjal tidak akan masuk kota Makkah dan Madinah."
Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini shahih menurut syarat yang ditetapkan oleh Imam Muslim. Ibnu Mandah juga meriwayatkan Hadits yang serupa.
Keempat, Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Setiap pintu masuk Madinah dan Makkah terdapat malaikat, dan tidak akan bisa masuk Ath-Tha'un (penyakit menular) dan Dajjal."
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari (4/76), Muslim (4/120), Ahmad (2/237 dan 331) dan Ad-Dani (128/2) dari beberapa jalur sanad darinya.
Dalam jalur yang lain oleh Imam Ahmad (2/483), yaitu dengan lafazh "Madinah dan Makkah dijaga oleh para malaikat, setiap dari pintu masuknya…"
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya, Abu Ya'la mengatakan,
"Dajjal akan masuk dari arah timur, dia mendatangi Madinah sampai berhenti di belakang bukit Uhud. Kemudian malaikat memalingkannya ke arah Syam, dan di sanalah dia hancur (terbunuh)."
Kelima, Abu Bukrah Ats-Tsaqafi berkata, "Kebanyakan manusia berada di daerah Musaimah sebelum Rasulullah SAW bersabda, lalu beliau berdiri untuk berkhutbah dan bersabda,
"Amma ba'du, adapun dalam masalah orang ini, -yang kebanyakan kalian berada di dalamnya-, sesungguhnya dia adalah pendusta dari 30 pendusta yang keluar di antara tanda-tanda kiamat. Sesungguhnya dia (Dajjal si juling) memasuki setiap daerah kecuali Madinah, setiap pintu masuk dijaga dua malaikat yang menghancur-kan Dajjal."
Diriwayatkan oleh Abdurrazaq (20823), Ahmad (5/41 dan 47) dan selainnya dari Muammar, dari Zuhri, dari Thalhah bin Abdullah bin Auf.
Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini secara zhahirnya adalah shahih, karena perawi-perawainya terpercaya menurut Imam Bukhari. Akan tetapi Muammar bertentangan dengan dua orang tsiqah, dan keduanya itu adalah Uqail –yaitu Ibnu Khalid Al Ayali- dan anak saudara laki-laki Thalhah. Sesungguhnya Iyad bin Masafi' mengkhabarkannya dari Abu Bukrah. Ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/46).
Saya berpendapat bahwa Hadits ini yang paling shahih,16 dan Iyadh ini adalah majhul. Lalu dia berkata, dan Ibrahim ibnu Sa'ad dari bapaknya, dari kakeknya, dari Abu Bukhrah radiyallahu anhu dari Nabi SAW bersabda,
"Madinah tidak akan bisa dimasuki oleh Dajjal, karena kota Madinah pada saat itu mempunyai tujuh pintu, dan setiap dari pintunya terdapat dua malaikat."
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Bukhari (4/76) dan Ahmad (5/43 dan 47). Hakim memasukkannya dalam kitab Mustadrak (4/542). Dia mempunyai saksi dari Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menurut Imam Bukhari juga, yaitu pada nomor (5731) dari jalur Imam Malik. Hadits ini juga terdapat dalam Al Muwaththa (3/88).
Keenam, Hadits yang diriwayatkan oleh seorang laki-laki dari sahabat Nabi SAW. Sebelumnya sudah disebutkan Haditsnya.
Ketujuh, Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ibnu Abdullah. Sebelumnya sudah disebutkan haditsnya juga, dan selanjutnya akan disebutkan dengan jalur yang lain.
Kedelapan, Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri, dan sebelumnya sudah disebutkan.
Kesembilan, Hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Amru, dan sebelumnya juga sudah disebutkan.
Kesepuluh, Hadits yang diriwayatkan oleh Anas, seperti Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menurut Syaihaini (Bukhari Muslim).
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Bukhari (7134), Tirmidzi (2243), Ibnu Hibban (6766) dan Ahmad (3/202, 206, dan 177).
22.  Terdapat beberapa Hadits, antara lain:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Fathimah binti Qais, dan saya sudah sebutkan lafazhnya (hal 82-83).
Kedua, Hadits yang diriwayatkan dari Jabir. Ia berkata, "Nabi SAW pernah berdiri di atas mimbar pada suatu hari, lalu bersabda,
`Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku belum pernah memberitahukan suatu berita yang diwahyukan kepadaku dari langit (lalu beliau menyebut Hadits tentang Jassasah secara ringkas, dan di antaranya beliau mengucapkan, "Dia adalah Dajjal yang memasuki semua tempat di bumi ini selama empat puluh hari, kecuali tiba pada tempat yang baik."
Rasulullah SAW bersabda,
"Dan kota Madinah, tidak ada satupun pintu dari pintu-pintu masuknya kecuali terdapat malaikat yang bersenjata pedang yang akan mengusirnya. Kota Makkah juga demikian."
Hadits ini ditakhrij oleh Abu Ya'la dalam Musnad-nya (hal. 112/2 dan 113/2) dari dua jalur dari Muhammad bin Fudhail, dan diriwayatkan oleh Walid ibnu Jam'iyah dari Abi Salmah ibnu Abdurrahman.
Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini Hasan, yaitu menurut syarat yang ditetapkan oleh Imam Muslim dan Imam Haitsam (7/346) "Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dengan dua sanad, perawi salah satunya perawi (shahih)."
Ketiga, Hadits yang diriwayatkan oleh Mihyan ibnu Al Adra', ia berkata,
"Rasulullah memutuskan untuk suatu keperluan, kemudian beliau menolakku pada sebagian jalan-jalan di Madinah." Beliau mengucapkan suatu perkataan kepadanya, `Celakalah ibumu –atau celakalah ibunya- kampong yang penduduknya menyebutkannya `Sangat baik keadaannya'. Dia member makanan yang terbaik dari burung dan binatang bertaring, memakan buahnya, dan Dajjal tidak memasukinya, insya Allah. Setiap dia berniat untuk memasukinya, dia mendapatkan –setiap dari jalan masuk- malaikat dengan bersenjata pedang yang terhunus yang akan mengusirnya."
Hadits ini ditakhrij oleh Al Hakim (4/427) dan ia berpendapat bahwa sanad Hadits ini shahih, Dzahabi menyepakatinya.
Saya berpendapat bahwa dalam Hadits ini terdapat perawi yang terputus, hal ini akan kami jelaskan pada penjelasan berikutnya.
23.  Terdapat beberapa Hadits:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Dajjal akan turun dalam tempat yang berair ini dengan melewati jalan berbukit. Yang keluar kebanyakan adalah kaum wanita, sampai seorang laki-laki kembali kepada orang yang menyusuinya dan kepada ibunya, anak perempuannya, saudari dan bibinya, lalu diikatnya, karena khawatir dia (Dajjal) akan muncul. Kemudian Allah SWT member i  kekuatan kepada kaum muslimin, lalu mereka membunuhnya dan menghancurkan kelompoknya, sampai-sampai orang Yahudi pergi bersembunyi di bawah pohon atau batu. Maka pohon atau batu itu akan memberitahu kaum beriman, `Ini ada orang Yahudi yang bersembunyi di bawahku, bunuhlah dia!'"
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/67) dan Al Hambal dalam kitab Al Fitan (51/2-52/1).
Saya berpendapat bahwa Hadits ini hasan, seandainya Muhammad ibnu Ishaq tidak mu'an'an.
Kedua, Hadits ini diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri secara marfu',
"Dajjal akan datang –yaitu dia diharamkan untuk memasuki pintu masuk Madinah- dan turun pada suatu tempat di Madinah, lalu seseorang datang padanya pada hari itu…"
Hadits ini ditakhrij oleh Syaikhaini dan selain keduanya, dan sudah disebutkan dengan lafazh dari Abdurrazaq.
Ketiga, Hadits ini telah diriwayatkan oleh Mahjan ibnu Al Adra'. Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah berkhutbah di depan umat manusia,
"Pada hari pembalasan, apakah hari pembalasan itu? Pada hari pembalasan, apakah hari pembalasan itu? Pada hari pembalasan, apakah hari pembalasan itu? (beliau mengucapkan tiga kali)." Lalu seseorang bertanya, "Apakah hari pembalasan itu? Beliau melanjutkan, "Hari di mana Dajjal akan datang, lalu dia naik gunung Uhud dan memandang ke Madinah." Ia berkata kepada teman-temannya, "Apakah kalian melihat Al Qashru Al Abyadh (istana putih)? Ini adalah masjid Ahmad (Nabi Muhammad), kemudian datang ke kota Madinah, maka yang didapati adalah setiap jalan masuk terdapat malaikat bersenjata pedang yang tajam. Lalu ia mendatangi daerah tanah yang berair di bukit dan membinasakan penduduknya. Kemudian kota Madinah bergoncang dengan tiga kali goncangan, maka tidak ada yang tersisa orang-orang munafik laki-laki maupun perempuan, dan tidak ada orang yang fasik baik laki-laki maupun perempuan yang keluar darinya (kota tersebut). Itulah yang dinamakan hari pembalasan."
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad (4/338), Al Hambal (46/2-47/1) dan Al Hakim (4/427 dan 543). Ia berkata, "Hadits ini shahih menurut syarat Imam Muslim." Adz-Dzahabi menyepakatinya.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh keduanya bahwa jika Hadits itu selamat dari terputusnya perawi antara Abdullah ibnu Syaqiq  dan Mihjan, maka akan dimasukkan antara keduanya Raja ibnu Abi Raja Al Bahili dalam riwayat Imam Ahmad dan Al Hambal (46/1). Sanad Hadits ini lebih shahih dari sanad pada riwayat yang pertama.
Keempat, Hadits yang diriwayatkan dari Jabir ibnu Abdullah RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW mendaki bukit dari bukit-bukit yang bercela-cela, lalu beliau bersabda,
"Tanah Madinah telah diberi kenikmatan (keutamaan). Jika Dajjal akan keluar, maka setiap dari pintu masuk kota Madinah akan ada malaikat yang akan melarangnya untuk masuk. Apabila keadaan demikian, kota Madinah akan bergoncang selama tiga kali goncangan sampai tidak akan tersisa orang munafik laki-laki dan perempuan. Mereka akan keluar dari kota tersebut, dan kebanyakan yang keluar itu adalah kaum perempuan. Hari itu adalah hari pembalasan, dan itulah hari di mana kota Madinah terbebas dari keburukan sebagaimana ubupan (alat peniup api) tukang besi membersihkan kotoran besi. Bersama Dajjal pada saat itu tujuh ribu orang Yahudi, setiap laki-laki dari mereka memegang tombak dan pedang tajam, lalu mereka memukul ke lehernya dengan pukulan seperti pukulan masyarakat yang sedang berkumpul."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada fitnah –dan tidak akan ada sampai tiba hari kiamat- terbesar dari fitnah atau cobaan Dajjal. Tidak ada nabi kecuali dia mengingatkan umatnya, dan aku pasti memberitahukan kalian tentang sesuatu yang diberitakan oleh nabi sebelumku kepada umatnya." Kemudian beliau meletakkan tangan pada matanya dan bersabda, "Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak buta sebelah (juling)."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (3/292), dan anakya dalam "As-Sunnah" (138).
Saya berpendapat bahwa para perawinya tsiqah yaitu Syahikhain (Bukhari dan Muslim), kecuali Zuhair (ia tidak tsiqat) –yaitu Ibnu Muhammad Al Khurasani- dan di dalamnya terdapat dhaif, dan Ibnu Katsir berkata (1/127): "Sanad hadits ini baik, dan Imam Hakim mengshahihkannya" .
Hadits ini mempunyai jalur lain yang lebih singkat dalam Al Ihsan (6616).
Kelima, hadits yang diriwayatkan dari Anas ibnu Malik, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Dajjal akan mendatangi semua tempat di dunia, kecuali kota Makkah dan Madinah. Lalu dia mendatangi Madinah, dan yang didapatinya adalah bahwa setiap pintu masuknya terdapat barisan malakat. Maka ia mendatangi daerah tanah berair lerang bukit, lalu dia membinasakan penduduknya hingga kota Madinah bergoncang selama tiga kali goncangan, maka keluarlah semua orang munafik laki-laki dan perempuan."
Hadits ini telah ditakhrij Imam Bukhari (1/466-awruba), Muslim (8/206-207), Ahmad (3/191 dan 206, 238 dan 292), Al Hambal (47/1-48/2) dan Ad-Dany dalam kitab "Al Fitan" (127/2-128/1) .
24.  Terdapat tiga hadits:
Pertama, hadits yang diriwayatkan dari Anas.
Kedua, hadits yang diriwayatkan dari Jabir.
Ketiga, hadits yang diriwayatkan dari Mahjan.
Ketiga hadits tersebut telah disebutkan sebelumnya.
Keempat, hadits yang diriwayatkan dari seorang laki-laki Anshar, dari sebagian sahabat Nabi SAW. Ia mengatakan bahwa Rasulullah pernah menyebutkan tentang Dajjal, lalu beliau bersabda,
"Dajjal akan datang ke daerah tanah yang berair di Madinah, dan dia (Dajjal) diharaman baginya untuk memasuki pintu masuknya (madinah), maka kota madinah bergoncang beserta penduduknya satu atau dua kali goncangan –yaitu gempa- maka keluarlah darinya setiap orang munafik laki-laki dan perempuan. Kemudian Dajjal menguasai sebelah daerah Syam, sampai dia mendatangi sebagian gunung di Syam, lalu dia mengelilinginya. Kaum muslimin yang tersisa pada masa itu mencari perlindungan di puncak gunung dari gunung-gunung yang ada di Syam, lalu Dajjal yang turun dengan wujud aslinya mengepungnya, sampai ketika bencana yang menimpa mereka berkepanjangan. Seorang laki-laki dari kaum muslimin berkata, `Wahai sekalian kaum muslimin, sampai kapan kalian begini sedangkan musuh Allah menduduki daerah kalian.' Maka mereka bersumpah untuk mati, suatu baiat yang diketahui oleh Allah SWT bahwa sesungguhnya dia benar berasal dari diri mereka semua. Kemudian kezhaliman yang seseorang tidak bisa melihat telah mengelilingi kehidupan mereka." Beliau melanjutkan ceritanya, "Maka turunlah Ibnu Maryam (Nabi Isa AS). Lalu dia membuka penglihatan mereka, dan di antara mereka terdapat seorang laki-laki yang ditampakkan untuk umatnya, maka mereka bertanya, `Siapa kamu, wahai Abdullah?' lalu dia menjawab, `Saya adalah hamba Allah, Rasul, ruh dan kalimatnya, Isa bin Maryam, pilihlah kalian di antara ketiga pilihan ini: yaitu Allah SWT menurunkan siksaan dari langit kepada Dajjal dan tentaranya, atau menenggelam- kannya ke dalam bumi, atau Allah memberikan kepada kalian senjata-senjata kalian dan mencegah senjata-senjata mereka pada kalian. Maka mereka berkata, `Inilah wahai Rasulullah! Sembuhkanlah dada dan diri kami.' Maka pada saat itu terlihat orang Yahudi yang sangat kuat makan dan minum, tidak memperkecil tangannya oleh pedangnya dari halilintar. Mereka berdiri dan menguasai mereka, dan Dajjal meleleh ketika melihat Ibnu maryam sebagaimana timah meleleh sampai Isa mendatangi dan mendapatkannya, lalu membunuhnya".
Hadits ini telah ditakhrij oleh Abdurrazak (20834), dari Amru ibnu Abi Sufyan Ats-Tsaqafi.
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini tsiqah oleh syaikhain (Bukhari Muslim), selain laki-laki Anshar tersebut (Amru), karena dia tidak mempunyai nama. Laki-laki tersebut mungkin seorang sahabat, karena Tsaqafy ini adalah seorang tabi'in yang meriwayatkan dari Abu Musa Al Asy'ari dan selainnya. Jika demikian maka sanad hadits ini shahih, karena ketidaktahuan atau ketidakjelasan seorang sahabat tidak membahayakan, menurut ulama ahlu Sunnah.
25.  Terdapat dua hadits;
Pertama, Hadits yang telah diriwayatkan Jabir, yang sudah disebutkan sebelumnya (hal 89-90), di dalamnya terdapat lafazh,
"Itulah hari pembalasan, yaitu hari di mana kota Madinah terbebas dari kejahatan sebagaimana bebasnya ubupan (alat peniup api) tukang besi yang membersihkan kotoran besi."
Hadits lainnya, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kota Madinah bagaikan ubupan (alat peniup api) tukang besi yang membersihkan kotoran, dan tidak akan terjadi kiamat sampai Madinah lepas dari kejahatan sebagaimana ubupan tukang besi yang membersihkan kotoran."
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim (4/120)
26.  Terdapat dua hadits:
Pertama, hadits yang telah diriwayatkan oleh Mihjan ibnu Al Adra, dan sebelumnya sudah disebutkan (hal 89). Hadits yang lainnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ibnu Abdullah, dan sebelumnya juga sudah disebutkan (hal 89-90).
27.  Terdapat dua hadits juga:
Pertama, hadits yang telah diriwayatkan dari Ummi Syarik, ia mengatakan bahwasannya ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Manusia akan lari ke gunung untuk menghindari Dajjal." Ummu Syarik berkata, "Wahai Rasulullah SAW! Di mana orang Arab berada pada saat itu? Beliau menjawab, "Mereka pada saat itu berjumlah sedikit." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim (8/207), Tirmidzi, (3926) dan Ahmad (6/462).
Hadits lainnya, hadits yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah, "Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah menyebutkan kesungguhan yang terdapat pada Dajjal, "lalu saya bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah orang Arab pada saat itu?" Beliau menjawab,
"Wahai Aisyah, orang arab pada saat itu sedikit." Lalu saya bertanya lagi, "Apa yang mencukupkan orang-orang beriman dari makanan pada saat itu?" Beliau menjawab, "Yang mencukupkan bagi mereka adalah seperti apa yang mencukupkan para malaikat yaitu tasbih, takbir, tahmid, dan tahlil." Saya bertanya, "Harta apa yang paling baik pada saat itu?" Beliau menjawab, "Anak kecil yang memberi air minum keluarganya, dan tidak ada makanan yang baik pada saat itu."
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (6/125), Imam Hambal (47/2) dan Abu Ya'la (3/1133), dari Humad ibnu Salmah, dari Ali ibnu Zaid, dari Hasan.
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini lemah, Hasan –yaitu (Hasan) Al Bashri- mudalas. Ali bin Zaid-yaitu Ibnu Jad'ana-seorang yagn dhaif.
Imam Al Haitsami melupakannya lalu berkata (7/335): "Imam Ahmad dan Abu Ya'la meriwayatkannya, para perawinya adalah perawi (shahih)."
28.  Saya tidak mendapatkan saksi dalam hadits tersebut.
29.  Hal itu diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan dari Ali RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Yang mendapat petunjuk dari kelompok kita adalah ahlu bait, yang mana Allah SWT memelihara mereka pada malam itu."
Hadits ini tsabit, ditakhrij dalam kitab "Ash-Shahihah" (2371).
30.  Syawahid dalam petikan Hadits:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Utsman ibnu Abi Ash, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Kaum muslimin pada saat itu mempunyai tiga tempat tinggal (kota), yaitu kota yang berada di antara dua pertemuan dua laut, kota di Hayrah, dan kota di Syam. Maka manusia merasakan ketakutan tiga ancaman, lalu Dajjal keluar dari tempat di mana berada kaum manusia. Dia mulai menerangi dari arah barat, maka daerah yang pertama yang dilalui adalah daerah yang berada di antara dua pertemuan dua laut. Penduduk di daerah tersebut terbagi kepada tiga kelompok: Kelompok yang disebut Nusammah, kelompok yang sampai di negeri-negeri arab, dan kelompok yang melarikan diri ke daerah yang selanjutnya, dan saat itu Dajjal bersama dengan tujuh puluh ribu pengikut, dan kebanyakan yang mengikutnya adalah orang Yahudi dan kaum wanita. Dia mendatangi daerah yang selanjutnya, maka penduduk daerah tersebut terbagi kepada tiga kelompok juga: yaitu kelompok Nusammah, kita lihat siapa dia?, kelompok yang melarikan diri ke tempat orang Arab, dan kelompok yang berada di daerah selanjutnya yang berada di sebelah timur Syam. Kaum muslimin melarikan diri ke puncak bukit, lalu mereka mengirim senjata mereka, dan melucuti senjata sehingga menyusahkan mereka, hingga ditimpa kelaparan dan kepayahan yang sangat, sempai salah satu di antara mereka membakar salah satu lengan bawahnya, kemudian memakannya. Ketika keadaan mereka seperti demikian keadaannya, tiba-tiba terdengar suara panggilan dari sudut bukit, "Wahai sekalian manusia, aku mendatangkan untuk kalian pertolongan (diucapkan tiga kali)," lalu sebagian mereka berkata kepada lainnya, "Sesungguhnya suara ini adalah suara laki-laki yang tidak pernah kelaparan." Lalu turunlah Isa bin Maryam AS Ketika shalat shubuh, dan pemimpin mereka berkata padanya, "Semoga Allah memberi ketenangan, silakan maju untuk memimpin shalat, lalu dia berkata, `Umat ini adalah pemimpin sebagian mereka kepada yang lainnya,' lalu pemimpin mereka maju dan memimpin shalat. Setelah menyelesaikan shalatnya, Isa mulai berperang, dan dia pergi kearah Dajjal. Ketika dia melihatnya, dia merasa ketakutan (meleleh) sebagaimana timah meleleh, lalu dia meletakan senjatanya antara dua dadanya, lalu membunuhnya, dan dia juga memerangi para pengikut-pengikutny a. Pada saat itu tidak ada sesuatu yang dapat melindungi salah satu di antara mereka, sampai pohon akan berkata kepadanya, "Wahai orang beriman, ini adalah orang kafir."
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (4/216-217) dan Hakim (4/478-479). Saya katakana, "Perawi-perawi Hadits ini terpercaya menurut persyaratan yang ditetapkan oleh Imam Muslim (1/95) selain Ali ibnu Zaid –yaitu Ibnu Jad'ana- dia itu dhaif (lemah).
Kedua, Hadits yang diriwayatkan dari Jabir ibnu Abdullah, dan telah disebutkan haditsnya (971-73). Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim (1/95) letak kesaksiannya dari jalur lain, dari Abu Zubair,
"Sesungguhnya dia mendengar Jabir ibnu Abdullah secara marfu' dengan lafazh `Tidak akan berhenti sekelompok dari ummatku berperang atas kebenaran yang tampak sampai hari kiamat,' dia berkata, "Isa bin Maryam AS turun," lalu seorang pemimpin muslimin berkata, "Mari, pimpin shalat bersama kami," dia menjawab, "Tidak, sesungguhnya sebagian kalian atas sebagian lain adalah pemimpin, kemuliaan yang diberikan oleh Allah pada umat ini."
Hadits ini ditakhrij dalam kitab "Ash-Shahihah" (19600), dan ditakhrij juga oleh Ad-Dany (142/2).
Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dan sebelumnya sudah disebutkan haditsya dengan lafazh
"Kemudian turun Isa ibnu Maryam AS dari langit, memimpin umat manusia," maka ketika dia mengangkat kepalanya dari ruku'nya, dia berkata, "Allah mendengar orang-orang yang memujinya, Allah memusnahkan Dajjal, dan memenangkan kaum muslimin."
Keempat, Hadits yang diriwayatkan dari Nuwas ibnu Sam'an, dan sudah disebutkan haditsnya.
Kelima, Hadits yang diriwayatkan Siti Aisyah, dan sebelumnya juga sudah disebutkan haditsnya.
Keenam, Hadits yang diriwayatkan dari sebagian sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW, (sudah disebutkan haditsnya).
Ketujuh, Hadits yang diriwayatkan dari Samrah, bahwasannya Nabi SAW pernah bersabda,
"Sesungguhnya Dajjal keluar, dan dia itu buta sebelah mata kanan, di kulit tipis terdapat selaput mata (alis) yang lebat, dan dia mampu menyembuhkan penyakit (mata dan kusta), dan menghidupkan orang mati. Lalu dia berkata kepada manusia, "Sesungguhnya aku adalah Tuhanmu. Maka barangsiapa berkata, "Kamu adalah Tuhanku," maka dia termasuk yang dikena fitnah, dan barangsiapa yang berkata, "Tuhanku Allah,' sampai mati, "maka dia terpelihara dari fitnah, dan sesudah itu tidak ada lagi fitnah dan tidak ada siksaan, maka dia tinggal apa yang dikehandaki oleh Allah." Kemudian Isa ibnu Maryam datang dari arah barat, membenarkan kenabian Muhammad SAW dan agamanya, lalu dia membunuh Dajjal dan hal itu akan terjadi ketika hari kiamat (telah dekat)." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/13).
Saya mengatakan bahwa sanad Hadits ini shahih, seandainya Hasan Al Bashri tidak mu'an'an, adapun Al Hafizh dalam kitab "Al Fath" (6/478), ia menguatkannya dengan mengatakan bahwa sesungguhnya sanadnya adalah hasan.
Kedelapan, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah juga, sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
"Apa yang kalian lakukan jika Ibnu Maryam turun (dari langit) di antara kalian, dan Imam kalian (dalam riwayat lain: mengimami kalian) dari kalian?" Ibnu Aby Dzi'bu berkata dalam –salah satu riwayatnya-, "Apakah kamu mengetahui apa yang dimaksud dengan "Ammakum"? ammakum kalian adalah kitab Tuhan kalian (Al Qur'an) dan Sunnah Nabi kalian." Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6/384), Muslim (1/41), Abdurrazak (20841), Ahmad (2/272 dan 336), Ibnu Mandah (2/41) Baihaqi dalam kitab "Al Asma'" (hal 424), dan tambahannya.
Dari jalur yang kedua secara marfu' dengan lafazh
"Dan demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, sudah dekat turunnya Ibnu Maryam di antara kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancuran salib, membunuh babi, menghentikan peperangan, dan melimpahkan harta sampai tidak ada orang yang mau menerimanya lagi, sampai bersujud satu kali itu lebih baik dari dunia dan segala isinya." Kemudian Abu Hurairah berkata, "Bacalah, `Jika kalian menghendaki, tidak ada seorangpun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.'" (Qs. An-Nisa; (4): 159)
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Bukhari (6/382-383), Muslim (93-94), Tirmidzi (2234) dan dia menshahihkannya, Ath-Thayalisi (2/219/2782) dan Ahmad (2/240, 272, dan 538) dan tidak pada mereka bertiga bacaan ayat di atas. Diriwayatkan oleh Syaikhan, Ibnu majah (2/516), Al Ajiri (hal. 381), Abdurrazaq (20840), Ad-Dani (142/1-2) dan Ibnu Mandah dalam kitab Al Iman (41/1).
Jalur yang ketiga dengan lafazh,
"Demi Allah! Ibnu Maryam akan turun sebagai hakim yang adil, maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan pajak. Maka hilanglah sifat hasud, dengki dan benci-membenci. Dia menyedekahkan harta tapi tidak ada seorang pun yang mau menerimanya (karena sudah tidak ada orang membutuhkan lagi –edit)." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim (1/94), Ahmad (2/494), Al Ajiry (hal 380) dan Ibnu Mandah (41/2).
Jalur yang keempat –hadits yang diriwayatkan Muhammad bin Sirin – secara marfu',
"Yang hidup di antara kalian pasti akan bertemu dengan Isa ibnu Maryam sebagai Imam yang terpetunjuk dan hakim yang adil, maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan pajak dan menghentikan peperangan." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/411).
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini shahih menurut syarat yang ditetapkan oleh syaikhan (Bukhari Muslim).
Dalam riwayat dari Ibnu Sirin dikatakan,
"Ibnu Maryam akan turun kepada umatnya di waktu antara adzan dan iqamah," lalu mereka berkata kepadanya, "Sihlakan maju," lalu dia berkata, "Tidak, imam kalian yang memimpin shalat, kalian adalah pemimpin sebagian kalian pada sebagian yang lainnya." Hadits yang ditakhrij oleh Abdurrazak (20838), sanad hadits ini shahih maqthu', dan dia dihukumi marfu' Mursal.
Dalam riwayat lain dari Muammar dikatakan,
"Adalah Ibnu Sirin berpendapat bahwa sesungguhnya dia mendapat petunjuk di mana Isa shalat dibelakangnya." Hadits ini ditakhrij oleh Abdurrazak (20839).
Dari jalur yang kelima yang diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu' dengan lafazh
"Isa ibnu Maryam turun, maka dia akan membunuh babi, menghapus salib, mengumpulkan shalat, menyedahkan harta sampai tidak ada yang menerimanya, membebaskan pajak, menurunkan perdamaian, lalu dia berhaji atau berumrah atau mengumpulkan keduanya darinya." Dia berkata, "Abu Hurairah membacakan ayat `Tidak ada seorangpun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepada (Isa) sebelum kematiannya…dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka'." (Qs. An-Nisaa' (4): 159) Hanzhalah menduga bahwa Abu Hurairah berkata, "Dan beriman sebelum kematian Isa," saya tidak mengetahui ini semuanya berasal dari hadits Nabi SAW, atau merupakan perkataan Abu Hurairah? Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/290-291).
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini shahih menurut syarat Muslim dan sungguh keluar dari perintah tentang turunnya dalam kitab Ar-Rauha dan Al Ihlal (4/60), demikian yang diriwayatkan oleh Abdurrazak (20842), Ad-Dany (144/1) dan Ibnu Mandah (41/2).
Jalur yang keenam secara marfu',
"Tidak ada antaraku dengannya (yaitu Isa) seorang nabi, dan sesungguhnya dia akan turun. Jika kalian melihatnya maka percayailah, seorang laki-laki yang kulitnya antara merah dan putih, pertengahan antara kedua warna tersebut, seakan-akan kepalanya basah sekalipun tidak dikenai air, maka dia memerangi manusia demi islam, dia menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan pajak, dan Allah menghancurkan pada zamanya itu semua agama kecuali Islam. Dia (Allah pada zaman itu) membinasakan si pembohong (Dajjal) (sehingga penduduk di muka bumi ini merasa aman, sampai unta hitam bersusuhan dengan unta, singa dengan sapi, serigala dengan kambing, anak kecil bermain dengan ular tapi tidak membahayakan) . Dia tinggal di muka bumi selama empat puluh tahun, kemudian dia wafat, maka orang-orang beriman menshalatkan- nya (dan menguburkannya) ."
Hadits ini ditakhrij oleh Abu Daud (2/214), Ibnu Hibban (1902 dan 1903), Ahmad (2/406/437), Ibnu Jarir dalam kitab "At-Tafsir" (nomor 7145), Al Ajir (hal 380), dan Abdurrazaq (20845) dengan penambahan "Dan dakwah itu menjadi satu kepada tuhan semesta alam." Dia mempunyai syawahid dalam jalur yang nanti akan kami sebutkan.
Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini shahih, dan Al Hafizh menshahihkannya, dan dia mentakhrij dalam "Silsilah Ahadits As-Shahihah" (2182).
Jalur yang ketujuh yang diriwayatkan secara marfu',
"Al Masih Isa bin Maryam sudah hampir turun sebagai hakim yang adil, pemimpin yang baik. Dia akan membunuh babi, dan menhancurkan salib, dan dakwah pada saat itu hanya satu." Hadits ini ditakhrij oleh Ahmad (2/394).
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini hasan.
Jalur yang kedelapan yang diriwayatkan secara marfu' yang serupa dengan hadits sebelumnya, tanpa ada kalimat terakhir, dengan penambahan "Dan ketenangan yang kembali, dan pedang-pedang menempati sarungnya, penyusu pergi kepada orang yang disusuinya, langit menurunkan rezekinya dan bumi mengelurkan berkahnya, sampai anak kecil bermain dengan ular, tetapi tidak membahayakannya, serigala menggembalakan kambing tanpa mengganggunya, dan singa menggembalakan sapi tetapi tidak membahayakannya." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/482-483), dari Falih, dari Harits bin Fudhail Al Anshary, dan dari Ziyad bin Sa'ad.
Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Katsir (1/169). "Jayyid (baik), qawi (kuat), dan shalih (tepat).
Di dalam hal ini terdapat dua macam yang perlu diperhatikan,
Pertama, sesungguhnya Ziyad bin Saad ini –yaitu Al Madani Al Anshari- Ibnu Abi Hatim meriwayatkannya (1/2/533), dari riwayat anaknya Saad bin Ziyad juga, dan dia tidak menyebutkan di dalamnya terdapat jarh wa ta'dil, dan diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam "Ats-Tsiqah" (1/73).
Kedua, sesungguhnya Falih ini –yaitu Ibnu Sulaiman Al Khuza'i- sekalipun dia berasal dari perawi Syaikhain (Bukhari Muslim), tetapi dia banyak berbuat salah, sebagaimana yang dikatakan oleh Al Hafizh dalam kitab "At-Taqrib."
Jalur yang kesembilan yang diriwayatkan secara marfu' dengan lafazh
"Tidak akan terjadi kiamat sampai bangsa Rum turun di dabiq, lalu keluarlah suatu tentara dari Madinah yang merupakan sebaik-baik manusia pada saat itu ke arah mereka, dan ketika mereka sudah berbaris, tentara Rum berkata, `Biarkan kami berurusan dengan orang-orang yang memberontak dari kami untuk memeranginya, ' maka tentara muslimin berkata, `Tidak demi Allah, kami tidak akan membiarkan kalian berurusan dengan saudara-saudara kami, maka mereka pun saling berperang, sepertiga dari mereka melarikan diri, yaitu orang yang tidak mau bertobat kepada Allah selamanya, dan memerangi sepertiganya lagi –sebaik-baik kaum syuhada disisi Allah- dan menundukkan sepertiganya lagi yang mereka tidak kena fitnah selamanya. Mereka menaklukkan konstantinopel (dalam riwayat lain: "Maka mereka mencapai konstantinopel dan mendapatkan harta rampasan,")( dan dalam riwayat yang lainnya lagi: "Apakah kalian mendengar di Madinah bahwa disampingnya terdapat daratan dan disampingnya lagi terdapat lautan?, mereka menjawab, "Betul wahai Rasulullah SAW," beliau berkata, "Tidak akan terjadi kiamat sampai sebanyak tujuh puluh ribu dari kaum bani Ishaq (Yahudi) memeranginya, maka apabila mereka mendatanginya mereka turun, mereka tidak berperang dengan senjata, dan tidak melempar anak panah," mereka berkata, "Lailaha illallah wallahu akbar," maka terjatuhlah salah satu kota disampingnya yang berada di lautan, kemudian untuk kedua kalinya berkata, "Lailaha illallah wallahu akbar," maka jatuhlah yang lainnya, kemudian untuk ketiga kalinya mereka berseru, "Lailaha illallah wallahu akbar, maka dia mengalahkan mereka dan memasukinya lalu mengambil harta rampasan). Ketika mereka membagi harga rampasan mereka menggantungkan pedang-pedang di pohon zaitun, tiba-tiba syetan berteriak di antara mereka, bahwa sesungguhnya Dajjal masih ada di belakang kalian, dalam keluarga kalian. Lalu mereka keluar, dan itulah suatu kebatilan (maka mereka meninggalkan setiap sesuatu dan mengembalikannya) , dan ketika mereka datang ke Syam dia keluar. Ketika mereka bersiap-siap berperang, mereka berbaris, ketika menunaikan shalat (shalat shubuh), maka turunlah Isa bin Maryam mengimami mereka, maka ketika musuh Allah melihatnya dia meleleh sebagaimana garam meleleh dalam air. Seandainya dia meninggalkannya tidak kami lelehkan sampai binasa, akan tetapi Allah memeranginya dengan (tangan) kekuasaannnya, maka dia memperlihatkan darahnya di pedangnya."
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim (8/175-176) dan lafazhnya berasal darinya. Demikian juga jalur yang lainnya (8/178-188), dan tambahan darinya, Ad-dani (113/1-2 dan 121/2) dari dua jalur, Hakim (4/482) dan riwayat lainnya dan tambahan yang ada padanya, dia berkata, "Hadits ini shahih menurut syarat Muslim, dan keduanya tidak mentakhrijkannya. "
Saya berpendapat bahwa sebagian haditsnya terdapat syawahid dari hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud dan Yasir bin Jabir, ia berkata, "Berhembus angin merah di Kufah," maka datang seseorang, dan ia berkata, "Wahai Abdullah bin Mas'ud, sudah datang waktu kiamat," dia bercerita, "Dia duduk –dan sebelumnya dia telentang- lalu berkata,
`Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sampai warisan itu tidak dibagi lagi dan orang tidak merasa senang dengan harta rampasan,' kemudian dia berdiri dengan tangannya begini dan mengarahkan ke arah Syam, lalu berkata, "Musuh-musuh Allah berkumpul di tempat penduduk Islam dan penduduk muslimin berkumpul di daerah mereka," saya bertanya, "Apakah yang kamu maksudkan adalah Rum?" dia menjawab, `Betul,' ketika berkecamuk peperangan, kaum muslimin bersumpah untuk tidak akan kembali tanpa kemenangan atau mati, maka mereka pun berperang sampai dipisahkan oleh malam, masing-masing dari mereka saling mengundurkan diri tanpa salah satunya memenangkan peperangan, melupakan persyaratan tadi. Kemudian kaum muslimin berjanji tidak akan kembali kecuali dengan kemenangan, lalu mereka berperang sampai malam. Lalu masing-masing mereka menahan diri tanpa ada satu yang memnangkannya, dan mereka melupakan persyaratan tadi. Kemudian kaum muslimin berjanji tidak akan kembali kecuali dengan kemenangan, lalu mereka berperang sampai sore, lalu masing-masing mereka menahan diri tanpa ada satu yagn memenangkan dan melupakan persyaratan. Ketika pada hari ke empat, kami berikan petunjuk Islam kepada mereka. Allah menjadikan kecelakaan terjadi pada mereka, maka mereka saling membunuh. (ada yang mengatakan, "Tidak akan terlihat seperti itu." Ada juga yang mengatakan, "Belum diperlihatkan sepertinya." ) sampai burung akan lewat di samping mereka, dan tidak meninggalkan mereka sampai jatuh binasa. Mereka berjumlah seratus, mereka tidak mendapatkan yang tersisa dari mereka kecuali seorang laki-laki, maka harta rampasan mana yang akan membuatnya gembira atau warisan mana yang terbagi? Ketika mereka dalam keadaan yang demikian, tiba-tiba mereka mendengar bencana yang lebih besar dari itu, maka kepanikan menimpa mereka. Sesungguhnya Dajjal masih bersama kalian, maka mereka mencampakkan apa yang ada di tangan mereka dan menciumnya, dan mereka mengutus sepuluh kuda pilihan. Nabi bersabda, "Sesungguhnya aku mengetahui nama-nama mereka dan nama-nama para bapaknya, dan warna kuda-kudanya, dan kuda-kuda tersebut pada saat itu merupakan kuda yang terbaik." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (1/143) dan Muslim(8/177- 178).
Jalur yang kesepuluh yang diriwayatkan secara marfu',
"Isa bin Maryam turun, maka dia menghancurkan salib, membunuh babi dan membebaskan pajak, dan Allah SWT membinasakan Dajjal pada saat itu dan kalimatullah menjadi tegak." Hadits ini ditakhrij Ad-Dany (143/2) dan Ibnu Mandah (41/2), dan sanadnya jayyid (baik).
Inilah kesepuluh jalur hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sendiri, dan hadits-hadits itu mutawatir secara keseluruhan, bukan secara terperinci.
Hadits ke Sembilan, Hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah bin Yaman, seperti hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang sudah disebutkan tadi dan disempurnakan. Di dalamnya disebutkan "Puncak bukit," dan disebutkan di dalamnya:
"Maka ketika mereka menunaikan shalat, turun Isa bin Maryam AS menjadi imam bagi mereka, maka dia shalat bersama mereka.17 Ketika selesai menunaikan shalatnya, dia berkata, "Lapangkan antaraku dengan musuh-musuh Allah." (Abu Hazim meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Maka dia meleleh sebagaimana cahaya bulan meleleh oleh cahaya matahari," Abdullah bin Amru juga meriwayatkan, "Sebagaimana garam meleleh dalam air), Allah member kemampuan kepada kaum muslimin, mereka dapat mengancurkan salib, membunuh babi dan membebaskan pajak." Hadits ini ditakhrij oleh Ibnu Mandah (95/2) dan Imam Hakim (4/490-491) dan berkata, "Hadits ini shahih menurut syarat Muslim," dan Adz-Dzahaby mengakuinya.
 
Saya katakan, "Di dalamnya terdapat Khalaf bin Khalifah Al Asyja'i, dan sekalipun dia terpercaya dari perawi Muslim, tetapi dia mencampurkan- nya dengan yang lainnya, maka haditsnya jayyid (baik) dalam syawahidnya. Adapun perkataan Al Hafizh dalam (6/478) sesudah diangkat oleh Ibnu Mandah, "Sanad hadits ini shahih," dan dia itu lalai atau sering mempermudah.
Kesepuluh, Hadits yang diriwayatkan dari Huudaifah bin Asid berkata,
"…dan akan tetapi Dajjal keluar pada sebagian manusia, memperlemah agama, membuat bimbang, lalu mengembalikan (manusia) ketempat (semula). Dia melipati bumi seperti melipat gulungan bulu domba, sampai dia mendatangi Madinah, lalu dia dikalahkan untuk kemudian keluar dan dilarang (baginya) untuk masuk, lalu ia ke gunung Iliya, dan dia (Dajjal) mengepung kelompok dari kaum muslimin. Maka (Isa) berkata kepada mereka (kaum muslimin), `Apa yang kalian tunggu dengan kesombongan itu supaya kalian memeranginya sampai dilindungi oleh Allah atau Allah bukakan pintu kemenangan bagi kalian?' lalu mereka sepakat untuk memeranginya ketika shubuh hari, dan ketika waktu shubuh, bersama mereka isa bin Maryam, lalu dia membunuh Dajjal dan menghancurkan pengikut-pengikutny a, sampai pohon, batu, dan tanah liat berkata, `Wahai orang beriman, ini orang yahudi disampingku, bunuhlah dia.'"
Hadits ini ditakhrij oleh Hakim (4/529-530) dan Abdurrazak (20827) secara ringkas, dan hakim berkata, "Hadits ini shahih sanadnya" dan Adz-Dzahabi menyepakatinya, dan sebagaimana dikatakan oleh kedua orang tersebut.
Kesebelas, Hadits yang diriwayatkan dari sebagian sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW, dan sebelumnya sudah disebutkan haditsnya (91-92).
31.  Terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Yaman sebelumnya, di dalamnya terdapat lafazh
"Maka ketika (Isa) selesai menunaikan (shalat), dia berkata, "Lapangkan antara aku dengan musuh Allah."
32.  Terdapat beberapa hadits:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari anas, ia berkata,
"Dajjal itu mendapat pengikut dari Yahudi Ashbahani sebanyak tujuh ribu orang yang berpakaian lengkap." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim (8/207), Ibnu Hibban (6760), Ahmad (3/224) dan lihat kitab "Ash-Shahihah" (3080).
Kedua, Hadits yang diriwayatkan dari Jabir, dan sebelumnya sudah disebutkan (hal 89-90) dengan lafazh
"Bersamanya tujuh puluh ribu orang dari Yahudi, dan setiap laki-laki dari mereka memiliki tombak dan pedang tajam."
Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari Utsman bin Abi `Ash, seperti Hadits di atas, tanpa menyebut "Pedang", dan sebelumnya sudah disebutkan haditsnya.
Keempat, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Said secara marfu', lafazhnya seperti yang di atas tanpa menyebutkan kata "Pedang".
Hadits yang ditakhrij oleh Abdurrazaq (20825), Hadits yang diriwayatkan dari Abu Haraun, akan tetapi Abu Haraun itu matruk.
Kelima, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu', dengan lafazh
"Akan turun Dajjal (Khuwz) dan (Karman) dalam tujuh puluh ribu bentuk wajah seperti orang gila." Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/337), dan para perawinya tsiqah, seandainya tidak mu'an'an oleh Ibnu Ishaq.
33.  Petikan hadits ini syawahidnya berasal dari riwayat semua sahabat:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir (hal 71-73).
Kedua, Hadits yang diriwayatkan oleh sebagian sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, Hadits yang diriwayatkan oleh Utsman bin Abi Ash.
Keempat, Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Kelima, Hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Yaman.
34.  Saya tidak mendapatkan syawahid bagi Hadits ini.
35.  Terdapat beberapa hadits:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Majma' bin Jariyah Al Anshary berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Ibnu Maryam membunuh Dajjal di pintu ludd."
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Tirmidzi (2245), Ibnu Hibban (1901), At-Thayalisi (2/219), Abdurrazak (20835), Ahmad (3/420) dan Ad-Dany (143/1 dan 2). Dan Imam Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan shahih".
Kedua, Hadits yang diriwayatkan dari Nawas bin Sam'an secara marfu' mitsluhu (serupa teks hadits sebelumnya), da sebelumnya sudah disebutkan haditsnya.
Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari Siti Aisyah RA secara marfu' (seperti teks hadits sebelumnya), dan sebelumnya sudah disebutkan haditsnya.
Yang diriwayatkan oleh Abdurrazak (20836) dengan sanad shahih,
"Sesungguhnya Umar pernah bertanya kepada seorang laki-laki dari Yahudi tentang sesuatu, lalu dia (orang yahudi tersebut) menjawab-nya, dan Umar membenarkannya, maka Umar berkata kepadanya, "Saya ingin mencoba kebenaran ucapanmu, maka beritahukan kepadaku tentang Dajjal," dia menjawab, "Demi Tuhan yahudi, Ibnu Maryam pasti akan membunuhnya di halaman (ludda)."
36.  Terdapat beberapa hadits:
Pertama, Hadits yang diriwayatkan Utsman bin Abi Ash, hal itu terdapat pada akhir haditsnya.
Kedua, Hadits yang diriwayatkan dari jabir, hal itu terdapat pada akhir haditsnya.
Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid.
Keempat, Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, dan sebelumnya juga telah disebutkan. Akan tetapi dia mempunyai jalur lain yang lebih shahih dari itu dengan lafazh,
"orang-orang Yahudi akan memerangi kalian, lalu kalian mengalahkannya, sampai batu berbicara, `Wahai orang muslim, ini orang Yahudi bersembunyi dibelakangku, maka bunuhlah dia.'"
Hadits ini ditakhrij oleh Abdurrazak (20837), Imam Ahmad (2/149) dan Tirmidzi, (2237) dan berkata, "Hadits ini hasan shahih."
Kemudian hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/122 dan 131), Bukhari (6/78 dan 478), Muslim (8/188) dari jalur selain Abdurrazaq, dan ditakhrij oleh Ad-Dany (65/1).
Kelima, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak akan terjadi kiamat sampai orang-orang muslim memerangi orang-orang Yahudi, maka kaum muslimin membunuh mereka, sampai ada orang Yahudi bersembunyi di belakang pohon dan batu." Lalu batu atau pohon tersebut berkata, "Wahai orang mukmin! Wahai Abdullah! Ini ada orang Yahudi bersembunyi dibelakangku, maka bunuhlah dia kecuali pohon Al Garqad, karena dia itu termasuk pohon orang Yahudi."
Hadits ini ditakhrij oleh Syaikhain (Bukhari dan Muslim), Ahmad (2/393, 417 dan 530), Khuthaib (7/207), dan Ad-Dany (64/2-65/1).
37.  Semua riwayat Hadits telah menyepakati bahwa sesungguhnya Dajjal akan tinggal di muka bumi selama empat puluh. Akan tetapi maksud dari empat puluh dalam hadits tersebut masih diperselisihkan, apakah dia itu empat puluh tahun sebagaimana dalam riwayat ini, atau empat puluh hari semalam sebagaimana yang terdapat dalam riwayat lain?
Yang benar yang bisa dipastikan adalah yang kedua, karena sesungguhnya pendapat inilah yang paling benar dan yang paling banyak, sebagaimana akan dijelaskan nanti.
Adapun riwayat ini, dia mempunyai kelemahan pada sanadnya – sebagaimana terdahulu penjelasannya pada awal pembahasan ini. Sesungguhnya saya tidak mendapatkan syawahid baginya yang dapat dijadikan sandaran yang memungkinkan untuk menguatkannya, kecuali hadits Syahru bin Hawsyab terdahulu, yang diriwayatkan dari Asma bin Yazid pada riwayatnya dengan lafazh:
"Dajjal tinggal di dunia selama empat puluh tahun, setahun itu bagaikan sebulan dan sebulan itu bagaikan seminggu dan seminggu bagaikan sehari, dan sehari itu bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma dalam api." Akan tetapi dia merupakan Hadits yang munkar karena lemahnya syahru dan dia sendiri yang meriwayatkannya. Maka tidak pantas dijadikan sebagai syahid.
Apa yang diriwayatkan oleh Suhail bin Abi Shalih, dari bapaknya, dari Abu Hurairah yang secara marfu' juga tidak dapat menguatkan Hadits di atas, lafazh hadits yang diriwayatkan suhail adalah,
"Tidak akan terjadi kiamat sampai waktu itu saling berdekatan, setahun itu bagaikan sebulan sebulan bagaikan seminggu, seminggu bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma".
Hadits ini ditakhrij oleh Ahmad (2/537-538), Abu Ya'la (302/1) dan Ibnu Hibban (1888).
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini shahih menurut syarat Muslim, dan demikian yang dikatakan oleh Ibnu Katsir (1/213). Hadits itu mempunyai syawahid dari hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik secara marfu', yang ditakhrij oleh Imam Tirmidzi (2333), dan dia menggharibkannya (menyendirikannya dalam meriwayatkan) . Hadits yang lainnya mursal oleh Said ibnu Musayyab, yang ditakhrij oleh Ad-Dany (41/1).
Saya berpendapat bahwa hadits ini tidak akan menguatkan hadits Syahr, karena sesungguhnya dia tidak menyebutkan di dalamnya tentang Dajjal sebagaimana zhahirnya. Hadits tersebut mutlak, dan tidak boleh di taqyid (dibatasi) –saya maksudkan, hadits yang diriwayatkan oleh Syahr karena kelemahannya– apalagi setelah di taqyid Hadits-hadits tersebut saling bertentangan dengan riwayat-riwayat lainnya.
Adapun menurut riwayat-riwayat yang diisyaratkan dengan jelas, bahwa sesungguhnya empat puluh yang dimaksud dalam hadits Dajjal itu adalah hari, dan bukan tahun, dan itu merupakan riwayat-riwayat yang kesemuanya berasal dari sahabat. Sebelumnya sudah disebutkan, maka cukuplah bagi kami dengan mengisyaratkan riwayat-riwayatnya:
Pertama; Hadits yang diriwayatkan oleh Nawas bin Sam'an, dan sebelumnya sudah disebutkan.
Kedua; Hadits yang diriwayatkan oleh Nafir Walid jubair, dan sebelumnya sudah disebutkan.
Ketiga; Hadits yang diriwayatkan oleh seorang laki-laki dari sahabat Nabi SAW, dan sebelumnya sudah disebutkan haditsnya.
Keempat; Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, dan sebelumnya sudah disebutkan.
Kelima; Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dan sebelumnya sudah disebutkan.
Saya berpendapat bahwa Hadits-hadits shahih ini tidak bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru, dan ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dajjal akan keluar pada umatku, dia tinggal selama empat puluh hari, atau empat puluh malam, atau empat puluh bulan, dan Allah SWT mengutus Isa bin Maryam –seakan-akan dia Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi- maka dia nampak, lalu dia membinasakannya, kemudian ummat manusia tinggal sesudahnya selama tujuh tahun, tidak ada antara keduanya permusuhan. Setelah itu Allah SWT mengirim angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada tersisa seorang pun yang hatinya terdapat sedikit keimanan kecuali ditangkapnya…".
Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/166), Muslim (8/201), dan Hakim mengetahuinya (4/5430544 dan 550-551) Ibnu Hibban (7309), dan Ibnu Mandah (98/2).
Saya berpendapat bahwa Hadits ini tidak bertentangan dengan Hadits-hadits sebelumnya, yang di dalamnya terdapat keraguan. Yang nampak bahwa sesungguhnya dia salah satu perawinya, ia menguatkan pendapat yang mengantakan empat puluh hari, dan kemungkinan keraguan itu berasal dari Nabi SAW sendiri, dan keraguan itu ada sebelum datang wahyu mengenai perkiraan hari-hari itu. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah menguatkan: "Selama empat puluh hari Allah mengetahui apa yang ditakdirkannya" , Ibnu Hibban menambahi: "Allah lebih mengetahui apa yang ditakdirkannya (menyebut dua kali)".
38.  Bentuk shigat ini lemah gharib dan bertentangan dengan Hadits-hadits yang shahih yang sebelumnya diisyaratkan kepadanya, maka sesungguhnya yang Al Mahfuzh (terpelihara) adalah; "Empat puluh hari, hari itu bagaikan setahun, sehari itu bagaikan sebulan, dan sehari bagaikan seminggu, dan semua hari-harinya seperti hari-hari kalian ini".
39.  Petikan hadits ini tidak menyebutkan Hadits-hadits yang shahih, dan yang tetap adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah terdahulu (hal 110) dengan lafazh:
"Tidak akan terjadi kiamat sampai waktu itu saling berdekatan… dan sejam itu bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma", dan di dalamnya tidak menyebutkan Dajjal sebagaimana sebelumnya.
40.  Saya tidak mendapatkan syahid.
41.  Saya tidak mendapatkan syahid padanya dengan shigah (bentuk) ini yang menyebutkan hari-hari yang pendek, dan yang Al Mahfuzh (terjaga) hadits yang diriwayatkan oleh Nuwas dan Nafir Walid Jabir, yang disebutkan sebelumnya.
"Kami bertanya, `Wahai Rasulullah SAW, itulah hari yang lamanya seperti setahun, apakah saat itu shalat yang kami lakukan dalam sehari cukup untuk hari itu (yang lamanya seperti setahun)?. Beliau menjawab, `Tidak, lakukan sesuai dengan kemampuanmu' ."
42.  Petikan Hadits ini dengan semua isinya terdapat pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang disebutkan sebelumnya, yang dengan jalur yang bermacam-macam.
43.  Terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Thawus, ia berkata,
"Isa bin Maryam akan turun sebagai pemimpin yang baik dan hakim yang adil. Ketika dia turun, dia menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan pajak, dan agama pada saat itu hanya satu. Dia meletakkan keamanan di bumi sampai singa akan bersama dengan sapi karena menganggapnya sapi jantan (kuat), serigala bersama kambing karena menganggapnya anjing, dia mengangkat segala sesuatu yang ditakdirkan kepada yang ditakdirkannya, sampai seseorang meletakkan tangannya di atas kepala ular, tetapi tidak membahayakannya, anak kecil mengejar singa bagaikan dia mengejar anak anjing yang kecil, dan harga kuda orang arab hanya 20 dirham, sapi jantan berbuat begini begitu, bumi kembali seperti situasi pada masa Adam, sayuran (yang dimaksudkan: Al Inqadu "Dimakan oleh orang yang banyak, dan buah delima dimakan oleh banyak orang".
Hadits yang diriwayatkan oleh Abdurrazak (20843).
Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini mursal shahih, para perawinya tsiqah menurut perawi syaikhan (Bukhary Muslim).
44.  Petikan hadits sebelumnya sebagai syahid dalam hadits yang diriwayatkan thawus, dan juga pada jalur-jalur Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang diisyaratkan tadi. Kemudian tersisa satu jalur dari jalur-jalur yang haditsnya memiliki syahid yang sebelumnya tidak memiliki syahid –seperti kalimat yang pertama darinya dan dari selainnya- dan hal itu merupakan riwayat Zaid bin Aslam, dari seseorang, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Tidak akan terjadi kiamat sampai turun Isa bin Maryam sebagai pemimpin adil, dan kaum Quraisy (merampas) kepemimpinan, membunuh babi, menghancurkan salib, membebaskan pajak, hanya bisa bersujud sekali pada Tuhan semesta alam, menghentikan peperangan, bumi dipenuhi dengan Islam (sebagaimana air memenuhi sumur) dan bumi pada saat itu bagaikan meja makan (maksudnya: makanan). Tidak ada lagi permusuhan dan kebencian, dan serigala pada saat itu bersahabat dengan kambingnya karena seakan-akan dia itu anjing, dan singa bersama dengan unta karena menyangka kuda jantan."
Hadits yang diriwayatkan oleh Abdurrazak (20844), dari Muammar.
Saya berpendapat bahwa semua sanadnya tsiqah, selain laki-laki yang tidak mempunyai nama, dan dia itu merupakan salah satu dari tabi'in besar. Dia bukan termasuk sahabat, karena Zaid ini adalah tabi'in yang meriwayatkan Hadits dari sekelompok sahabat; di antaranya Abu Hurairah sendiri, Ibnu Umar dan selain keduanya.
Dan Hadits itu, sekalipun mauquf, tetapi dia dihukumi sebagai Hadits marfu', karena sesungguhnya Hadits tersebut tergolong Hadits Al Mughayyabat yang tidak dapat dikatakan dengan hanya sekedar pendapat. Kebanyakan hadits itu datang secara marfu' sebagaimana Hadits-hadits terdahulu.
Kumpulan hadits dari paragraf ini mempunyai saksi dalam hadits yang diriwayatkan dari Nuwas binti Yazid Al Anshari, yang ditakhrij, sekalipun tidak dengan redaksi yang sempurna yang terdapat syahid.
 
46 dan 47- Pada dasarnya saya tidak mendapatkan syahid bagi hadits ini.
48. terdapat Hadits yang diriwayatkan dari Asma binti Yazid Al Ashari yang sebelumnya.
49. terdapat empat hadits:
Pertama; Hadits yang diriwayatkan oleh Asma yang diisyaratkan tadi.
Kedua; Hadits yang diriwayatkan Aisyah yang terdahulu.
Ketiga; Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, "Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya tentang makanan orang-orang beriman pada saat Dajjal ada, beliau menjawab, "Makanannya para malaikat", mereka bertanya, "Apakah makanan para malaikat?" beliau menjawab, "Makanan mereka adalah ucapan mereka yang mensucikan. Barang siapa yang mengucapkan tasbih dan taqdis pada saat itu, maka Allah SWT akan menghilangkan rasa laparnya, dan tidak akan merasa takut karena lapar."
Hadits yang ditakhrij oleh Hakim (4/511), ia berkata, "Sanad hadits ini shahih menurut syarat Muslim".
Keempat; Hadits yang diriwayatkan oleh Asma binti `Amis, sesungguhnya Nabi SAW masuk untuk suatu kebutuhannya, lalu dia keluar karena mengadukan sesuatu, lalu beliau bersabda, "Bagaimana jika kalian diuji dengan hamba yang dilimpahkan kepadanya sungai-sungai di bumi dan buah-buahannya, maka barangsiapa yang mengikutinya, maka ia akan dicela dan dikafirkan, dan barangsiapa mendurhakainya maka dia akan diharamkan dan dilarang darinya (Dajjal)? Saya bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya seorang pembantu perempuan duduk disamping perapian di dapur untuk memasak rotinya, maka saya hampir kena fitnah dalam shalatku, maka bagaimana dengan kami jika hal begitu terjadi?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah akan memelihara orang-orang beriman pada saat itu, sebagaimana malaikat terpelihara dengan tasbih. Sesungguhnya di antara kedua matanya tertulis "kafir", dan setiap orang beriman akan membacanya, baik dia itu dapat menulis membaca ataupun tidak."
Al Haitsami berkata (7/346): "Imam Thabrani meriwayatkannya, di dalamnya terdapat perawi yang tidak mempunyai nama, dan selainnya adalah perawi yang shahih."
Kesimpulan: Hadits yang diriwayatkan dari Abu Umamah ini, sekalipun pada sanadnya terdapat kelemahan, tetapi dijelaskan dari takhrij dan tahqiq ini –yang disebutkan dalam hadits yang serupa- bahwa sesungguhnya dia itu hadits shahih pada umumnya, dengan syawahid yang sebelumnya disebutkan dalam setiap paragrafnya.
Oleh karena itu, aku berniat  mengumpulkan kumpulan yang ditetapkan dalam Hadits-hadits tentang kisah Dajjal dan turunnya Isa AS, serta peristiwa terbunuhnya Dajjal, dengan lafazh Hadits seperti yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ini. Tentunya dengan cara menjauhi Hadits-hadits yang tidak memiliki syawahid, dan meletakkan setiap petikan (hadits) dari hadits-hadits tersebut pada tempat yang sesuai.
Sekarang akan kami sebutkan daftar nama sahabat-sahabat yang mentakhrij hadits-hadits mereka disini (dalam pembahasan ini), dan saya memberikan syawahid pada sebagian petikan (haditsnya) pada tempat-tempat yang berlainan, untuk memudahkan dalam merujuknya.
 
10)       Lafazhnya: "Sesungguhnya tidak ada fitnah yang kecil dan tidak ada pula yang besar kecuali fitnah Dajjal." Dengan tambahan: "Tertulis di antara kedua matanya: kafir." Imam Muslim menambahkan (8/195), Imam Ahmad (5/386): "Tulisan itu terbaca oleh setiap mukmin yang mampu menulis dan tidak mampu menulis." Tambahan ini menurut Imam Hambal (51/1) dari jalur lain.
11)       Maksudnya: Di Baitul Maqdis. Adapun Damaskus adalah awal turunnya.
12)       Lihat: Mawarid Az-Zamaan) (1898).
13)       Telah diwashalkan oleh Imam Bukhari (13/332), dan didukung oleh Hadits Jabir dan Hadits Abu Hurairah. Ia berkata tentang ayat, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Qs. An-Nisaa' (4): 58)
(Saya melihat Rasulullah SAW meletakkan ibu jarinya di telinganya, dan jari-jarinya pada matanya. Abu Hurairah berkata, "Saya telah melihat Rasulullah SAW melakukan itu." Hadits ini telah ditakhrij oleh Abu Daud (2/277-278), Ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Tauhid (hal 31), Al Hakim (1/24), Al Baihaqi dalam kitab Al Asma (hal 178) dan Ibnu Mandah (82/2). Ia berkata, "Diriwayatkan oleh Abu Ma'syar dari Al Maqbari dari Abu Hurairah. Telah diriwayatkan juga oleh Ibnu Luhai'ah dari Yazid ibnu Abi Habib dari Abu Khair Martsad ibnu Abdillah dari Uqbah ibnu Amir. Diriwayatkan dari Al Hasan ibnu Tsauban, dari Abu Al Khair, dari Uqbah ibnu Amir dengan redaksi yang serupa."
Saya berpendapat bahwa sanad hadits Abu Hurairah shahih berdasarkan syarat Muslim. Demikian pula dikatakan oleh Al Hakim, Adz-Dzahabi dan Al Hafizh (13/317). Hal itu telah dicatat oleh Al Kautsari dalam komentarnya pada kitab Al Asma' tanpa hujjah, sebagaimana kebiasaannya dalam Hadits-hadits yang berbicara tentang sifat.
14)       Lihat Mawarid Azh-Zham'an (1899).
15)       Ketahuilah bahwa sesungguhnya kisah ini shahih –bahkan termasuk mutawatir-tidak hanya diriwayatkan oleh Tirmidzi Ad-Dari, sebagaimana yang dianggap oleh sebagian orang-orang bodoh yang menta'liq dalam kitab An-Nihayah karangan Ibnu Katsir (hal 96. cetakan Riyadh). Hadits tentang hal ini juga diikuti oleh Abu Hurairah, Siti Aisyah dan Jabir, sebagaimana yang akan kami jelaskan.
16)       Kemudian saya melihat Hakim mentakhrij Hadits itu (4/541) dari jalur Abdurrazaq dan selainnya dari Mummar. Dia berkata, "Dia memu'dalkan (menghilangkan sebagian perawi) Muammar dan Syu'aib ibnu Abi Hamzah. Ini sanad dari Zuhri, dan sesungguhnya Thalhah ibnu Abdullah ibnu Auf tidak mendengarkannya dari Abu Bukrah, tapi dia mendengarkannya dari `Iyad ibnu Masafi' dari Abu Bukrah. Demikianlah yang diriwayatkan oleh Yunus ibnu Yasid dan `Uqail ibnu Khalid dari Zuhri", kemudian sanadnya senada dengan redaksi keduanya.
17)       Artinya: Dalam baitul maqdis, adapun yang di Dasmakus, dia melakukan shalat dengan mengikuti Al Mahdi, sebagaimana yang ditunjukkan oleh semua hadits-hadits sebelumnya.
 
 
Daftar Nama-nama Perawi dari Sahabat dan Tabi'in
 
Para perawi yang mentakhrij hadits-hadits,
1.      Ibnu Abbas: Abdullah
2.      Ibnu Umar: Abdullah
3.      Ibnu Mas'ud: Abdullah
4.      Abu Umamah.
5.      Abu Bukhrah Ats-Tsaqafi.
6.      Abu Said.
7.      Abu Ubaidah.
8.      Abu Hurairah
9.      Abuy bin Ka'ab.
10.  Asma binti `Amiys.
11.  Asma binti Yazid Al Anshari.
12.  Ummu Salamah.
13.  Ummu Syarik.
14.  Anas bin Malik
15.  Sebagian sahabat Rasulullah SAW.
16.  Jabir bin Abdullah.
17.  Hudzaifah bin Asid.
18.  Hudzaifah bin Yaman.
19.  Hasan.
20.  Seorang laki-laki dari sahabat Nabi SAW.
21.  Saad bin Abi Waqqas.
22.  Safinah.
23.  Samrah
24.  Thawus
25.  Aisyah
26.  Ubadah bin Shamat.
27.  Abdullah bin Umar
28.  Abdullah bin Amru
29.  Abdullah bin mughafal.
30.  Abdullah bin Mugnim.
31.  Utsman bin Abi `Ash.
32.  Ali bin Abu Thalib.
33.  Fathimah binti Qais.
34.  Majmah bin Jariah Al Anshari.
35.  Mihjan bin Al Adra'.
36.  Muawiyah bin Hayyidah.
37.  Al Mughirah.
38.  Nafi' bin `Atabah.
39.  Nafir bin Malik Walid Jabir.
40.  Nawas bin Sam'an.
41.  Hasyim bin Amir.
 
Kisah Dajjal turunnya Isa AS, dan terbunuhnya Dajjal dalam Riwayat Abu Umamah serta Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh sebagian sahabat.
1.      Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak akan terjadi fitnah di muka bumi ini sejak Allah SWT member keturunan kepada Adam dan tidak juga sampai terjadinya kiamat18 yang lebih besar dari fitnah yang ditimbulkan oleh Dajjal. Tidak akan berhasil seseorang kecuali diselamatkan darinya),19 dan sesungguhnya dia tidak membahayakan seorang muslim.20
2.      Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang Nabi kecuali dia mengingatkan umatnya dari si (juling),21 Dajjal, (sesunggunya aku akan mengingatkan kalian tentangnya).22
3.      Sesungguhnya aku adalah Nabi terakhir,23 dan kalian adalah umat yang terakhir.24
4.      Dia pasti keluar di antara kalian. Sesungguhnya dia benar, dan dekat, maka setiap yang akan datang sesungguhnya ia adalah dekat.25 Sesungguhnya dia keluar karena marahnya,26 dan dia tidak keluar sampai harta warisan tidak lagi dibagi, dan seseorang tidak gembira dengan harta rampasan.27
5.      Seandainya dia keluar, sedangkan aku masih ada di antara kalian, maka akulah yang menjadi pelindung bagi setiap muslim. Tetapi seandainya dia keluar sesudahku (wafat), maka setiap muslim menjadi pelindung bagi dirinya sendiri, dan Allah SWT penggantiku sebagai pelindung setiap muslim. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah, "Seandainya dia datang sesudah aku tiada, maka Allah mencukupkan kalian dengan orang-orang shalih."28
6.      Sesungguhnya dia akan keluar (dari bumi) dari arah timur.29· (dikatakan kepadanya (di Khurasan)30·· dalam sekelompok Yahudi Ashfahan,31 seakan-akan wajah-wajah mereka gila.32 Suatu tempat antara Syam dan Irak, membuat kerusakan di kanan33 an kiri, wahai hamba Allah, tetaplah kalian di situ (diucapkan tiga kali).34
7.      Maka sesungguhnya saya akan member keterangan kepada kalian yang tidak pernah diterangkan oleh nabi sebelumku. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ubadah, "Sesungguhnya aku menceritakan kepada kalian tentang Dajjal sampai aku takut kalian tidak mempercayainya. "35
8.      Sesungguhnya dia mulai, lalu dia bersabda, "Aku adalah nabi dan tidak ada nabi sesudahku."
9.      Kemudian dia memuji dirinya dan berkata, "Aku adalah Tuhan kalian, dan kalian tidak melihat Tuhan kalian sampai kalian mati."
10.  Sesungguhnya dia itu juling, (buta sebelah)36· mata sebelah kiri,37 alisnya·· lebat,38 hijau bagaikan bintang-bintang bersinar,39··· matanya sebelah kanan bagaikan buah anggur,40···· tidak ada pohon-pohon dan tidak batu-batu,41 dan rambut berkeriting.42 Ketahuilah apa yang tersembunyi pada kalian dari sesuatu, maka tidak akan tersembunyi pada kalian.43 Sesungguhnya Tuhan kalian tidaklah juling (ketahuilah apa yang tersembunyi dari kalian, maka tidak akan ada yang tersembunyi dari kalian, sesungguhnya Tuhan kalian tidaklah juling)44 (menyebutkan tiga kali45 dan tangannya mengisyaratkan kepada kedua matanya).46 Sesungguhnya kalian tidak akan melihat Tuhan kalian sampai kalian mati.47
11.  Sesungguhnya dia berjalan di muka bumi, sedangkan bumi dan langit merupakan milik Allah.48
12.  Sesungguhnya dia adalah pemuda yang berambut keriting, saya menyerupakannya dengan Abdul Uza bin Qathan,49 pendek, jelek50 dan ada cacatnya.51
13.  Sesungguhnya dia adalah Adam, berkeriting·,52 (keriting rambutnya)··53
14.  Sesungguhnya tertulis di antara kedua matanya: Kafir. Dibaca oleh orang yang membenci perbuatannya, atau dibaca54 oleh setiap orang yang beriman, baik dia itu dapat menulis ataupun tidak bisa menulis.
15.  Sesungguhnya dari sebagian fitnah yang dilakukannya, bahwa bersamanya surga dan neraka, sungai dan air,55 gunung dan roti,56 dia datang bersamanya dengan gambaran surga dan neraka,57 yang merupakan neraka adalah surga dan yang merupakan surga sebenarnya adalah neraka. (Al Mughirah ibnu Syahbah menanyakannya, lalu dia bercerita, ia mengatakan bahwasannya mereka berkata, "Bersamanya gunung dari roti dan daging, dan sungai dari air?" dia berkata, "Hal semacam itu merupakan sesuatu yang sangat mudah."58
Dalam hadits lain,59 bersamanya dua sunga yang mengalir, salah satunya –yang terlihat dengan mata biasa- air putih, dan lainnya –yang terlihat dengan mata biasa- api yang berkobar,60 maka barangsiapa yang mendapatinya salah satu dari kalian, lalu dia menginginkan air, makan minumlah dari yang kelihatan, maka sesungguhnya dia adalah api,61 dan hendaklah pejamkan, kedua matanya,62 kemudian menundukkan,63 (kepalanya)64 maka sesungguhnya dia mendapatinya air (dingin tawar)65 (baik),66 maka janganlah kalian memujinya,67 (dalam riwayat lain68, maka barangsiapa masuk ke dalam sungainya, akan berkurang pahalanya dan mendapatkan dosa, dan barangsiapa yang masuk ke apinya maka bertambah pahalanya dan berkurang dosanya).
16.  Barangsiapa yang dicoba dengan apinya, maka hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah, dan hendaklah dia membaca (atasnya)69 fawatih surah (Surat Al Kahfi), maka sesungguhnya dia melindungi kalian dari fitnahnya.70
17.  Sesungguhnya di antara fitnahnya adalah dia berkata kepada orang arab, bagaimana pendapatmu jika aku mengirimkan ibu bapakmu, apakah kamu mempercayai bahwa saya adalah tuhanmu? Lalu dia menjawab, "Betul", maka dua syetan menyerupakan kepada gambar bapak ibunya, lalu keduanya berkata, "Wahai anakku, ikutilah dia, karena sesungguhnya dia adalah tuhanmu."
18.  Di antara fitnahnya adalah dia mampu mempengaruhi seseorang, lalu membunuhnya, dan menggergajinya dengan gergaji sampai terpotong dua.
19.  Di antara fitnahnya dia melewati suatu daerah (lalu dia memanggil mereka)71, lalu mereka mendustakannya, lalu dia meninggalkan mereka,72 maka tidak ada yang tersisa dari binatang ternak mereka kecuali binasa semuanya.
20.  Di antara fitnahnya adalah dia melewati suatu daerah (lalu dia memanggil mereka)73, lalu mereka mempercayainya, dan mereka menjawab dakwahnya.74 Dia memerintahkan langit untuk turun hujan, maka turun hujan, bumi itu tumbuh, lalu bumi itu tumbuh, sampai berkembang peternakannya pada hari itu, menjadi lebih gemuk dan besar ternaknya.
21.  Dia melewati suatu daerah, lalu dia berkata kepadanya, "Keluarlah seperti harta bendamu, lalu dia mengikutinya bagaikan barisan lebah."75
22.  Dia keluar pada (masa terjadi perselisihan di antara manusia, dan kelompok),76 dan benci kepada manusia, melemahkan fungsi agama, membuat kebimbangan, maka kembalilah setiap dari tempat air minum, lalu dia melipat bumi bagaikan melipat baju kulit domba."77
23.  Dia tidak keluar sampai Rum turun di dabiq, mereka berkumpul dekat kaum muslimin dan kaum muslimin berkumpul dekat mereka,78 lalu tentara keluar kepada mereka dari Madinah, (yang berasal dari penduduk bumi yang paling baik pada saat itu), maka ketika mereka berbaris, kaum rum berkata, "Pergilah kalian dari kami dengan orang-orang yang memberontak dari kelompok kami," maka kaum muslimin berkata, "Tidak, demi Allah, kami tidak akan membiarkan di antara kalian dengan saudara-saudara kami." Maka mereka memeranginya. Ketika berkecamuk peperangan, maka kaum muslimin berjanji tidak akan kembali tanpa kemenangan atau mati. mereka berperang sampai dipisahkan oleh malam, dan masing-masing dari mereka saling mengundurkan diri tanpa salah satunya memenangkan peperangan, dengan melupakan persyaratan tadi. Kemudian kaum muslimin berjanji tidak akan kembali kecuali dengan kemenangan. Mereka berperang sampai malam, lalu masing-masing mereka menahan diri tanpa ada satupun yang memenangkan dan melupakan persyaratan tadi. Kemudian kaum muslimin berjanji tidak akan kembali kecuali dengan kemenangan. Mereka berperang sampai sore, lalu masing-masing mereka menahan diri tanpa ada satu yang memenangkan dan melupakan persyaratan. Pada hari keempat (kami berikan petunjuk Islam kepada mereka), maka sepertiga dari mereka, yang tidak bertaubat kepada Allah melarikan diri, dan sepertiganya lagi terbunuh –(mereka) adalah semulia-mulia syuhada di samping Allah-dan sepertiganya lagi yang selamat dari fitnah selamanya diberi kemenangan. Allah menjadikan kecelakaan terhadap mereka (Rum), maka mereka membunuh-nya. Adapun yang berkata, "Tidak akan dilihat sepertinya," dan yang berkata, "Belum diperlihatkan sepertinya, sampai burung akan lewat di samping mereka (sampai jatuh berkelimpangan) mereka berjumlah seratus, mereka tidak mendapatkannya yang tersisa dari mereka kecuali seseorang laki-laki. Maka harta rampasan mana yang akan membuatnya gembira atau warisan mana yang terbagi?" Mereka sampai ke Konstantinopel, lalu mereka menaklukan-nya (dalam riwayat lain: "Apakah kalian mendengar di Madinah di sampingnya terdapat lautan dan disampngnya lagi di daratan?" mereka menjawab, "Betul wahai Rasulullah," beliau bersabda, "Tidak akan terjadi kiamat sampai tujuh puluh ribu orang dari keturunan bani Ishak memeranginya." Maka ketika mereka mendatanginya dan singgah, maka mereka tidak berperang dengan senjata dan tidak dengan melempar anak panah," mereka berkata, "Lailaha Illallah wallahu Akbar," maka gugur salah satu dari mereka yang berada di lautan, kemudian mereka berseru lagi untuk yang kedua kalinya, "Lailaha Illallah wallahu Akbar," gugur lagi sebagian mereka yang di daratan. Untuk ketiga kalinya mereka berseru, "Lailaha Ilallah wallahu Akbar," maka Allah melapangkan dalam memasuki (daerah) musuh dan mendapatkan harta rampasan.79 Ketika mereka membagi harta rampasan –mereka menggantungkan pedang-pedang mereka dengan pohon zaitun- tiba-tiba syetan berteriak di antara mereka, "Sesungguhnya Dajjal masih bersama dengan kalian. Lalu mereka menolak dengan tangan-tangan mereka, mereka keluar, dan itu adalah sesuatu yang batil. Mereka mengirim kuda-kuda besar, maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku mengenal nama-nama mereka dan nama para bapaknya, warna kuda-kudanya, dan kuda-kuda tersebut merupakan kuda-kuda yang tebaik pada saat itu maka ketika mereka datang di Syam, dia keluar."80
24.  Sesungguhnya dia tidak akan ada di daerah manapun pada bumi ini, melainkan akan dimasuki (oleh Dajjal) dan diinjaknya, ia akan menampakkan dirinya, (kecuali pada empat masjid: (masjid)81 Makkah, (masjid)82 Madinah, At-Taura, dan masjid Aqsha)83.
25.  Sesungguhnya dia tinggal selama empat puluh hari, hari saat itu bagaikan setahun, hari bagaikan sebulan, hari bagaikan seminggu dan hari-harinya seperti hari-hari kalian ini. Mereka bertanya, "Itulah hari yang bagaikan setahun, apakah cukup bagi kami untuk melakukan shalat sehari?" beliau menjawab, "Tidak, putuskanlah kalian apa yang ditakdirkan. " Mereka bertanya lagi, "Bagaimana cepatnya bumi pada saat itu?" beliau menjawab, "Seperti hujan yang diterbangkan oleh angin."84
26.  Dan sesungguhnya sebelum muncul Dajjal selama tiga tahun, manusia ditimpa musibah kelaparan, Allah memerintahkan langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga air hujannya, dan memerintahkan bumi untuk menahan sepertiga tumbuhannya, kemudian pada tahun kedua, Allah memerintahkan langit menahan dua pertiga hujan, dan memerintahkan bumi, menahan dua pertiga tumbuhan, kemudian pada tahun ketiga Allah memerintahkan langit untuk menahan hujan semuanya, maka tidak ada setetes pun yang menetes, dan memerintahkan bumi, untuk menahan tumbuhan semuanya, maka tidak ada tumbuhan yang tumbuh. Tidak ada yang tersisa saat itu (semuanya sudah hancur), kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Dipertanyakan: "Bagaimana umat manusia hidup pada saat itu?" beliau menjawab, "Dengan mengucapkan tahlil, takbir, tasbih, dan tahmid, dan hal itu merupakan makanan bagi mereka."
Dia tidak akan mendatangkan kota Makkah dan Madinah, karena setiap pintu masuk terdapat malaikat dengan pedang yang mengkilat.
27.  Sesungguhnya tidak ada daerah yang tidak dimasuki oleh (Dajjal), kecuali Madinah (yang pada saat itu mempunyai tujuh pintu masuk)85, dan setiap pintu masuknya terdapat dua malaikat yang akan melelehkan Dajjal.86
29.  Sampai dia muncul di daerah yang tanahnya berair (tanah berair di celah bukit),87 di belakang bukit Uhud,88 lalu dia membinasakan penduduknya.89
30.  Lalu Madinah bergoncang90 bersama dengan penduduknya selama tiga kali goncangan. Tidak ada tersisa orang munafik laki-laki dan perempuan kecuali dia keluar. Madinah terbebas dari kejahatan darinya (Dajjal) sebagaimana ubutan tukang besi membersihkan kotoran besi. Hari itulah yang dikenal dengan hari penghabisan, (dan kebanyakan yang keluar adalah kaum wanita.91
31.  Maka seorang laki dari orang-orang yang beriman (yang berperawakan anak muda)92 mencarinya, dan dia pada saat itu merupakan sebaik-baik manusia atau di antara yang terbaik dari mereka,93 maka suatu kelompok menemuinya –kelompok Dajjal- lalu mereka bertanya kepadanya, "Apa yang kamu cari?" dia menjawab, "Saya mencari yang keluar." Dia bercerita: "Lalu mereka bertanya kepadanya, `Apakah kamu tidak mempercayai tuhan kami?' dia menjawab, `Tuhan kami tidaklah samar,' maka mereka berkata, `Bunuhlah dia,' maka sebagian mereka berkata kepada yang lainnya, 'Bukanlah Tuhan kalian telah melarang membunuh seseorang tanpa izinnya?' dia melanjutkan ceritanya, "Lalu mereka membawanya ke hadapan Dajjal," dan ketika orang beriman itu melihatnya, dia berkata, "Wahai sekalian manusia, (saya beritahukan bahwa sesunggunya94 inilah Dajjal yang telah disebutkan (dalam jalur lain, yang diceritakan kepada kita)95 oleh Rasulullah SAW", maka segera Dajjal menyuruh merebahkan orang beriman tersebut dan memerintahkan untuk mengupas kulit·. Lalu Dajjal bertanya, "Apakah engkau masih tidak mempercayai kami?" dia menjawab, "Engkaulah Dajjal si pendusta." Lalu Dajjal berkata, "Bagaimana pendapat kalian jika aku membunuhnya kemudian aku menghidupkannya, apakah kalian masih meragukan urusan ini?" maka mereka menjawab, "Tidak."96 Kemudian diperintahkan supaya mukmin tersebut digergaji dari atas kepalanya hingga kakinya menjadi dua bagian (lalu dia membunuhnya)97, (dalam hadits yang diriwayatkan oleh Nawas: "Lalu dia memukul dengan pedang, memotong dua potong dua potong)98. Dia melanjutkan ceritanya: "Kemudian Dajjal tersebut berjalan ditengah dua bagian badan yang telah terbelah dua." Kemudian dia memerintahkannya, "Bangunlah!" maka bangunlah dan tegaklah dia. Kemudian Dajjal bertanya lagi, "(Lalu dia memanggilnya, maka dia menghadap dengan muka yang bersinar dengan tertawa)"99 "Apakah kamu masih belum percaya kepadaku?" dia menjawab, "(Demi Allah)100 Tidak berkurang pengetahuanku tentang kami, bahkan bertambah yakin." Kemudian orang beriman tersebut berkata, "Wahai sekalian orang, dia (Dajjal) tidak dapat berbuat demikian lagi kepada seseorang pun. Maka Dajjal berusaha membunuh kembali orang beriman tersebut, tetapi Allah telah meletakkan di antara lehernya hingga belakang orang itu seolah-oleh tembaga, hingga tidak bisa disembelihnya. Kemudian dipegang tangan dan kaki orang tersebut lalu dilemparkannya. Mereka menyangka ia dilemparkan ke dalam neraka, padahal ia di lemparkan ke surga. Kemudian Nabi SAW melanjutkan ceritanya: "Itulah manusia yang paling besar kesaksiannya (mati syahid) di sisi Tuhan Rabbul `Alamin."101
32.  Kemudian malaikat memalingkan wajahnya ke arah Syam,102 Dia (Dajjal) mendatangi gunung Iliya, lalu dia mengelilingi sekelompok kaum muslim,103 dan kaum muslimin tersebut ditimpa kesengsaraan,104 Manusia melarikan diri dari Dajjal yang di gunung,105 Ummu Syarik binti Abu Akir berkata, "Wahai Rasulullah! di mana orang arab pada saat itu?" beliau menjawab, "Mereka pada saat itu berjumlah sedikit."
33.  Dan iman mereka adalah seorang yang shalih, Rasulullah bersabda, "Yang mendapat petunjuk dari kami adalah ahlu bait, (dari anak-anak Fatimah),106 semoga Allah menjaganya pada malam hari,107· mendekatkan namanya dengan namaku, nama bapaknya dengan nama bapakku,108 yang paling tinggi dagunya, dan lebih pendek hidung)109 Allah dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan, sebagaimana penuh dengan kejahatan dan kezhaliman,110 (memiliki selama tujuh tahun).111 Nabi SAW bersabda, "Dua kelompok dari umatku yang Allah dari api neraka: kelompok yang memerangi bangsa India dan kelompok yang bersama dengan Isa ibnu Maryam AS).112 Beliau juga bersabda, "Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya, maka sampaikan salam dariku."113
34.  Ketika imam mereka maju untuk mengimami shalat subuh, tiba-tiba turun kepada mereka (dari langit)114 Isa ibnu Maryam, di samping menara putih barat Damaskus, antara dua tempat, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Jika tiba-tiba menundukkan kepalanya, ketika dia mengangkatnya dia turunkan darinya permata seperti mutiara, maka tidak halal bagi orang kafir mencium baunya kecuali dia mati, dan dirinya berakhir (mati) di mana berakhir bagiannya.
35.  Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada di antara aku dan dia seorang nabi pun (maksudnya Isa), dan dia akan turun. Jika kalian mendapatinya maka kenalilah dia, seorang laki-laki yang antara merah dan putih, antara kedua tempat, dan seakan-akan rambutnya keriting (sekalipun tidak dikenai air). Dia berperang bersama ummat manusia untuk masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan pajak dan Allah pada saat itu menghancurkan semua agama kecuali Islam," Beliau bertanya, "Bagaimana dengan kalian, jika Ibnu Maryam turun pada kalian, sementara ada pemimpin kalian (dalam riwayat lain: Ammakum)115 yang berasal dari kalian?"116 Ibnu Abu Dzaib berkata, "Apakah kamu sudah tahu, apa itu Ammakum?" saya berkata, "Beritahukan saya," dia menjawab, "Maka yang dimaksud dengan Ammakum adalah kitabullah dan Sunnah Nabi SAW)."
36.  Lalu imam itu kembali mundur –berjalan ke belakang-supaya Isa maju, dan berkata, "Mari shalat bersama kami,"117 lalu Isa meletakkan tangannya di antara kedua dagunya,' kemudian dia berkata kepadanya, "Tidak, sesungguhnya sebagian dari kalian merupakan pemimpin dari lainnya, dan Allah memuliakan umat ini),"118 silakan maju dan shalatlah. Lalu dia mengimami shalat bersama mereka.
37.  (kemudian Dajjal muncul di gunung (Iliya), dan dia mengepung sekelompok kaum muslimin.119 Dia (kaum muslim) berkata kepada orang-orang yang ada disitu, "Apa yang kalian tunggu dengan kesombongan ini (kecuali)· kalian memeranginya sampai kalian mati bertemu Allah atau Allah memenangkan kalian," maka mereka sepakat untuk memeranginya ketika bangun subuh)"120
38.  Waktu mereka bersiap-siap berperang, menyamakan barisan, ketika menunaikan shalat121 shalat subuh,122 mereka bangun subuh bersama Isa Ibnu Maryam),123 lalu dia mengimami shalat umat manusia. Ketika dia mengangkat kepalanya dari rakaat, dia berkata, ­"Sami' allahu Liman hamidah" (Allah mendengar orang-orang yang memujinya, Allah membunuh Dajjal, dan kaum muslilmin menang), lalu ketika selesai shalat, dia berkata, "Bukalah pintu," lalu pintu dibuka dan terlihatlah Dajjal bersama tujuh puluh ribu tentara Yahudi, yang semuanya memegang pedang yang tajam dan tombak Isa AS lah memburunya.124
39.  Isa pergi dengan senjatanya ke arah Dajjal,125 dan ketika dia (Dajjal) melihatnya (Isa AS), dia meleleh sebagaimana garam meleleh dalam air, Seandainya saja dia meninggalkannya untuk melelehkannya sampai binasa, tetapi Allah membunuhnya dengan tangannya, maka terlihatlah darahnya di pedangnya,126 lalu mendapatkannya di pintu Al Ludda barat, dan membunuhnya, (maka Allah SWT membinasakannya di celah bukti).127·
40.  Maka Allah membinasakan orang yahudi, (dan kaum muslimin menguasai mereka,128 dan mereka membunuhnya.129 Tidak ada sesuatu pun yang diciptakan Allah yang dapat menolong menyembunyikan orang Yahudi kecuali Allah memberi kemampuan untuk berbicara, tidak oleh batu, pohon, dinding, binatang melata – kecuali Al Garqadah, karena sesungguhnya dia merupakan berasal dari pohon-pohon yang tidak diberi kemampuan untuk berbicara – kecuali dia berkata, "Wahai hamba Allah yang muslim, ini ada orang Yahudi (bersembunyi di belakangku), maka bunuhlah dia."
41.  Kemudian umat manusia tinggal sesudahnya· (selama tujuh tahun, dan di antara mereka tidak ada permusuhan).130
42.  Isa ibnu Maryam AS membenarkan kenabianku (Muhammad) dan agama131 pada umatku (Muhammad) sebagai hakim adil, dan pemimpin yang mendapat petunjuk132 (yang jujur). Dia memerangi ummat manusia untuk Islam,133 dia menghancurkan salib, menyembelih babi, dia mengumpulkan doa-doa,134 membebaskan pajak, menghilangkan sedekah, tidak ada penggembala kambing dan unta, dihilangkan olehnya permusuhan, kebencian dan hasud, dan mereka mau menyedekahkan harta tapi tidak ada seorang pun yang mau menerimanya)135 (sampai sujud sekali lebih baik dari dunia dan segala isinya, dan berdakwah itu hanya kepada Tuhan semesta alam).136
-        Demi jiwaku di tangan-Nya, Isa ibnu Maryam menyucikan (jiwa) dengan haji atau umrah, atau dia memuji keduanya.137
43.  Kemudian Isa ibnu Maryam datang ke suatu kaum yang Allah mejaganya, lalu dia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan kepada mereka tentang derajatnya di surga.138
Dan ketika mereka demikian, tiba-tiba Allah mewahyukan kepada Isa bahwa sesungguhnya Aku mengutus hambaku yang tidak seorang pun yang mampu membunuhnya, maka berlindunglah kebukit. Dan Allah mengutus Ya'juj Ma'juj, dan mereka dari semua sisi melahirkan anak. Kelompok pertama mereka melewati suatu laut, mereka meminumnya, dan kelompok yang lain melewati laut itu pula, dan berkata, "Sungguh dengan air ini" (kemudian mereka berjalan sampai berakhir di gunung merah – yaitu gunung Baitul Maqdis – mereka berkata, "Sungguh kita membunuh apa yang ada di bumi, hampir kita membunuh apa yang ada di langit, lalu mereka melemparkan anak panah ke langit. Allah mengembalikan anak-anak panah mereka yang dicampuri dengan darah)139.
Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya terkepung, sampai kepala sapi jantan milik salah satu mereka lebih baik dari seratus dinar milik kalian pada saat ini. Isa dan sahabat-sahabatnya menginginkan kepala sapi itu, maka Allah mengirimkan kepada mereka An-Naghaf untuk menemani mereka, lalu mereka menjadi tentara (yang mati) seperti matinya satu jiwa. Kemudian Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya turun ke bumi, dan mereka tidak mendapatkan sejengkal pun di permukaan bumi ini melainkan dipenuhi bau daging dan mayat busuk mereka.
Nabiyullah dan sahabat-sahabatnya menginginkan bertemu dengan Allah, lalu Allah mengirim burung seperti burung raksasa yang mengangkat mereka, dan Allah memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah mengirim hujan yang tidak menyisakan rumah orang kota dan orang desa, bumi disirami sampai meninggalkannya bagaikan sebagian waktu malam, kemudian dia berkata kepada bumi, "Tumbuhkan buah-buahmu dan keluarkan berkahmu."
Pada saat itu, sekelompok manusia makan buah delima, dan mereka senantiasa minum dari bejana, dan terberkahi dengan apa yang ada di dalamnya. Sampai sepotong daging dari unta mencukupkan sekelompok orang, sepotong daging dari sapi mencukupkan satu kabilah, dan sepotong dari kambing mencukupkan beberapa orang.140 Sapi dengan begini dan begitu merupakan dari harta, dan kuda itu hanya dihargai beberapa dirham.
-        Rasulullah SAW bersabda, "Beruntunglah orang yang hidup sesudah Isa, beruntunglah orang yang hidup sesudah Dajjal, diizinkannya langit untuk menetaskan (airnya), dan diizinkan bumi untuk tumbuh. Seandainya kamu tebarkan biji-bijian di atas tanah, pasti akan tumbuh. Bukan kebencian, hasud dan permusuhan.141
44.  Dicerabutnya setiap racun dari setiap makhluk yang memiliki racun sehingga tercipta kedamaian di bumi, sampai unta hitam hidup bersama unta putih, macan hidup bersama sapi, serigala hidup bersama kambing, anak-anak kecil bermain dengan ular-ular tetapi tidak membahayakannya,142 sampai anak memasukkan tangannya pada ular tetapi tidak membahayakan- nya, berlari bersama singa tidak membahayakannya, serigala bersama dengan kambing karena menganggapnya anjing, bumi dipenuhi dengan keselamatan sebagaimana bejana penuh dengan air, dan hanya satu kalimat tidak ada yang menyembah selain kepada Allah. Peperangan sudah berhenti, Quraisy mengambil alih miliknya, kemudian dikatakan bahwa bumi pada saat itu bagaikan gelas dari perak yang tumbuh di masa Adam.
45.  Lalu Isa `alaihissalam tinggal di bumi selama empat puluh tahun, kemudian ia wafat, dan kaum muslimin menshalatkan.143
46.  Ketika mereka demikian, tiba-tiba Allah mengirim angin (dingin dari arah Syam),144 Dia mengambil di bawah ketiak-ketiak mereka, lalu angin itu menangkap setiap orang beriman dan setiap muslim (dalam hadits Ibnu `Amru; maka tidak ada yang tersisa di muka bumi seorang pun yang dalam hatinya ada secuil iman kecuali di tangkapnya (dimatikannya) , sampai seandainya salah satu mereka berada di perut gunung tetap dia dimasukinya)146, dan tersisa kejahatan manusia (masa di mana burung dan binatang buas sudah sedemikian jinak, hingga mereka tidak lagi mengenal ma'ruf, dan tidak mengingkari kemunkaran. Dikatakan, "Maka syetan menyerupakan dirinya dengan diri mereka," dan berkata, "Apakah kalian tidak menjawab seruannya?" lalu dia memerintahkan mereka untuk menyembah berhala dan mereka menyembahnya. Sementara mereka pada saat itu dipenuhi dengan rezeki-rezeki karena membaiknya kehidupan mereka,146 tetapi mereka menjadi kacau karena minuman keras, maka itulah tanda terjadinya kiamat.147
47.  Lalu terompet (tanda kiamat) ditiup, maka tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali ia akan mendengarkan suara yang keras dan mengangkat dengan suaranya dengan keras. Orang pertama yang mendengarnya adalah seorang laki-laki yang bersetubuh dengan untanya, hingga ia merasa kaget dan ia mengagetkan umat manusia.
Kemudian Allah mengirim –atau berkata-,"Allah menurunkan –hujan seakan-akan dia terlindungi- perkiraan dari perawi: -lalu tubuh-tubuh manusia tumbuh, "Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)" (Qs. Az-Zumar (39): 68) kemudian dikatakan, "Wahai sekalian manusia, datanglah kepada Tuhan kalian." "Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian), karena sesungguhnya mereka akan ditanya" (Qs. Ash-Shaffaat (61): 24), kemudian dikatakan, "Keluarkanlah salah satu dari ahli neraka itu!", lalu dikatakan, "Dari berapa orang?" dikatakan, "Dari setiap sembilan ratus sembilan puluh sembilan. Itulah hari "Dimana Dia menjadikan anak-anak beruban". (Al Muzammil (73): 17) dan itu adalah "Pada hari betis disingkapkan… "(Qs. Al Qalam (68): 42).148
 
18)       Muslim, Hakim dalam Al Mustadrak, Ahmad dalam Al Musnad, Abu `Amri Ad-Dani dalam Al Fitan – Hisyam bin Amir – Ahmad dalam Al Musnad, anaknya Abdullah dalam As-Sunnah –Jabir –Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir, Thabrani dalam Al Ausath Abdullah bin Mughaffal.
19)       Ahmad dalam Al Musnad, Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih oleh Hudzaifah.
20)       Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih oleh Hudzaifah.
21)       Bukhari oleh Anas.
22)       Keduanya oleh Anas.
23)       Muslim oleh Abu Hurairah.
24)       Ibnu Majah oleh Ibnu Abbas.
25)       Al Baraz oleh Abu Hurairah.
26)       Muslim (8/194), Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih (6755), Ahmad dalam Al Musnad (6/284), Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan (121/2).
27)       Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir (20/401/953) oleh Al Mughirah. Muslim oleh Ibnu Mas'ud.
28)       Ibnu Huzaimah dalam At Tauhid, Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir.
29)       Muslim, Ú (tidak ada rumus "Ú" dalam daftar rumus-rumus kitab, dan kami tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh Syeikh) oleh Abu Hurairah.
·          Saya berpendapat ini yang tsabit dalam Muslim. Adapun perkataan Al Hafizh dalam Al Fitan (13/77), "Dalam riwayat sesungguhnya dia mentakhrij dari Ashfahani an Imam Muslim mentakhrijnya" . Dalam hal ini terdapat beberapa yang perlu diperhatikan, karena sesungguhnya dia tidak terdapat dalam Muslim. Sesungguhnya dia mentakhrij darinya, dan bahwasanya di dalamnya terdapat hadits yang diriwayatkan dari Anas, "Dajjal akan diikuti oleh orang Yahudi Ashfahani sebanyak tujuh puluh ribu…" Saya berpendapat, ini bukanlah nash yang ditakhrij darinya, bahkan dia mengandung kemungkinan begitu, karena sesungguhnya dia memberikan hadits dari tabi'in-tabi' innya dan dari orang Yahudi, dan dia tidak bercerita tentang dirinya.
30)       Imam Ahmad dalam Al Musnad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim dalam Al Mustadrak oleh Abu Bakar.
·          ·                      "Al Haditsa Ash-Shahihah" (1591).
31)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, anaknya Abdullah dalam As-Sunnah, Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih, Ibnu Mandah dalam Al Iman, Abu Amru Ad-Dani dalam Al Fitan – oleh Aisyah, Ahmad dalam Al Musnad, Muslim oleh Anas.
32)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim dalam Al Mustadrak oleh Abu Bakar.
33)     Muslim oleh Nawas bin Sam'an, Al Hakim dalam Al Mustadarak Nafir.
34)     Al Hakim dalam Al Mustadarak oleh Nafir.
35)     Abu Daud, Al Ajir dalam Asy-Syari'ah, Abu Naim dalam Al Hilliyah, Imam Mandah dalam At-Tauhid.
36)     ·Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir, Thabrani dalam Al Ausath oleh Ibnu Mughaffal, artinya selain Barizah.
37)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Ibnu Majah, oleh Hudzaifah, Ahmad dalam Al Musnad, Hambal bin Ishaq dalam Al Fitan oleh seorang laki-laki dari kelompok sahabat nabi SAW, Ahmad dalam Al Musnad oleh Abu Bukrah.
··      Yaitu difatah huruf Dha dan Fa, daging yang tumbuh di
38)     Imam Ahmad oleh Hasan Bashri, Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir, Thabrani dalam Al Ausath oleh Abdullah Ibnu Mufhaffal.
39)     Imam Ahmad, Abu Naim dalam Akhbaru Ashfahani oleh Ubayya.
···    Maksudnya: Sesungguhnya dia sangat keras.
40)     Ibnu Khuzaimah dalam At-Tauhid, Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir Ummu Salamah, Bukhari, Muslim, Ahmad dalam Al Musnad, anaknya Abdullah dalam As-Sunnah oleh Ibnu Umar.
····  Artinya: Barzah, yaitu selain yang diizinkan, sebagaimana yang dikatakan oleh Al Hafizh.
41)     Al Ajir "Asy-Syari'ah, Abu Naim dalam Al Hilliyyah, Hambal bin Ishaq dalam Al Fitan oleh Ubadah.
42)     Muslim, Ahmad dalam Al Musnad.
43)     Imam Ahmad dalam Al Musnad Abu Naim dalam Akhbaru Ashfahani, Ibnu Mandah dalam Al Iman, Ibnu Mandah dalam Al Fitan oleh Abdullah bin Umar, Ibnu Mandah dalam Al Fitan oleh seorang laki-laki dari sahabat Nabi SAW.
44)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Abu Naim dalam Akbaru Ashfahani, Ibnu Mandah dalam Al Iman, Ibnu Mandah dalam Al Fitan oleh Abdullah bin Umar.
45)     Ibnu Mandah dalam Al Fitan oleh seorang laki-laki dari sahabat Nabi Muhammad SAW.
46)     Bukhari, Ibnu Mandah dalam Al Fitan oleh Abdullah bin Umar, Imam Ahmad dalam Al Musnad, anaknya Abdullah dalam As-Sunnah, Ibnu Mandah dalam Al Fitan, Hakim dalam Al Mustadrak oleh Jabir.
47)     Abu Daud Ubadah, Muslim oleh Umar bin Tsabit.
48)     Ibnu Huzaimah dalam At Tauhid, Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir oleh Ummu Salamah.
49)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Ajir dalam Asy-Syari'ah, Hambal bin Ishaq dalam Al Fitan, Ibnu Asakir dalam At-Tarikh oleh Nawas.
50)     Abu Daud, Al Ajir dalam Asy-Syari'ah, Abu Naim dalam Al Hilliyah, Ibnu Mandah dalam At-Tauhid oleh Ubadah.
51)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Ibnu Huzaimah dalam At Tauhid, Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih, Ibnu Mandah dalam At-Tauhid oleh Ibnu Abbas.
·        Al Ja'du adalah susah disisir.
52)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hambal bin Ishaq dalam Al Fitan oleh seorang sahabat.
··      Artinya: keriting rambut.
53)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Ibnu Majah oleh Hudzaifah.
54)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Tirmidzi, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan oleh sebagian sahabat Nabi SAW.
55)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hambal ibnu Ishaq dalam Al Fitan oleh seorang laki-laki. Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir oleh Ibnu Amru.
56)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hambal ibnu Ishaq dalam Al Fitan oleh seorang laki-laki. Ahmad dalam Al Musnad oleh Jabir, Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir oleh Ibnu Umar.
57)     Keduanya oleh Abu Hurairah, Abu Amru Ad-Dani dalam Al Fitan (127/1).
58)     Bukhari (7122), Muslim (8/200), dan lafazh yang ada padanya, Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih (6744 dan 6762), Ahmad dalam Al Musnad (4/246, 248 dan 252).
59)     Keduanya, Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih, Ahmad dalam Al Musnad Hudzaifah dan Abu Mas'ud.
60)     Muslim.
61)     Imam Muslim, Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih.
62)     Imam Muslim, Imam Ahmad dalam Al Musnad
63)     Imam Ahmad dalam Al Musnad.
64)     Imam Ahmad dalam Al Musnad.
65)     Imam Muslim, Imam Ahmad dalam Al Musnad
66)     Imam Muslim, Imam Ahmad dalam Al Musnad
67)     Imam Muslim, Imam Ahmad dalam Al Musnad
68)     Imam Ahmad dalam Al Musnad.
69)     Imam Muslim, oleh Nawas.
70)     Abu Daud oleh Nawas.
71)     Imam Muslim oleh Nawas.
72)     Imam Muslim, oleh Nawas.
73)     Imam Muslim, oleh Nawas.
74)     Imam Muslim, oleh Nawas.
75)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Ajiyr dalam Asy-Syari'ah, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, Ibnu `Asakiyr dalam At-Tarikh – oleh Nawas.
76)     Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih, al-Bazar – oleh Abu Hurairah.
77)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Hakim dalam Al Mustadrak – Hudzaifah bin Asiyd.
78)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim – Ibnu Mas'ud.
79)     Imam Muslim, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan – oleh Abu Hurairah.
80)     Imam Muslim, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan, Hakim dalam Al Mustadrak – oleh Abu Hurairah.
81)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan oleh seorang laki-laki dari sahabat nabi SAW.
82)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan
83)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan
84)     Imam Muslim – Nawas.
85)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Bukhary, Hakim dalam Al Mustadrak oleh Abu Bukrah, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan (128/2).
86)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad – oleh Abu Bukrah.
87)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, keduanya, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan – oleh Anas.
88)     Imam Muslim, Ibnu Ubay `Ashim dalam As-Sunnah – oleh Abu Hurairah.
89)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, keduanya, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan – oleh Anas. Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, dalam Al Mustadrak – oleh al-Mihjan bin Al Adra'.
90)     Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan (128/1).
91)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan – oleh Ibnu Umar, Ahmad dalam Al Musnad, Anaknya Abdullah dalam As-Sunnah –oleh Jabir. Ahmad dalam Al Musnad, Hakim dalam Al Mustadrak oleh Utsman bin Ash.
92)     Imam Muslim oleh Nawas.
93)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, keduanya – Abu Said.
94)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, keduanya – Abu Said.
95)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, keduanya.
·        Artinya: yang dilapangkan untuk dipukul.
96)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, keduanya.
97)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, keduanya.
98)     Imam Muslim.
99)     Imam Muslim – Nawas.
100)   Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, keduanya.
101)   Imam Muslim, Ibnu Mandah dalam Al Iman, Hakim dalam Al Mustadrak oleh Abu Said.
102)   Imam Muslim, Ibnu Ubay `Ashim dalam As-Sunnah oleh Abu Hurairah.
103)   Hakim dalam Al Mustadrak oleh Hudzaifah ibnu Asid, Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, Ibnu `Asakir dalam At-Tarikh – Safinah. Abdurrazak dalam Al Mushanaf oleh sebagian sahabat-sahabat Nabi SAW.
104)   Al Baraz oleh Abu Hurairah, Ahmad dalam Al Musnad oleh Jabir. Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, Ibnu Ubay `Ashim dalam As-Sunnah oleh Aisyah, Ahmad dalam Al Musnad, Hakim dalam Al Mustadrak oleh Utsman ibnu Abi `Ash.
105)   Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Tirmidzi oleh Ummu Syarik.
106)   Abu Daud oleh Ummu Salamah. Ini ditakhrij dalam Al Misykat (5453).
107)   Imam Ahmad dalam Al Musnad, Ibnu Majah, Al `Aqili dalam Ad-Da'fu, Ibnu `Ady dalam Al Kamil, "Abu Naim dalam Al Hilliyah.
·        Artinya: Dia bertaubat kepada-Nya, memberi taufik, memberi petunjuk kepadanya sesudah tidak ada yang demikian itu. Al Hafizh ibnu Katsir berkata dalam "An-Nihayah" (1/43). Mudah-mudahan yang dimaksud demikian itu adalah sesungguhnya dia memberi kebaikan, atau berarti: dia mempersiapkannya untuk mengambil alih kepemimpinan kaum muslimin, bukan dalam artian dia berbuat fasik lalu Allah memperbaiki dan mengampuninya.
108)   Abu Daud, Tirmidzi oleh ibnu Mas'ud. Ini ditakhrij dalam "Al Misykat" (5452).
109)   Abu Daud oleh Abu Said. Ini ditakhrij dalam "Al Misykat" (5454).
110)   Abu Daud, Tirmidzi oleh Ibnu Mas'ud, Abu Daud oleh Abu Said.
111)   Abu Daud oleh Abu Said. Abu Daud oleh Ummu Salamah. Ini ditakhrij dalam "Al Misykat" (5456).
112)   Imam Ahmad dalam Al Musnad, An-Nasa'I, ibnu `Adi dalam Al Kamil, Anaknya Abdullah dalam As-Sunnah oleh Tsauban. "Ash-Shahihah" (1934).
113)   Hakim dalam Al Mustadrak oleh Anas. "Ash-Shahihah" (2308).
114)   Al Bazar, Baihaqi dalam Al Asma.
115)   Imam Muslim.
116)   Imam Bukhari, Muslim, Ibnu Hibban, dalam Ash-Shahih.
117)   Imam Muslim oleh Jabir.
118)   Imam Muslim oleh Jabir.
119)   Hakim dalam Al Mustadrak – oleh Hudzayfah ibnu Asiyd. Ahmad dalam Al Musnad Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, Ibnu `Asakir dalam At-Tarikh – oleh Safinah. Abdurrazak dalam Al Mushanaf – oleh sebagian sahabat-sahabat Nabi SAW.
·        Tambahan yang dikehendaki oleh konteks kalimat yang telah gugur dari aslinya.
120)   Hakim dalam Al Mustadrak – oleh Hudzayfah ibnu Asiyd.
121)   Imam Muslim, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan, Hakim dalam Al Mustadrak – oleh Abu Hurairah.
122)   Hakim dalam Al Mustadrak – oleh Nawas.
123)   Hakim dalam Al Mustadrak – oleh Hudzayfah ibnu Asiyd.
124)   Imam Muslim – Nawas.
125)   Imam Ahmad dalam Al Musnad, Imam Ahmad dalam Al Musnad – oleh Utsman ibnu Ubay `Ash.
126)   Imam Muslim, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al Fitan, Hakim dalam Al Mustadrak – oleh Abu Hurairah.
127)   Imam Ahmad dalam Al Musnad, Hanbal bin Ishaq dalam Al Fitan, Ibnu `Asakir dalam At-Tarikh.
·        Suatu desa dari hawariyn di jalan daratan rendah pada awal jalan ke bukit yang dikenal dengan jalan bukit ke puncak, dan umumnya disebut: (fayq), daerah dari jalan ke bukit ini ke goa dan itulah yang dikenal dengan Jordan, yaitu jalan ke bukit yang panjang sekitar dua mil "al mu'jam al buldan"
128)   Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, keduanya, Tirmidzi – oleh Abu Hurairah.
129)   Imam Ahmad dalam Al Musnad, keduanya, Abu `Amru Ad-Dani dalam Al FItan, Khath, oleh Abu Hurairah.
·        Artinya: sesudah binasanya Dajjal, maka tidak diingkari bahwa sesungguhnya Isa AS tinggal di bumi selama empat puluh tahun (lihat petikan hadtis 45); sebagaimana yang nampak, dan adapun perkataan Al Hafizh ibnu Katsir (1/177) sesudah menyebutkan pada petikan hadits yang ditunjukkan; dan terdapat dalam "Shahih Muslim" hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar (!) sesungguhnya dia tinggal di dunia selama tujuh tahun, maka bersama kemusykilan ini….". dan senada yang dikatakan oleh Al Hafizh dalam "Al Fath" (6/374): "Yang diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Ibnu Umar tentang lamanya tinggal Isa di dunia –sesudah turunnya – sesungguhnya tinggal selama tuhuh tahun.
Saya berpendapat: "Semua ini tidak terdapat dalam `Muslim', dan yang ada hanyalah hadits yang diriwayatkan (Ibnu `Amru) dan bukan yang diriwayatkan (Ibnu Umar) apa yang kita sebutkan di atas "Kemudian umat manusia hidup sesudah (turunnya Dajjal) selama tuhuh tahun." Jadi yang tinggal adalah umat manusia, bukan Isa AS.
130)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Hakim dalam Al Mustadrak oleh ibnu Amru.
131)     Imam Ahmad dalam Al Musnad oleh Samrah, Thabrani dalam Al mu'jam Al Kabir, Thabrani dalam Al Ausath oleh Abdullah bin Mughaffal.
132)     Imam Ahmad oleh Abu Hurairah.
133)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad Abu Daud, ibnu Hibban dalam Ash-Shahih, "Al Ajir", "Asy-Syari'ah" oleh Abu Hurairah.
134)     Imam Ahmad dalam Al Musnad oleh Abu Hurairah.
135)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim, Al Ajir dalam Asy-Syari'ah, Ibnu Mandah dalam Al iman oleh Abu Hurairah.
136)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad oleh Abu Hurairah.
137)     Imam Muslim (4/60), Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih (6781), Ahmad dalam Al Musnad (2/240, 272, 290, 513 dan 540).
138)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim oleh Nawas.
139)     Imam Muslim.
140)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim oleh Nawas.
141)     Al Bukrah Al Anbari, Ad-dailami – oleh Abu Hurairah dalam Ash-Shahihah (1926).
142)     Imam Ahmad dalam Al Musnad – oleh Abu Hurairah.
143)     Abdurrazak dalam Al Mushanaf, Ahmad dalam Al Musnad, Abu Daud, Ibnu Hibban dalam Ash-Shahih, Al Ajir dalam Asy-syari'ah oleh Abu Hurairah.
144)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim oleh Ibnu Amru.
145)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim.
146)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim oleh Ibnu Amru.
147)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim oleh Nawas.
148)     Imam Ahmad dalam Al Musnad, Muslim oleh Ibnu Amru.

Dajjal mungkin belum datang

Saya pernah membaca suatu hadits yang intinya " dajjal akan muncul ketika dajjal tak dibicarakan/tak diingat oleh seorang pun".. sebentar saya kirimkan tulisan dibawah ini:
keterangan: kata "saya" maksudnya adalah Syeikh nashiruddin al-albani (ahli hadits zaman kini/penulis buku).
Buku: NABI ISA AS VS DAJJAL
Penulis: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-albani
 
Pendahuluan Penulis
Sebab ditulisnya Kitab Ini
            Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Kepada-Nya kita memohon dan kepada-Nya jua kita meminta ampun. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka ia tidak akan mendapatkan kesesatan. Barangsiapa yang tersesat, maka tidak ada yang dapat memberikannya petunjuk kecuali hanya Dia semata. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang maha Esa. Saya bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya
            "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar –benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Aali `Imraan (3): 102).
            "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisaa (4): 1)
            "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (QS. Al Ahzaab (33) 70 dan 71)
            Selanjutnya, sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah Kitabullah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW. Sedang seburuk-buruk sesuatu adalah mengada-ada, dan semua yang mengada-ada adalah bid'ah, dan semua yang bid'ah adalah sesat, dan semua yang sesat tempat kembalinya adalah neraka.
            Tidak pernah terlintas dalam benakku akan meluangkan waktu untuk menyusun sebuah risalah seperti ini sebelumnya. Akan tetapi, Allah SWT jika menghendaki sesuatu, maka pasti akan mewujudkannya. Tepatnya pada awal bulan Jumadil Ula tahun (1393 H) saya mendapatkan pentahqiqan (tahqiq) untuk kitab "Shahih Al Jami Ash-Shaghir" dan "Dha'if Al Jami' Shagir" yang memuat hadits Abi Umamah Al Bahili radhiyallahu `anhu tentang peringatan nabi SAW kepada umatnya mengenai Dajjal, dan penggambaran yang diberikan oleh beliau yang belum pernah dilakukan oleh seorang nabi sebelumnya. Pembunuhan Isa `alaihissalam terhadap Dajjal di (Ludd) negeri Palestina, dan selainnya, merupakan kebenaran kebenaran yang berkenaan dengan Al Masih yang memberi petunjuk dan Dajjal yang menyesatkan. Dengan hasil tahqiq – yang telah aku lakukan pada kedua kitab tersebut- maka hal itu memicu saya untuk mempelajari sanad hadits yang menelitinya. Ada beberapa hadits yang lemah (dha'if) yang tidak mungkin dijadikan sandaran hukum. Terlebih lagi pada perihal akidah keyakinan seperti ini. Akan tetapi, saya mendapatkan kejelasan –di awal penelitian yang saya lakukan pada matan hadits tersebut –bahwa kebanyakan dari hadits itu shahih dan tertera dalam kitab "Shahihain" dan kitab-kitab Sunnah yang lain.
            Suatu hal yang rasional adalah bahwa tidak mungkin menetapkan ke-shahihan suatu hadits secara sempurna hanya dengan melakukan suatu penelitian yang tergesa-gesa. Akan tetapi, lebih dari itu, hal tersebut memerlukan ketekunan dalam penelitian pada setiap paragrafnya (baris), bahkan lafazh-lafazhnya. Dan mencari hadits-hadits yang senada dengannya pada kitab-kitab sunah, dan mencari perselisihan-perselisihan hadits yang terdapat di dalamnya. Baik yang punya kaitan dekat maupun jauh dengan Isa alaihissallam dan Dajjal yang telah dilaknat oleh Allah SWT dan yang berhubungan dengannya. Demikian pula mempelajari sanad-sanad dengan pentahqiqan yang teliti, sebagaimana yang telah kami lakukan dalam kitab kami "Silsilah Al Ahadits `alaihissalam Ash-Shahihah" dan "Silsilah Al Ahadits Adh-Dha'ifah" hingga kita bisa menetapkan secara tegas keshahihan dan keutamaan hadits tersebut pada akhirnya. Setelah itu mencantumkannya dalam kitab "Ash-Shahih" secara keseluruhan sebagai hasil dari proses pentahqiqan.
            Saya mengerahkan segenap tenaga untuk mempelajari hadits tersebut cara paragraph perparagraf, bahkan lafazh perlafazh. Menyebutkan hadits-hadits yang kuat di setiap paragrafnya yang telah saya teliti. Takhrijnya secara keseluruhan, beserta ungkapan tentang sanad-sanad dari segi keshahihan dan kedha'ifannya, yang berdasarkan kaidah ilmu hadits yang menetapkan tentang keshahihan, kehasanan, dan kedha'ifan hadits. Saya kemudian menemukan hadits-hadits yang mendukung atau yang senada dengannya (mutabi' dan syahid) yang dapat membantu kami dalam membersihkan setiap paragrafnya dari terjadinya kedha'ifan yang melekat padanya dari sisi sanadnya. Dan hadits yang diriwayatkan oleh Abi Umamah radhiyallahu `anhu.
            Jelaslah bagi saya setelah mempelajari dengan cermat bahwa hadits tersebut dengan seluruh paragrafnya adalah shahih lighairihi, kecuali sebagian darinya. Bahkan kebanyakan darinya merupakan hadits yang matawatir yang qath'i, yang bersumber dari nabi SAW. Contohnya adalah yang berhubungan dengan kemunculan Dajjal yang bermata juling, turunnya Isa `alaihissalam dari langit, dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa `alaihissalam.
            Saya juga telah menemukan banyak informasi dan pelajaran yang berharga pada hadits-hadits yang telah saya takhrij itu, terutama yang berkenaan dengan Isa `alaihissalam dan Dajjal yang juling, yang tidak terdapat pada hadits Abu Umamah. Terlebih lagi, jumlah hadits itu hampir mencapai tiga puluh buah, dan bersumber lebih dari dua puluh sahabat. Satu hadits dengan hadits lainnya terkadang memiliki lebih dari satu jalur sanad. Khususnya hadits Abu Hurairah, saya telah mentakhrij hadits itu sendiri sebanyak sepuluh jalur sanad. Di setiap jalur sanad kadang-kadang ada faidah dan tambahan yang tidak terdapat pada jalur sanad lainnya.
            Oleh karena itu, setelah saya selesai mempelajari hadits tersebut dengan setiap paragrafnya, dan mentakhrij hadits-hadits yang mendukungnya (syawahid), dan mencantumkannya dalam kitabku "Silsilah Al Hadits Ash-Shahihah" pada nomor (2457), munculah suatu pemikiran dari saya, bahwa hadits-hadits tersebut membantu mengetahui dan menunjukkan kepada permasalahan tersebut dengan benar. Aku terapkan pada kitabku (Hujjah An-Nabi SAW), sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Jabir radhiyallahu `anhu perbedaan yang jelas antara kedua hadits tersebut. Kitab tersebut khusus mengandung riwayat-riwayat hadits Jabir sendiri, bukan seluruh sahabat. Saya meletakkan semua tambahan yang shahih pada tempat yang cocok dengan bentuk rangkaian haditsnya dari riwayat Imam Muslim yang bersumber dari Abu Ja'far Al Baqir.
            Adapun hadits Abi Umamah radhiyallahu `anhu, saya berpegang kepada apa yang shahih, dan kepada apa yang bersumber dari kalangan sahabat radhiyallahu `anhu. Jumlahnya mencapai dua puluh sahabat, sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya.
            Pemikiran itu senantiasa memikat saya untuk terus menyelaminya dan mempertimbangkannya berkali-kali hingga saya mampu mengeluarkannya dalam wujud yang nyata. Hal itu dipicu oleh pentingnya persoalan ini untuk disebarkan kepada segenap orang dalam rangkaian kalimat yang indah dan mudah untuk didapatkan seluruhnya –berdasarkan keragaman budaya dan tingkatan martabat mereka-. Dan juga untuk menjelaskan kepada mereka seluruh hadits yang berbeda, yang tidak mungkin dilakukan oleh banyak kalangan terutama dalam mentakhrijnya.
            Yang memberanikan saya untuk menyusun kitab ini ada beberapa hal, yaitu:
            Pertama, keraguan banyak ilmuwan dan juga para da'I, -terlebih lagi orang lain yang tidak mempunyai akar budaya keislaman dari kalangan pemuda dan kalangan awam lainnya-tentang keyakinan akan turunnya Isa `alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa AS di akhir zaman kelak, sudah sampai pada taraf yang memprihatinkan. Saya berkesimpulan bahwa sebagian ulama ada yang meragukan hal ini –meskipun mereka tidak mengingkarinya-. Hal itu saya peroleh dari hasil diskusi saya dengan mereka secara langsung dan setelah menelaah fatwa-fatwa mereka tentang hal ini dan juga komentar-komentar dari kalangan mereka yang termaktub dalam beberapa kitab.
            Yang paling masyhur di antara mereka adalah Syaikh Muhammad Abduh. Beliau berpendapat bahwa hadits tentang turunnya Isa `alaihissalam adalah hadits ahad. Ini tentunya dikarenakan keterbatasan beliau dalam mengkaji hadits-hadits. Beliau adalah salah seorang ulama modern yang saya kritik. Terkadang juga ia menakwilkan turunnya Isa `alaihissalam ke bumi sebagai kemenangan dunia ruh dengan dunia jasad, dan turunnya Isa bagi beliau juga merupakan rahasia risalah-Nya pada manusia. Yaitu ajaran yang di dalamnya terdapat ajaran kasih saying, cinta, dan kedamaian, sebagaimana diceritakan oleh Sayyid Rasyid Ridha dalam Tafsir-nya (3/317). Padahal sesungguhnya ia menolaknya dengan ungkapan, "Akan tetapi, bentuk zhahir hadits yang tercantum tentang hal itu tertolak." Karena itu ia menolak pengecualian ini dengan ungkapan, "Para pendukung takwil ini berkata, `Sesungguhnya hadits-hadits ini telah dikutip secara maknawi, seperti kebanyakan hadits lain." Dan sang penukil makna ini mengutip sebatas kadar pemahamannya."Muhammad Abduh pernah ditanya tentang Dajjal dan terbunuhnya ia oleh Isa `alaihissalam. Beliau menjawab, "Sesungguhnya Dajjal merupakan symbol khurafat, penyimpangan, dan kejahatan yang merubah penetapan syariah dari bentuknya…"
            Sangat ironis bahwa penakwilan ini telah dilakukan terlebih dahulu oleh Mirza Ghulan Ahmad (seorang qadhi) di India yang mengaku sebagai nabi. Ia selalu mengulang-ulangnya dalam kitab dan risalah-risalahnya. Penakwilan ini sangatlah serupa dengan penakwilannya pada banyak ayat Al Qur'an yang ia ubah untuk menunjukkan kenabiannya. Seperti penakwilannya tentang firman Allah SWT tentang Isa `alaihissalam. (QS. Ash-Shaff (61): 6). Ia mengira bahwa yang dimaksud dengan kata (Ahmad) adalah dirinya. Ini adalah salah satu dari contoh penakwilan yang dilakukannya secara gegabah. Sebagaimana dikatakan oleh Sayyid Rasyid Ridha sendiri yang menolak pendapat ini pada bentuk lain dalam Tafsir-nya (6/58). Beliau berkata di dalamnya, "Kalangan Mahdawiyah dari kalangan Syiah Iran sama seperti golongan Al Bahaiyah dan Al Babiyah (dalam menyimpulkan dalil-dalil yang masih samar dalam Al Qur'an). Hingga ia mengtakhrijnya dari surat Al Fatihah. Dalam penafsirannya itu, ia (Mirza Ghulam Ahmad) mempunyai satu kitab dengan gaya ketololan yang menegaskan bahwa itu merupakan mukjizat baginya. Maka ia menjadikannya sebagai berita gembira dengan kemunculan dirinya (bahwa ia adalah Al Masih bagi umat ini.)"
            Sayyid Rasyid Ridha berkata, "Sesungguhnya ia (Mirza Ghulam Ahmad) membuka pintu untuk umat yang aneh dari pintu penakwilan Al Qur'an, dan merubah lafazh-lafazhnya dari makna-makna yang terdapat di dalamnya (menjadi makna-makna yang aneh, yang tidak sedikitpun menyerupainya dan cocok dengannya). Mereka adalah kalangan zindiq (kafir) dari golongan majusi, dan konco-konconya yang telah memalsukan ajaran agama dari kalangan Bathiniyah."
            Lalu apa perbedaan antara penakwilan kalangan Bathiniyah terhadap Al Qur'an dengan penakwilan kalangan Qadyaniyah, dan Muhammad Abduh dan para pengikutnya pada hadits-hadits tentang turunnya Isa `alaihissalam dan Dajjal dengan penakwilan yang batil dan tanpa alasan itu? Bagaimana sikap Sayyid Rasyid Ridha rahimahullah yang juga menakwilkan dengan penakwilan baru, bahwa hadits-hadits itu dikutip secara makna? Apakah hal itu sudah pantas dijadikan alasan untuk menolak riwayat yang shahih dari sahabat, terlebih lagi riwayat mereka yang mutawatir?
            Banyak lagi contoh penakwilan lain yang disusutkan oleh penulis-penulis modern dari beberapa kalangan ulama. Syaikh Muhammad Fahim Abu Abiyah berkata pada komentarnya dalam kitab Nihayah Al Bidayah wa An-Nihayah (1/71), "Apakah Isa `alaihissalam masih tetap hidup hingga sekarang? Dan apabila akan turun ke bumi untuk memperbarui dakwah untuk menyeru manusia kepada agama Allah dengan sendirinya? Ataukah maksud dengan turunnya Isa `alaihissalam adalah kemenangan agama yang benar dan tersebarnya agama itu dalam bentuk yang baru, di bawah kekuasaan seseorang yang diutus untuk memurnikan masyarakat dari kejahatan dan berhala? Ada dua pendapat yang semuanya didukung oleh sekelompok ulama.
            Adapun tentang Dajjal, ada beberapa pertanyaan yang muncul, yaitu: apakah ia merupakan sosok yang terbentuk dari daging dan tulang, yang menebarkan kerusakan dan mengancam para ahli ibadah, dan mampu memberikan anjuran dan ancaman serta melakukan kerusakan hingga dihancurkan oleh Isa `alaihissalam? Ataukah ia hanya merupakan simbol tersebarnya kejahatan dan fitnah, dan lemahnya daya tarik kemuliaan yang kemudian dihancurkan oleh kebaikan yang disimbolkan dengan angin kebajikan yang dibawa oleh Isa `alaihissalam?, yang mengantar umat manusia kea rah tujuan yang baik dan lurus, serta berada dalam keadaan yang penuh keadilan dan hidup dalam nuansa keagamaan?
            Saya mengatakan bahwa ulama ini tidak hanya telah melakukan perusakan pada teks-teks sunah yang penakwilannya –dengan jalan simbolisasi yang merupakan madzhab Bathiniyah yang kafir, sebagaimana diceritakan sebelumnya oleh Sayyid Rasyid Ridha sendiri- bahkan ia telah membingungkan para pembaca dengan mengatakan bahwa perusakan ini merupakan pendapat sebagian ulama. Padahal sebenarnya tidak ada seorang ulama hadits pun yang mengatakan seperti itu. Akan tetapi, ungkapan itu bersumber dari kalangan khawarij dan mu'tazilah yang merupakan golongan sesat. Qadhi Iyadh berkata, "Dalam hadits-hadits tersebut terdapat hujjah bagi kalangan ahlu sunnah tentang keshahihan adanya Dajjal. Bahwa ia merupakan sosok tertentu yang dengannya Allah menguji para hambanya. Allah juga membekalinya dengan kemampuan untuk melakukan banyak hal, seperti menghidupkan mayat yang telah dibunuhnya. Ia seolah-olah dapat menciptakan segala kemewahan, sungai-sungai, surga dan neraka, tunduknya segala kekayaan bumi padanya, turunnya hujan setelah ia memerintahkan langit untuk menurunkannya, dan tumbuhnya tanaman setelah ia memerintahkan bumi untuk menumbuhkannya. Semua itu berdasarkan kehendak Allah. Kemudian ia dilemahkan, sehingga tidak mampu membunuh seorang pun dan yang lainnya dan membatalkan perintahnya dan akhirnya terbunuh di tangan Isa ibnu Maryam. Kalangan Khawarij dan Mu'tazilah dan Jahmiyah menentang pendapat ini. Mereka mengingkari keberadaannya dan menolak hadits-hadits shahih.
            Saya berpendapat bahwa ini adalah kelakuan sebagian ulama dan beberapa Syaikh –mengikuti pendahulunya dari kalangan Khawarij dan Mu'tazilah. Dan yang terakhir kalangan Qadyaniyah sebagaimana sebelumnya- terkadang dengan jalan menyisipkan keragu-raguan dan kebimbangan tentang keshahihan hadits-hadits dengan anggapan bahwa hadits-hadits yang bercerita tentang hal itu adalah merupakan hadits ahad – sebagaimana yang telah dilakukan oleh Syaikh Mahmud Syaltut dalam beberapa makalahnya mengikuti syaikh Muhammad Abduh sebagaimana sebelumnya- dan terkadang dengan cara penakwilan dan perusakan seperti yang dilakukan oleh ulama ini. Meskipun pendapatnya disebutkan sangat singkat tanpa menentukan sikapnya secara jelas tentang hal itu, namun ia lakukan hal itu sebagai bentuk penyimpangan dan pemalsuan kepada segenap pembaca dan sebagai jalan agar pendapat yang dikuatkan itu nantinya dapat diterima. Dengarkanlah kepadanya, ia berkata dalam komentarnya pada paragraf berikut (12 – Abu Umamah, 14): "Ulama berselisih paham tentang "menulis" (kitabah) di sini; Apakah ia merupakan hakikat, ataukah hanya sebagai kinayah (majaz)? Dan sesungguhnya bacaan (qira'ah) artinya adalah menjenguk jiwa kaum mukmin dengan menerima apa yang ditunjukkan oleh hakikat tanpa ada rasa keraguan. Semoga penakwilan ini lebih dekat kepada kebenaran dan lebih diterima."
            Demikian pula ulama ini berpendapat secara sembarangan tentang teks Imam Nawawi dan selainnya yang menyalahi hasil tarjih. Imam Al Hafidz berkata dalam kitab Al Fath (13/85), "Imam Nawawi berkata, `Yang benar dan dijadikan sandaran oleh para muhaqqiq adalah bahwasannya kata "kitabah" maknanya adalah hakikat yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai tanda yang jelas tentang kebohongan Dajjal. Kemudian menampakkannya kepada orang yang beriman kepadanya dan menyembunyikannya dari orang yang menghendaki kesengsaraan.'" Al Hafidz berkata, "Imam Iyadh menceritakan dengan cerita yang berbeda. Beberapa ulama dari mereka berpendapat bahwa itu hanya merupakan majaz tentang tanda kejadiannya. Dan ini merupakan madzhab yang lemah."
            Kemudian ulama tersebut menguatkan penakwilan yang bathil itu, dan mereka berkata; "Perselisihan seputar riwayat dari hadits-hadits tentang tempat munculnya Dajjal…..menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan Dajjal adalah simbol kejahatan dan ketinggiannya…."
            Hal ini dikuatkan oleh perkataan mereka pada permulaan kitab itu. Mereka berkata, "Kemudian kami sejalan dengan yang berpendapat bahwa munculnya Imam Al Mahdi dan turunnya Isa `alaihissalam merupakan simbol menangnya kebajian dari kejahatan. Dan sesungguhnya Dajjal merupakan simbol tersebarnya fitnah dan merajalelanya kesesatan di suatu zaman kelak….."
            Salah seorang ulama telah menjelek-jelekkan kitab tersebut dalam komentar-komentarnya yang ditujukan pada pengarang dan kitabnya di satu sisi, dan kepada hadits nabi di sisi lain. Hal itu dapat kita lihat ketika ia menetapkan lemahnya hadits-hadits, yang sebenarnya hadits itu adalah shahih. Belum ada seorang ulama pun yang pernah melakukan hal demikian. Ia mendha'ifkan hadits yang sebenarnya adalah hadits shahih, sekalipun hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim.
            Adapun sikap-sikap yang menjelek-jelekkan yang ditujukan pada kitab dan pengarang kitab tersebut, terlihat ketika ia meletakkan dalam kitab itu beberapa topic yang bersumber dari dirinya sendiri tanpa memperhatikan hal yang sebenarnya. Dan sebagian dari mereka menyalahi metode pengarang karena mereka menganggap bahwa pengarang buku itu dianggap sebagai ulama hadits yang mempercayai teks-teks yang berhubungan dengan datangnya hari kiamat tanpa menakwilkannya terlebih dahulu. Hal itu tidaklah berbeda dengan apa yang dilakukan oleh ahli bid'ah dari kalangan Mu'tazilah dan selainnya. Ulama ini telah menjelaskannya dalam komentar-komentar yang menunjukkan hal itu. Di bawah ini saya cantumkan perkataannya yang merupakan contoh bahwa ia menulis beberapa topik yang berasal dari dirinya sendiri pada kitab itu, ia berkata, "Sebuah hadits wajib dialihkan dari makna zhahirnya kepada penakwilan."
            Ia terapkan hadits itu pada hadits Muslim dalam pembahasan tentang pembunuhan seorang mukmin yang dilakukan oleh Dajjal, dan ia (Dajjal) menghidupkannya kembali.
            Dalam topik lainnya ia terapkan atas hadits-hadits yang terdapat pada Ibnu Shayyad, dan sebagian yang lainnya terdapat dalam Al Bukhari. Ia berkata, "Riwayat yang tertolak karena tidak masuk akal dan tidak logis bersumber dari Rasulullah SAW."
            Seakan-akan Rasulullah SAW menurut ulama ini hendaknya tidak memperbincangkan masalah-masalah yang ghaib yang tidak ada peluang bagi akal untuk memikirkannya.
            Ia juga meletakkan beberapa topik tentang hadits yang menceritakan tentang disiksanya para pelukis (2/50), di antaranya adalah bab tentang "Siksaan para pelukis makhluk bernyawa pada hari kiamat."
            Secara global, topik-topik yang ia letakkan dan yang bersumber dari dirinya sendiri pada kitab tersebut menunjukkan lemahnya ilmu ulama ini dan kerugian yang ditimpakan olehnya terhadap penerbit, baik secara materi maupun non-materi. Dimana komentar-komentarnya yang disebutkan telah merubah isi kitab tersebut. Komentar dan topik yang ditulisnya sendiri telah melahirkan suatu kitab lain yang bukan merupakan kitab Al Hafidz ibnu Katsir.
            Semoga ulama ini hanya berbuat sebatas ini saja. Akan tetapi, ia telah berlebihan ketika menjatuhkan kebanyakan teks-teks dan hadits-haditsnya yang tidak sesuai dengan pemahaman akal-logikanya. Hal itu telah dijelaskannya sendiri pada permulaan kitabnya. Ia berkata, "Kami terpaksa menjatuhkan sebagian riwayat yang dicantumkan oleh pengarang dalam kitabnya itu karena mengandung makna yang tidak sejalan dengan akal dan tidak konsisten dengan nilai-nilai agama."
            Sesungguhnya pembaca akan mendapati komentar-komentarnya –di kebanyakan halaman isi kitabnya itu- bahwa ia telah mendhaifkan beberapa hadits sesuai dengan kehendaknya tanpa menyebutkan teks yang di dhaifkannya itu. Di antaranya adalah perkataannya, "Kami mendhaifkan potongan kalimat yang berbunyi `yastahyi minha al haya'…."
            Yang paling mengherankan dari yang saya telah dapati adalah bahwa ia menjatuhkan empat halaman secara total yagn dibiarkannya putih kosong pada jilid kedua, yaitu halaman (98, 99, 101, dan 102).
            Demi Allah, sesungguhnya saya telah mendapatkan corak yang beragam dari para ilmuwan dewasa ini. Akan tetapi, saya belum pernah menemukan ulama seperti ini dari segi kelancangan, kebodohan dan penipuannya. Bagaimana ia berani melakukan perbuatan memalukan ini, yang sama sekali tidak mempercayai karya ilmiah (dalam kitab Al Hafidz ibnu Katsir), menyalahkan beberapa isi halamannya, melemahkan hadits-hadits yang shahih, dan membatalkan makna-maknanya dengan dalih penakwilan dan kelogisan akal?
            Demi Allah, saya tidak tahu bagaimana penerbit bisa tertipu oleh penulis ini, Lalu ia berkata pada mukaddimahnya, "Adapun pentahqiqan itu telah kami sepakati hingga Fadhilah Syaikh Muhammad Fahim Abu Abiyah salah seorang dosen pada salah satu universitas melakukannya. Ia telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membersihkan kitab tersebut dari kesalahan bahasa, penyimpagan pada nama-nama yang terdapat di dalamnya, dan men-tashih beberapa teks yang dikandungnya."
            Sangat mengherankan jika penerbit menyifati ulama ini dengan pujian. Di dalam kitab tersebut terdapat ratusan syawahid (bukti-bukti) yang menunjukkan bahwa ia sangat tidak cocok untuk disifati dengan sifat seperti itu. Karena ia telah melakukan perusakan pada beberapa teks dan menganggap salah sesuatu yang sebenarnya bukan tergolong kesalahan bahasa. Ia pun telah banyak melakukan penyimpangan pada halaman pertama. Ini merupakan hal yang menunjukkan bahwa negeri-negeri Saudi sangat berbaik sangka pada kebanyakan ulama-ulama yang seperti ini. Hal ini mengingatkan saya pada sebuah perumpamaan bahwa kejahatan di negeri kami akan terkoyak. Dan masih banyak lagi ungkapan lain yang ditorehkannya dalam jilid pertama kitab itu.
            Halaman (114): mencabut rambut di ubun-ubun (jummah) setiap yang mempunyai rambut pada ubun-ubun.
            Yang benar: himmah –dengan ha dan mim tanpa tasydid- yagn artinya racun.
            Kesalahan ini selalu terulang pada halaman (169) dan hal ini memberikan keyakinan bahwa hal itu merupakan kesalahan ilmiah. Ia berkata, "Al Jummah: rambut yang berkumpul di bagian depan kepala. Semoga yang dimaksud dengan hilangnya (jummah kullu dzi jummah) adalah mensucikan masyarakat dari penyisiran rambut yang beraneka ragam, yang dilakukan oleh para pemudi hingga dipandang dengan mata yang menyenangkan, dan menjauhkan mereka dari perbuatan yang dapat membangkitkan nafsu syahwat. Padahal kata (dzatu jummah) dalam hadits tersebut berkedudukan sebagai sifat untuk maushuf yang….hingga akhir perkataanya."
-        Pada halaman (114): "Al `Atsur: Yang membinasakan di bumi…" padahal yang benar kafatsur dengan huruf fad dan tsa, yaitu: lemari. Suatu pendapat mengatakan bahwa artinya adalah baskom atau gelas yang terbuat dari emas dan perak.
-        Pada halaman berikutnya (115): "Wa qad jarrada Abu Daud wa isnaduhu." Yang benar adalah: "Jawwada."
-        Pada halaman (117): "Muhammad ibnu Abdillah ibu Qahran." Padahal yang benar adalah "Qahzadz".
-        Pada halaman itu juga: "fayusyajju". Lalu ia mengatakan, "Khudzuhu wa syajjuhu." Lalu ia mengomentarinya: "As-Syajju: luka pada wajah dan kepala."
Padahal yang benar adalah: "fayusyabbah …..wa syabbahuhu" dengan memakai huruf syiin dan ba bertasydid dan ha. Artinya bentangkanlah pada perutnya. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi.
-        Halaman (133): "Ma'a Al Maradah". Padahal yang benar adalah: Al Qiradah.
-        Halaman (142): "Musa ibnu Ubaidah Al Yazidy". Padahal yang benar adalah: "Ar-Rabadzy".
-        Halaman (144): "Layanzilunna ad-dajjalu bi Hauran". Padahal yang benar adalah: "Khauz". Sebagaimana terdapat dalam kitab "Al Musnad" (2/319 dan 337).
-        Halaman (146): "Man sami'a min ad-dajjali falasna minhu".
Kesalahan ini terulang sebanyak dua kali pada halaman tersebut. Dan ia mengulanginya lagi pada hal (154), hal tersebut menguatkan bahwa hal itu merupakan kesalahan yang bersumber darinya, bukan berasal dari pencetak. Oleh karena itu, tidak ditemukan dalam buku tersebut ralatan dan kata yang benar.
Padahal hadits yang shahih lafadznya adalah: "Man sami'a bi ad-dajjali falyan'a anhu", yaitu hendaknya ia menjauhinya.
            Tampaklah bahwa ulama ini tidak bisa membaca "falyan'a" secara benar, maka ia merubahnya menjadi "falasna". Dan kemudian merubah "Bi ad-dajjal" dengan "Min ad-dajjal", kata "Anhu" menjadi "Minhu".
-        Pada halaman itu juga: "Abu Ad-Dahma" dan namanya Firqah ibnu Bahir Ad-Dawy". Padahal yang benar adalah: "Qirfah –dengan qaf yang dikasrahkan dan ra yang disukunkan- Ibnu Buhais dengan shigat tashgir".
-        Halaman (154): "Hisyam `an Dustaway".
Padahal yang benar: "Hisyam ad-Dustiwa'i".
-        Halaman (180): "Abu Ishaq". Padahal yang benar: "Ibnu Ishaq".
-        Halaman (202): "La tanfa' al hijratu ma daama al aduwwu yuqatil". Yang benar: "la tanqathi al hijrah…".
-         Perhatikanlah bagaimana ia merubah arti hadits dan merusaknya dengan kebodohannya dan penipuannya?!
-         Halaman (214): "…..Ibnu Quutab".
Nama ini tidak ditemukan pada nama-nama perawi. Yang benar adalah: "Ibnu Quwaid". Sebagaimana dalam kitab "Al Musnad" (92/442) dan selainnya.
-        Perubahan paling aneh yang saya dapatkan adalah bahwa ia mendatangkan hadits yang memang tidak ada dalam kitab "Al Maudhu'at" dari hadits palsu yang dirubahnya. Pada (2/58) Dalam hadits, "Aadimu tha'amakum bi dzikrihi wa bis shalati. Wa la taqmuhu faataqsu qulubakum." Ia mengomentari hadits ini dengan perkataannya, "Ia memakan makanan tanpa menyisakan sedikitpun. Menyampurnya dengan apa yang menjadikannya enak. Rasulullah SAW menasihati para pengikutnya untuk senantiasa mengingat Allah SWT ketika merasakan makanannya…" Hingga akhir ungkapannya.
            Padahal asli dari hadits itu lafadznya adalah:
            "Adzibu tha'amakum bi dzikrillahi wa as-shalah. Wa la tanamu alaihi fa taqsu qulubakum".
            Ia lalu merubah perkataan: "Adzibu" dengan "Aadimu" dan perkataannya, "Wa laa tanamu alaihi" menjadi "Wa la taqmuhu". Kemudian memberikan makna sesuai hasil perubahannya itu.
            Ini telah diriwayatkan oleh sekelompok ahli hadits. Demikian pula dicantumkan oleh As-Suyuti dalam kitab Al Jami' Ash-Shagir. Sekiranya dia merujuk pada kitab itu, niscaya ia akan mengetahui sumber hadits dan tidak terjebak pada penyimpangan yang hina ini.
            Karena hadits yang diriwayatkan dengan lafadz seperti di atas adalah palsu, sebagaimana ditegaskan dalam kitab Al Ahadits Adh-Dha'ifah (115). Perhatikan hasil pentahqiqan ulama ini. Dia mengganti (lafadz yang sebenarnya) pada hadits tersebut dengan (yang palsu). Ia juga mencantumkan hadits yang tidak ada sumbernya kemudian mengomentarinya.
            Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa pentahqiqan ulama tersebut (untuk kitab itu dan komentar-komentarnya) merupakan dalil yang menunjukkan bahwa ia bukanlah seorang yang ahli dalam mentahqiq risalah kecil dari seorang ulama salaf. Lalu bagaimana mungkin ia bisa mentahqiq sebagian besar dari kitab milik Al Hafidz ibnu Katsir rahimahullah? Dan menshahihkan hadits-hadits dha'if dan mendha'ifkan yang shahih secara acak tanpa berpedoman pada kaidah-kaidah dalam kritik jarhu wa At-ta'dil. Juga bagaimana bisa ia menakwilkan dengan metode yang berbeda dengan metode yang digunakan oleh kebanyakan para ulama? Ia sudah berada pada tingkat kebodohan yang belum pernah terbesit dalam benak seseorang.
            Lalu ada ungkapan berupa perkataan seseorang yang berakal pada orang yang tidak memahami makna ungkapan nabi SAW tentang orang-orang yang masuk surga tanpa hisab: "la yastariqun". Ia berkata pada komentarnya (2/66): [(Artinya: tidak mengintai orang-orang dengan telinga mereka…..perbuatan seperti ini dinamakan mencuri pendengaran (Istiraqu as-sam'i)].
            Sang ulama ini tidak memahami bahwa kata asal dari kata "yastariqun" di sini sebenarnya adalah "Ar-Ruqiyah" Huruf siin pada kata tersebut adalah li Ath-thalab (permintaan), bukan bermakna pencurian, dan huruf siin pada kata itu bukanlah termasuk dalam kata itu, akan tetapi itu merupakan siin tambahan.
            Kita kembali kepada pembicaraan sebelumnya, yaitu perbincangan mengenai sumber penetapan kami. Ia (ulama tersebut) berkata, "Sungguh, penakwilan-penakwilan seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama muta'akhirin itu merupakan factor terkuat yang memberanikan saya meneliti hadits. Abu Umamah radhiyalahu `anhu dengan penambahan-penambahan dari sahabat pada satu bentuk rangkaian kalimat. Penakwilan para ahli takwil untuk hadits itu tidak ada maksud lain kecuali dimaksudkan untuk membuang hadits tersebut. Mereka berusaha menipu kalangan masyarakat awam dengan mengatakan bahwa mereka mempercayai keberadaan Dajjal, padahal sebenarnya mereka mengingkari hakikatnya dan hanya mempercayai lafadznya belaka.
            Lalu apa perbedaan antara ulama-ulama yang ahli dalam kajian Sunnah dengan kalangan yang tidak mengindahkan teks-teks mutawatir (tentang kemunculan Dajjal, turunnya Isa `alaihissalam, dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa), kalangan Bathiniyah dan golongan-golongan sesat yang percaya dengan teks-teks Al Qur'an dan Sunnah beserta penakwilan mereka yang pada akhirnya membawa kepada kekufuran? Mereka layaknya seperti orang-orang yang mengingkari teks-teks mutawatir dari Al Qur'an dan Sunnah tentang bertemunya kaum mukminin dengan Tuhannya secara langsung. Mereka menakwilkan dengan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan melihat Allah adalah melihat nikmat Allah, bukan melihat bentuk-Nya. Sebagian golongan Qadiyaniyah yang percaya dan mengira bahwa yang dimaksud dengan ayat "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rosulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Ahzaab (33): 40) adalah kekalnya kenabian dan datangnya beberapa nabi setelah Muhammad SAW. Di antara mereka adalah Mirza Ghulam Ahmad Al Qadyani.
            Jika anda menanyakan mereka tentang kandungan ayat ini, maka mereka akan memberikan jawaban bahwa mereka percaya kepadanya. Akan tetapi, artinya tidak seperti yang dipahami oleh kebanyakan kaum muslimin. Menurut mereka arti dari: "Wa laakin khatamun nabiyyin" adalah: Menghiasi mereka (para nabi) dengan cincin yang menjadi hiasan pada jari-jari tangan. Sungguh amat sesat penafsiran mereka seperti ini. Tidaklah berfaidah keimanan mereka di sisi Allah sedikitpun setelah mereka menafsirkan ayat itu dengan penafsiran yang tidak benar.
            Saya katakana bahwa sesungguhnya keimanan para ulama itu pada hadits-hadits mutawatir (tentang turunnya Isa `alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa `alaihissalam) tidak memberikan manfaat sedikit pun pada mereka lantaran penafsiran simbolisasi yang dilakukannya pada ayat tersebut. Karena itu menyalahi apa yang dilakukan oleh para ulama yang jauh dari kecenderungan hawa nafsu ketika menelaan teks-teks yang tertera pada Al Qur'an dan Sunnah.
            Demikian pula ada segolongan dari mereka yang beralih kepada bentuk lain yang berbeda dengan metode simbolisasi, yaitu metode peraguan ketsubutan hadits-hadits tersebut dengan mengatakan bahwa hadits-hadits itu adalah ahad. Di antara mereka adalah Syaikh Mahmud Syaltut. Saya telah membaca kisah seputar kehidupan Isa `alaihissalam di langit dan turunnya ke bumi di akhir zaman kelak. Tulisan ini dimuat dalam majalah `Ar-Risalah' pada hari itu. Saya mendapati sesuatu yang sangat mengejutkan, saya sungguh tidak mengetahui hadits-hadits yang tertera pada majalah tersebut yang menceritakan turunnya Isa `alaihissalam. Di antaranya disebutkan bahwa jalur hadits tersebut secara keseluruhan berputar pada Wahab ibnu Munabbih dan Ka'ab ibnu Al Akhbar. Saya sungguh tidak sepakat dengan pendapat itu. Akan tetapi, semoga saja hal itu terjadi karena hanya ditinjau dari sebagian jalur sanad saja. Akan tetapi Syaikh Syaltut sungguh sangat berlebihan. Untuk menguatkan pendapat saya, saya terdorong untuk mencari hadits-hadits tentang turunnya Isa `alaihissalam dari sumbernya yang asli (dalam kitab-kitab Sunnah yang meriwayatkan hadits-hadits beserta sanad-sanadnya) seperti Kutubus-Sittah dan lain-lain. Hingga saya dapat mengumpulkan banyak hadits dari beberapa jalur yang mutawatir lebih dari empat puluh sahabat. Saya sangat terkejut ketika saya tidak menemukan nama Wahab ibnu Munabbih dan Ka'ab Al Akhbar pada jalur-jalur sanad itu, meskipun dalam hadits-hadits yang sanadnya lemah (dha'if). Saya lalu berkeyakinan bahwa Syaikh Mahmud Syaltut hanya menulis sesuai dengan apa yang terlintas dalam benaknya saja, tanpa merujuk pada suatu kitab Sunnah yang berbicara tentang hal tersebut. Lalu saya menulis sebuah risalah terpisah untuk mengcounter fatwanya itu. Saya berniat mengirimnya pada majallah Ar-Risalah. Akan tetapi, salah seorang sahabat saya yang merupakan ahli sastra yang telah lama malang-melintang di Mesir menasihati saya untuk tidak mengirimkan risalah tadi. Bisa dipastikan mereka tidak akan menerbitkannya, karena posisi Syaikh Mahmud Syaltut merupakan orang yang sangat dipandang di negeri Mesir. Apalagi jika kritikan yang diutarakan kepadanya (kepada Syaikh Mahmud Syaltut) berasal dari orang yang bukan warga negara Mesir dan tidak masyhur di kalangan mereka.
            Ia (teman saya) berkata, "Jika memang harus dikirim, maka sebaiknya risalah itu diringkas sesederhana mungkin, kemudian kirim kepada mereka agar mereka menerbitkannya pada majalah. Akan tetapi saya tetap tidak yakin bahwa mereka akan menerbitkannya. Katika saya telah meringkasnya dalam satu setengah halaman dan mengirimkannya, ternyata risalah itu tidak diterbitkan.
            Untuk mengcounter mereka, masih ada cara lain. Bisa dengan menggunakan kesepakatan para ahli hadits dan para huffadz tentang kemutawatiran hadits (tentang Dajjal dan turunnya Isa `alaihissalam dari langit) seperti Al hafidz ibnu Katsir1) ibnu Hajar, serta lain-lain. Bahkan Imam Asy-Syaukani menyusun sebuah risalah yang dinamainya dengan "At-Taudhih fi tawaturi ma jaa `a fi al muntazhar wa ad-dajjal wa al masih".
            Saya telah yakin secara pribadi tentang kemutawatiran hadits-hadits (tentang Dajjal dan Isa `alaihissalam) ketika saya menulis risalah yang menunjukkan hal tersebut tadi. Saya telah berhasil mengumpulkan empat puluh jalur sanad dari empat puluh sahabat. Sebagiannya berdasarkan ketentuan syarat keshahihan dan kebanyakan syawahidnya mu'tabar (diakui kebenarannya).
            Berikut ini nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadits-hadits tentang Dajjal yang telah saya takhrij hadits-haditsnya dalam kajian ini:
Ø      Hisyam ibnu Amir
Ø      Abdullah ibnu Mughaffal
Ø      Huzaifah ibnu Al Yaman
Ø      Jabir ibnu Abdullah
Ø      Abdullah ibnu Umar
Ø      Anas ibnu Malik
Ø      Abu Hurairah
Ø      An-Nuwas ibnu Sam'an
Ø      Nafir ibnu Malik
Ø      Aisyah
Ø      Ummu Salamah
Ø      Beberapa sahabat nabi SAW
Ø      Ubadah ibnu Shamit
Ø      Abdullah ibnu Abbas
Ø      Abu bakrah Ats-Tsaqafi
Ø      Seorang dari sahabat nabi SAW
Ø      Safinah Maula Rasulullah SAW
Ø      Abu Said Al Khudri
Ø      Fathimah binti Qais
Ø      Ummu Syarik
Ø      Abdullah ibnu Mas'ud
Ø      Abdullah ibnu Amr
Dan sejumlah nama sahabat lainnya yang meriwayatkan hadits-hadits tentang Dajjal, dengan sanad-sanad yang tidak bertentangan dengan syawahidnya. Mereka adalah:
Ø      Abu umamah
Ø      Said ibnu Abi Waqqash
Ø      Abdullah ibnu Maghnam
Ø      Asma binti Yazid al Anshariyah
Ø      Mahjan ibnu Al Adra'
Ø      Utsman ibnu Abi Al Ash
Ø      Samarah ibnu Jundub
Ø      Mujamma' ibnu Jariyah
Ø      Asma binti umais
Kemudian berikut nama-nama sahabat yang telah meriwayatkan hadits tentang turunnya Isa AS:
Ø      Abdullah ibnu Mughaffal
Ø      Abu Hurairah
Ø      An-Nuwas ibnu Sam'an
Ø      Nafir ibnu Malik
Ø      Aisyah
Ø      Jabir ibnu Abdullah
Ø      Abu Hurairah
Ø      Huzaifah ibnu Usaid
Ø      Abdullah ibnu Amr
 
Dan berikut ini nama-nama sahabat lain yang meriwayatkan hadits-hadits tentang turunnya isa `alaihissalam dengan sanad-sanadnya yang tidak bertentangan dengan syawahid, yaitu:
Ø      Abu Umamah Al Bahili
Ø      Beberapa sahabat Nabi SAW
Ø      Samarrah
Ø      Huzaifah ibnu Al Yaman
Ø      Mujamma' ibnu Jariyah Al Anshari
 
Pemaparan nama-nama ini pada jalur-jalur sanad hadits tentang Dajjal dan hadits Isa `alaihissalam dan (perawi-perawinya dari kalangan sahabat Nabi SAW) agar menjelaskan kepada orang-orang awam bahwa hadits tersebut mutawatir. Semua orang yang ragu tentang hal itu berarti tergolong orang yang ragu pada agama secara keseluruhan.
            Dari sini jelas bahwa setiap orang yang beriman kepada agama Islam akan berada pada kondisi bahaya jika mereka tidak berpegang teguh kepada madzhab ahli hadits dalam kajian keagamaan mereka. Karena mereka merupakan orang yang paling mengetahui semua hadits shahih yang bersumber dari Nabi SAW dan mengetahui semua hadits yang bukan berasal dari beliau. Mereka juga merupakan orang yang paling mengenal makna dan maksud dalil tersebut. Hal itu disebabkan karena mereka menemukan hadits tersebut dari Rasulullah SAW dengan metode ilmiah yang shahih, yang tidak ada jalan lain untuk mengetahui agama kecuali dengannya. Tanpanya, agama akan menjadi hawa nafsu yang diikuti. Hal ini sudah menjadi penyakit yang telah mengakar dan telah menimpa dunia Islam belakangan ini. Tidak aka nada yang selamat kecuali segolongan orang yang tertolong yang telah Rasulullah SAW berikan kabar gembira dalam banyak hadits mutawatir. Di antaranya adalah hadits SAW,
            "Segolongan dari umatku akan senantiasa saling membunuh di atas kebenaran kepada golongan yang menentangnya, hingga akhirnya Al Masih membunuh Dajjal."2)
           
            Saya berkata, "Semoga hal yang kami sebutkan itu dikarenakan factor kerasnya sikap Umar terhadap orang-orang yang mendustakan kedatangan Dajjal –dan yang lainnya yang tertera dalam Sunnah yang shahih-. Telah diriwayatkan oleh Yusuf ibnu Mahran dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa dirinya telah mendengar Umar bin Khaththab radhiyallahu `anhu berkata di atas mimbar, "Aka ada suatu kaum di antara kalian dari umat ini yang mendustakan rajam dan dajjal, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, azab kubur, syafaat, dan kaum yang dikeluarkan dari neraka setelah mengalami siksaan. Jika saya mendapati mereka, niscaya saya akan membunuhnya seperti binasanya kaum Aad dan Tsamud."
            Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ad-Dani dalam kitab "Al Fitan" (Q 23/2), Ahmad (1/23) secara ringkas. Dan sanadnya adalah hasan.
            Kedua, yang memberanikan saya untuk menyusun risalah ini adalah orang-orang secara keseluruhan, -kecuali yang dikehendaki oleh Allah SWT, yaitu orang-orang yang tidak biaa memperbincangkan kemunculan Dajjal dan turunnya Isa `alaihissalam. Sebagaimana tertera dalam kitab "Zawaid Musnad Ahmad" (4/72). Rasyid ibnu Sa'ad berkata, "Ia mendengar seseorang berkata, "ketahuilah bahwa sesungguhnya Dajjal telah keluar.'"
            Ia berkata, "Lalu mereka ditemui oleh Sha'ab ibnu Jutsamah, dan berkata, `Andaikan kalian tidak mengatakan, niscaya saya akan menceritakan pada kalian bahwa saya telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda,
            "Dajjal tidak akan muncul hingga manusia lupa mengingatnya dan hingga pemimpin-pemimpin tidak menyebutnya lagi di atas mimbar."'"3)
            Hadits ini mencakup imam-imam mesjid. Mereka tidak menyebutkan lagi Dajjal di atas mimbar dan mereka adalah golongan khusus dari umat manusia yang ada ini. Lalu bagaimana dengan kondisi manusia-manusia yang awam? Jika Allah SWT telah menjadikan segala sesuatu mempunyai sebab, maka saya tidak ragu lagi bahwa sebab pengabaian ini –walaupun peringatan dari nabi SAW kepada umatnya akan fitnah yang datang dari Sunnahnya ini telah sangat besar, sebagaimana akan anda dapati berikut ini di awal kisahnya- adalah keragu-raguan dan kebimbangan yang di suntikan sebagian orang yang diberi keutamaan oleh Allah mengenai hadits-hadits ini. Kadang keshahihannya tidak melalui jalur yang mutawatir. Terkadang juga karena disebabkan oleh dilalah hadits tersebut, sebagaimana telah dijelaskan. Sudah menjadi kewajiban bagi kalangan ulama untuk melakukan tugasnya. Mereka harus menjelaskan kepada umat apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang fitnah Dajjal dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa `alaihissalam. Ketahuilah bahwa sesungguhnya hal itu adalah hadits Nabi. Oleh karena itu hal tersebut menjadi faktor yang mendorong saya untuk menyusun kitab ini. Hal tersebut dimaksudkan agar orang-orang terbiasa memperbincangkan tentang Dajjal dan fitnah yang ditimbulkannya. Sehingga mereka tidak terjebak dalam kesesatan dan penyimpangan yang tidak mungkin terjadi seperti itu, apalagi bagi yang beriman –yang tidak ragu sedikitpun tentang apa yang bersumber dari nabi Saw dari hadits-haditsnya. Karena ia tahu bahwa Allah SWT menguji hambanya dengan beraneka ragam fitnah sesuai dengan kehendak-Nya. Firman-Nya, "Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)." (Qs. Al Qashash (28): 68)
            Jika seseorang mukmin telah mengetahui hal itu dan beriman padanya, maka hendaknya ia berusaha mencari pelindung dari fitnah tersebut, yaitu:
            Pertama, memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan fitnahnya dan memperbanyak permohonan perlindungan kepada-Nya, terutama dalam tasyahud akhir dalam shalat. Rasulullah SAW bersabda,
            "Jika salah seorang dari kalian telah selesai dari tasyahud akhir shalatnya, maka hendaknya ia memohon perlindungan kepada Allah SWT dari empat perkara, dan katakanlah, `Wahai Tuhanku, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, dan jahatnya fitnah Dajjal.'"4)
           
            Hal itu tercantum dalam kitab "Shahihain" dan kitab lainnya dari sekumpulan sahabat yagn di antaranya terdapat Aisyah radhiyallahu `anha yang menerangkan bahwa Nabi SAW selalu memohon perlindungan dari fitnah Dajjal. Bahkan beliau memerintahkan untuk senantiasa memohon perlindungan dari fitnah Dajjal dengan perintah yang umum bagi seluruh manusia. Sebagaimana termaktub dalam hadits Zaid ibnu Tsabit, ia berkata,
"Ketika Nabi SAW berada di suatu dinding pada salah satu kuburan bani Najjar dan ia berada di atas untanya, sedangkan kami berada bersamanya, tiba-tiba runtuh tembok itu dan hampir-hampir menimpa beliau. Saya pernah membuat kuburan enam, lima orang atau mungkin hanya empat, lalu Rasulullah bertanya, `Siapa yang mengetahui penghuni kuburan ini?' seorang laki-laki menjawab, `Saya'. Beliau lalu bertanya kembali, `Kapan mereka meninggal?' Orang itu menjawab, `Mereka meninggal dalam kemusyrikan' (dalam satu riwayat: mereka meninggal pada masa jahiliah). Lalu beliau berkata, "Sesungguhnya umat ini diuji di dalam kuburnya. Seandainya mereka belum dikuburkan, maka saya akan memohon kepada Allah untuk memperdengarkan kepada kalian siksa kubur sebagaimana yang aku dengarkan ini." Kemudian beliau menghadapkan wajahnya pada kami dan berkata, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari siksa neraka!' Mereka menjawab, `Kami akan memohon perlindungan kepada Allah SWT dari siksa neraka.' Lalu ia berkata lagi, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur.' Mereka menjawab, `Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur.' Beliau berkata lagi, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah yang nampak dan tersembunyi.' Mereka menjawab, Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah yang nampak dan yang tidak nampak.' Beliau berkata lagi, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah Dajjal.' Mereka menjawab, `Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah dajjal.'"5)
            Kedua, menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi. Rasulullah SAW bersabda,
            "Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surah Al Kahfi, maka akan terlidung dari fitnah Dajjal." (HR. Imam Muslim dan selainnya dari Abu Darda.)"6)
 
            Ketiga, menjauhi dan tidak mengikutinya. Kecuali jika ia mengetahui bahwa tidak akan merusak dirinya karena keimanannya pada tuhannya dan karena ia telah mengetahui tanda-tanda yang telah digambarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Barangsiapa mendengar berita tentang Dajjal, maka hendaknya ia menjauhinya. Demi Allah, seseorang akan didatanginya dan ia mengira bahwa ia adalah seorang mukmin lalu ia mengikutinya. Dan ia membawa hal yang samar." (Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad dan selainnya dari Imran Ibnu Hushain)7)
           
            Keempat, tinggal di Makkah dan Madinah. Karena kedua tempat ini suci dan aman dari Dajjal, sebagaimana sabda Nabi SAW,
"Dajjal datang dan menginjakkan kakinya di bumi kecuali di Makkah dan Madinah. Lalu ia mendatangi Madinah, tetapi ia mendapati setiap celahnya ada barisan malaikat."
Hadits ini telah ditakhrij oleh Syaikhain dan imam-imam lainnya dari Anas ibnu Malik radhiyallahu `anhu.8)
 
Tempat yang sama dengan kedua tempat itu adalah Masjid Al Aqsha dan Thur. sebagaimana pada paragraf (24).
Ketahuilah bahwa negeri-negeri yang suci ini dijadikan oleh Allah SWT sebagai perlindungan dari Dajjal bagi orang yang mendiaminya dan beriman serta patuh menjalankan hak dan kewajibannya kepada Tuhannya. Dajjal tidak akan jauh dari kehidupan kaum mukminin. Adapun yang tidak dijadikan sebagai tempat perlindungan akan dibahas pada paragraf (25/Abu Umamah, 30) bahwa Dajjal ketika mendatangi Madinah Nabawiyah dan dicegat oleh malaikat untuk memasukinya, terjadi tiga getaran yang menimpa penduduknya. Tidak akan bertahan di dalamnya orang munafik, baik itu laki-laki maupu perempuan, kecuali akan keluar dari kota itu.
Kaum munafik itu tidak akan terlindungi dari Dajjal walaupun mereka tinggal di Madinah Nabawiyah. Bahkan mereka akan keluar darinya, dan menjadi pengikut Dajjal seperti kaum Yahudi. Sebaliknya, bagi orang yang membenarkan dan beriman, maka mereka akan terlindungi dari fitnahnya. Sebagian dari mereka akan keluar dalam keadaan menantang dan mengatakan di hadapannya bahwa ini adalah Dajjal, sebagaimana yang telah diceritakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits-haditsnya.
Pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwa keimanan dan amal shalih merupakan faktor utama keselamatan. Adapun bermukim di negeri hijrah (Madinah) dan selainnya merupakan faktor kedua. Barangsiapa yang tidak memenuhi faktor yang utama, maka faktor kedua itu tidak akan berguna sedikitpun baginya. Nabi SAW telah menunjukkan hal itu dalam sabdanya bagi orang yang bertanya tentang hijrah.
"Alangkah celakanya! Sesungguhnya perkara hijrah sangatlah besar. Apakah kamu memiliki unta? "Ia menjawab, "Ya, saya memilikinya." Beliau bertanya lagi, "Apakah kamu telah menunaikan shadaqahnya?" Ia menjawab, "Ya, saya sudah menunaikannya." Lalu beliau bersabda, "Berusahalah di balik laut, karena Allah tidak akan menzhalimi sedikitpun dari amalanmu."9)
 
            Alangkah indah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al Muwattha' (2/230) dari Yahya ibnu Said, "Sesungguhnya Abu Darda' menulis sepucuk surat kepada Salman Al Farisi yang berbunyi, `Mari kita ke tanah yang suci (yaitu: Syam).' Lalu Salman menulis surat juga kepadanya sebagai balasan yang bunyinya, `Sesungguhnya bumi tidak mensucikan seseorang, akan tetapi yang mensucikannya adalah amalannya.'"
            Maha benar Allah ketika berfirman, "Dan katakanlah, `Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.'" (Qs. At-Taubah (9): 105).
            Firman Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (Qs. Muhammad (47): 7). "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Qs. Al Hajj (22): 40)
            Sesungguhnya sangkaan ini merupakan faktor terkuat yang menggiring para ustadz dan musyid serta penulis-penulis modern untuk mengingkari hadits-hadits tentang Imam Mahdi dan Isa As. Mereka sangatlah salah bila ditinjau dari dua segi:
            Pertama, Berdasarkan sangkaan ini, mereka menganggap bahwa sumber perkataan mereka adalah hadits-hadits yang menunjukkan hal tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan mengingkarinya.
            Kedua, Mereka tidak mengerti bagaimana seharusnya memperbaiki sangkaan tersebut. Seharusnya memperbaiki sangkaan salah itu adalah dengan cara menetapkan hadits-hadits yang shahih dan membatalkan pemahaman-pemahaman yang keliru. Pengingkaran terhadap hal itu sama halnya dengan pengingkaran terhadap keharusan beriman kepada takdir, baik dan buruknya. Sebagian kaum mukminin memahami bahwa sebenarnya dirinya berada pada posisi yang terpaksa, dan seorang mukallaf tidak mempunyai kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar. Karena pemahaman ini adalah jelas-jelas batil, maka mereka segera mengingkarinya. Akan tetapi, mereka juga sekaligus mengingkari takdir pula.
            Ini adalah apa yang telah dihasilkan oleh sebagian ustadz dan penulis. Karena ketika mereka mendapati keadaan kaum muslimin –kecuali sebagian di antara mereka- ketika menemukan hadits-hadits tentang Mahdi dan Isa AS, mereka segera mengingkarinya karena mengikuti sangkaan mereka tadi.
            Pada hakikatnya, mereka yang mengingkari –yaitu mereka yang memahami hadits-hadits ini dengan tidak didasarkan pada dalil-dalil yang kuat, mereka segera mengingkarinya dalam rangka menjauhi diri mereka dari perkara-perkara tersebut- mereka telah mengkombinasikan antara dua buah musibah: Kesesatan dalam pemahaman dan kufur pada nash. Mereka mengakui bahwa pemahaman tersebut adalah kesesatan dalam dirinya. Mereka mengingkarinya dengan pengingkaran pada nash yang mereka pahami. Sebaliknya, mereka malah percaya pada nash dengan pemahaman seperti itu. Sebenarnya untuk setiap dari dua golongan tersebut terdapat sebuah petunjuk dan sekaligus kesesatan. Yang benar adalah mengambil petunjuk dari keduanya dan membuang jauh-jauh kesesatan yang ada padanya. Hal itu dapat ditempuh dengan cara percaya kepada nash (dengan tidak memahaminya secara keliru).
            Golongan yang seperti mereka adalah golongan mu'tazilah di satu sisi dan golongan musyabbihah di sisi lainnya. Karena golongan yang pertama menakwilkan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang Dajjal dengan penakwilan yang batil, yang membuat mereka mengingkari sifat ketuhanan. Yang harus dilakukan adalah lari dari penyerupaan yang dilakukan oleh golongan musyabbihah. Sebenarnya golongan mu'tazilah sendiri bekerja sama dengan golongan musyabbihah dalam memahami penyerupaan pada ayat-ayat yang berkenaan dengan sebuah sifat. Akan tetapi, mereka juga berselisih paham dalam mengingkari penyerupaan tersebut dengan jalan penakwilan yang batil. Seperti penyerupaan yang berhubungan dengan pengingkaran pada sifat ketuhanan. Adapun golongan musyabbihah, tidak terjebak dalam kebatilan ini. Akan tetapi, mereka menetapkan penyerupaan tersebut. Pendapat yang benar adalah menyatukan sisi kebenaran yang terdapat dalam setiap pendapat mereka, dan membuang jauh-jauh pendapat yang menyesatkan. Yaitu dengan metode itsbat (penetapan) dan At-Tanzih (pensucian). Firman Allah SWT, "(Dia) pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Qs. Asy-Syuuraa (42): 11)
            Saya katakana dalam hadits-hadits yang berkenaan dengan turunnya Isa `alaihissalam dan yang lainnya, bahwa sesungguhnya yang wajib dalam menyikapi hadits-hadits tersebut adalah dengan cara iman kepadanya, dan menolak dugaan para kaum mutawahhimin yang menyesatkan dengan cara meniggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk. Apabila hal itu semua telah dilakukan, berarti kita telah mengkombinasikan antara kebenaran dan menolak kebatilan yang ada pada mereka. Hanya kepada Allah kita memohon.
 
1)         "An-Nihayah" oleh Ibnu Katsir (1/148).
2)         Saya telah mentakhrijnya dalam kitab "Ash-Shaihah" nomor (1959)
3)         Imam Al Haitsami berkata dalam kitab "Majma az-Zawaid" (7/335): (diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Ahmad dari riwayat Biqiyyah dari Shafwan ibnu Amr. Hadits ini shahih sebagiamana ibnu Ma'in dan Biqiyyah katakan, dan rijalnya terpercaya).
4)         Lihat (Sifat Ash-Shalat) (hal: 199 cet. VII)
5)         Telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/161) dan Imam Ahmad (5/190).
6)         Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan selainnya. Dalam suatu riwayatnya: (akhir surat Al Kahfi). Dan ini merupakan riwayat yang syadz. Sebagaimana telah ditahqiq dalam kitab "Ash-Shahihah" nomor (2651). Hadits An-Nuwas menjadi syahid untuk hadits pertama pada paragraf (5). Hadits Abi Umamah pada paragraf (14).
7)         Hadits ini juga telah ditakhrij dalam kitab Al Misykat (5488) dan juga diriwayatkan oleh Imam Hambal dalam kitab Al Fitan (Q 46/2).
8)         Hadits ini telah ditakhrij dalam kitab Ash-Shahihah (2458).
9)         Telah ditakhrij oleh Imam Bukhari (7/207-Fathu), Imam Muslim (6/28), Abu Daud (1/388), Imam An-Nasai (2/182), dan Imam Ahmad (3/64).

Benarkah itu dajjal?

Maaf, setahu saya dari hadits shahih yang inti-nya " jika dajjal sudah muncul, maka dajjal butuh waktu 40 hari untuk mengelilingi bumi menyesatkan dan memporak-porandakan umat manusia, dan tak ada satu pun kebaikan bagi seorang mukmin untuk menemui dajjal karena dia akan terkena fitnah omongan dajjal yang mengaku sbg tuhan dan mengaku neraka itu syurga, jika seorang mukmin menolak omongan dajjal itu maka seorang mukmin itu akan dibelah badannya simetris"
Sifat-sifat Dajjal
penulis Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak
Syariah Kajian Utama 01 - Oktober - 2007 08:07:13
Keluar Dajjal merupakan satu perkara yg pasti. Dajjal akan berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga orang yg beriman semesti mengetahui sifat serta fitnah-fitnah Dajjal agar terhindar dari kesesatannya.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menerangkan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyifati Dajjal dgn penjelasan yg gamblang bagi orang yg punya hati. Sifat-sifat tersebut semua jelek yg nampak jelas bagi orang yg mempunyai indera yg sehat. Namun orang yg Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan akan celaka tetap mengikuti Dajjal dlm pengakuan yg dusta dan dungu serta diharamkan utk mengikuti al-haq.”
Apakah Dajjal itu Manusia?
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ya. Dajjal adl manusia dari bani Adam. Sebagian para ulama menyatakan Dajjal adl setan. Sebagian lagi menyatakan bapak manusia ibu dari bangsa jin. Tapi semua pendapat ini tidaklah benar. Karena dia butuh makan minum dan lainnya. Oleh krn itu Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membunuh dgn cara membunuh manusia biasa.”
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata: “Hadits-hadits ini adl hujjah bagi Ahlus Sunnah akan benar keberadaan Dajjal bahwa Dajjal adl satu sosok tubuh yg merupakan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan dia kemampuan melakukan beberapa hal seperti menghidupkan orang mati yg ia bunuh memunculkan kesuburan membawa sungai surga dan neraka perbendaharaan bumi mengikuti diri memerintahkan langit utk hujan mk turunlah hujan memerintahkan bumi utk menumbuhkan mk tumbuhlah tanaman-tanaman. Itu semua terjadi dgn kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah itu ia tdk mampu melakukan tdk mampu membunuh seorang laki2 ataupun lainnya.”
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “ Dajjal adl manusia. Fitnah lbh besar dari fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dlm banyak hadits.”
Dakwah Dajjal
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Telah disebutkan awal mula ia keluar menyeru kepada Islam mengaku sebagai muslim. Kemudian mengaku sebagai nabi setelah itu mengaku sebagai ilah.”
Sifat-sifat dan Bentuk Fisiknya
1. Seorang pemuda yg berambut keriting dan kusut masai.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ
“Dia adl seorang pemuda yg sangat keriting rambut hilang cahaya mata seakan-akan aku menyerupakan dgn Abdul ‘Uzza bin Qathan.”
Dalam riwayat lain: “Rambut kusut.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمُ الْكَذَّابَ الْمُضِلَّ وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ حُبُكٌ -ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- وَإِنَّهُ سَيَقُوْلُ: أَنَا رَبُّكُمْ؛ فَمَنْ قَالَ: لَسْتَ رَبَّنَا لَكِنَّ رَبَّنَا اللهُ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْهِ أَنَبْنَا نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ سُلْطَانٌ
“Nanti akan ada pendusta yg menyesatkan rambut di belakang hubukun –beliau ucapkan tiga kali–. Dia akan berkata: ‘Aku adl Rabb kalian’. Barangsiapa yg berkata: ‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami adl Allah kepada-Nyalah kami bertawakal dan kepada-Nyalah kami kembali. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatanmu’ niscaya Dajjal tdk mampu mengalahkannya.”
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini merupakan dalil yg tegas bahwa Dajjal akbar adl manusia yg punya kepala dan rambut. Bukan sesuatu yg maknawi atau kiasan dari kerusakan sebagaimana ucapan orang2 yg lemah imannya.”
2. Matanya
Dia adl seorang yg buta sebelah sedangkan Rabb kalian tidaklah demikian. Masalah ini diriwayatkan dlm hadits yg mutawatir diriwayatkan oleh lbh dari sepuluh orang sahabat. Di antaranya:
- Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah berdiri di hadapan manusia menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn sanjungan yg merupakan hak-Nya kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan kalian dari tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaum tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yg belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.”
- Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
“Sesungguh Dajjal buta mata yg kanan mata seperti anggur yg menonjol.”
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؛ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yg telah disampaikan oleh seorang nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikat adl neraka aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.”
Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
هُوَ أَعْوَرُ هِجَانٌ كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى بْنُ قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Dajjal mata buta sebelah kulit putih.” : “Kulit putih seperti keledai putih. Kepala kecil dan banyak gerak mirip dgn Abdul ‘Uzza bin Qathan. Jika ada orang2 yg binasa ketahuilah Rabb kalian tidaklah buta sebelah.”
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini menunjukkan Dajjal akbar adl manusia yg mempunyai sifat seperti manusia. Apalagi Rasulullah menyerupakan dgn Abdul ‘Uzza bin Qathan seorang shahabat. Hadits ini satu dari sekian banyak dalil yg membatilkan takwil sebagian orang yg menyatakan Dajjal bukanlah sosok fisik tapi rumuz kemajuan Eropa berikut kemegahan serta fitnahnya. Dajjal adl manusia fitnah lbh besar dari fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dlm banyak hadits.”
Tulisan di antara Kedua Matanya
Tertulis di antara kedua mata ك ف ر yg bisa dibaca oleh mukmin yg bisa baca tulis ataupun tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umat dari Dajjal. Dia buta pendusta. Ketahuilah dia buta adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal :ك ف ر -yakni: kafir.”
Dari ‘Umar bin Tsabit Al-Anshari rahimahullah beliau mendapatkan berita dari sebagian shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasa pada suatu hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata memperingatkan manusia dari Dajjal:
إِنَّهُ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
“Sesungguh tertulis di antara dua mata ك ف ر akan bisa membaca orang yg membenci amalan -atau akan membaca semua mukmin.”
Dalam satu riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Akan bisa membaca semua mukmin yg bisa menulis ataupun tidak.”
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Yang benar dan ini adl ucapan para ulama muhaqqiqin: Tulisan adl hakiki ada sesuai dzahirnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan sebagai tanda di antara sekian tanda kekufuran kedustaan dan kebatilannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala tampakkan kepada seluruh mukmin yg bisa baca tulis ataupun tdk dan Allah Subhanahu wa Ta’ala sembunyikan dari orang yg diinginkan kesesatan dan terkena fitnahnya.”
Pengikut Dajjal
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ
“Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan 70.000 orang mereka memakai thayalisah .”
Pengikut Dajjal adl orang2 Yahudi dan orang2 yg jahat. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي، فَقَالَ لِي: مَا يُبْكِيْكِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَكَرْتُ الدَّجَّالَ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَيٌّ كَفَيْتُكُمُوْهُ، وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِي فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ يَخْرُجُ فِي يَهُوْدِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِيْنَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ، فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا
“Rasulullah masuk ke kamarku dlm keadaan aku sedang menangis. Beliau berkata kepadaku: ‘Apa yg membuatmu menangis?’ Aku menjawab: ‘Saya mengingat perkara Dajjal mk aku pun menangis.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika dia keluar sedang aku masih berada di antara kalian niscaya aku akan mencukupi kalian. Jika dia keluar setelah aku mati mk ketahuilah Rabb kalian tdk buta sebelah. Dajjal keluar bersama orang2 Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh pintu tiap celah ada dua malaikat yg berjaga. mk keluarlah orang2 jahat dari Madinah mendatangi Dajjal .”
Dalam sebuah hadits disebutkan juga bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.
يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ حَتَّى خَرَجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan muncul sekelompok pemuda yg membaca Al-Qur`an tapi tdk melewati tenggorokan mereka. Setiap kali keluar sekelompok mereka mk akan tertumpas sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.”
Macam-macam Fitnahnya
Fitnah yg dilakukan Dajjal banyak sekali di antaranya:
1. Bersama ada surga dan nerakanya.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat mata yg kiri1 keriting rambut bersama surga dan nerakanya. Neraka adl surga dan surga adl neraka.”
2. Membunuh satu jiwa kemudian menghidupkan kembali.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ..
“Keluarlah pada hari itu seorang yg terbaik atau di antara orang terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adl Dajjal yg telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Dajjal berkata : ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ mk Dajjal membunuh dan menghidupkan kembali.”
3. Menggergaji seseorang kemudian membangkitkan kembali.
4. Memerintahkan langit utk menurunkan hujan lalu turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
“Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman kepada menerima dakwahnya. mk Dajjal memerintahkan langit utk hujan dan memerintahkan bumi utk menumbuhkan tanaman mk turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman.”
Adapun kaum yg tdk beriman dan tdk menerima dakwah Dajjal tdk ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
5. Akan diikuti perbendaharaan harta.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ
“Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu.’ mk keluarlah perbendaharaan mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah.”
6. Bersama air sungai dan gunung roti api dan air.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ
“..Sesungguh bersama dia ada surga dan neraka sungai dan air serta gunung roti. Sesungguh surga Dajjal adl neraka dan neraka Dajjal adl surga.”
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersama ada air dan api. Apa yg dilihat manusia air sebenar adl api yg membakar. Apa yg dilihat manusia api sesungguh adl air minum dingin yg segar. Barangsiapa di antara kalian yg mendapati hendak memilih yg dilihat api krn itu adl air segar yg baik.”
Jika seorang mukmin telah mengetahui dan beriman akan keluar Dajjal dgn membawa fitnah yg demikian dahsyat hendak ia mengamalkan beberapa sebab utk menjaga diri dari Dajjal dan fitnahnya. Di antara amalan tersebut:
1. Minta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kejelekan fitnah memperbanyak minta perlindungan dari terutama setelah tasyahud akhir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُوْلُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang kalian selesai dari tasyahud akhir mintalah perlindungan dari empat perkara: ‘Ya Allah aku berlindung kepadamu dari adzab jahannam dari adzab kubur dari fitnah waktu hidup dan waktu mati dan dari kejahatan fitnah Dajjal’.”
2. Menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal.”
3. Menjauhi tdk mendatangi kecuali seorang yg yakin tdk akan terkena mudarat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلاَ يَزَالُ بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ حَتَّى يَتَّبِعَهُ
“Barangsiapa mendengar Dajjal hendak menjauh darinya. Demi Allah sungguh ada seorang yg mendatangi merasa diri beriman tapi kemudian mengikuti Dajjal dikarenakan syubhat-syubhat yg dilontarkan Dajjal.”
4. Tinggal di Makkah dan Madinah
Karena kedua adl negeri yg aman tdk bisa dimasuki Dajjal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ يَحْرُسُوْنَهَا
“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Dia tdk mendapati celah/ jalan masuk kecuali pada ada malaikat yg berbaris menjaganya.”
Dan termasuk yg terjaga dari Dajjal juga adl Masjidil Aqsha serta bukit Tursina
Dari nash-nash yg kita dapatkan tentang Dajjal kita dapatkan kesimpulan:
1. Luas rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya krn Dia telah membekali mereka dgn senjata yg bisa mematahkan hujjah dan fitnah Dajjal. Ini terwujud dgn penjelasan sifat-sifat yg menunjukkan kedustaan kaum mukmin diberi kemampuan utk membaca apa yg tertulis di kening Dajjal yg menunjukkan kekufurannya. Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala bimbing kita utk menghafal sepuluh ayat pertama dlm surat Al-Kahfi sebagai tameng dari Dajjal.
2. Dajjal adl sosok manusia yg telah sangat jelas sifat-sifat sebagai manusia. Ini membantah ucapan orang sesat dan ahlul bid’ah yg menyatakan Dajjal hanyalah sosok fiktif belaka atau hanyalah simbol dari tersebar kerusakan.
3. Dajjal mempunyai sifat dan fitnah-fitnah yg telah digambarkan dgn rinci: keluar di akhir jaman muncul dari arah Syam tinggal selama 40 hari diberi kemampuan mematikan dan menghidupkan membawa surga dan neraka tertulis di antara dua mata ك ف ر dan sifat lainnya. Ini membantah ucapan yg menyatakan bahwa Dajjal adl Sri Sathya Sai Baba dari India atau kiasan dari kemajuan serta fitnah Eropa.
Wa akhiru da’wana anil hamdulillahi Rabbbil ‘alamin.
1 dlm hal ini terdapat perbedaan riwayat sebagian menyatakan yg kiri dan sebagaian menyatakan yg kanan. Sebagian ulama mengkompromikan riwayat-riwayat tersebut dgn mengatakan bahwa mata yg kanan terhapus dan tdk bercahaya sedangkan pada mata yg kiri terdapat sepotong daging yg menonjol.
Sumber: www.asysyariah.com
Ciri-Ciri Munculnya Dajjal Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya Dajjal, yaitu sosok manusia dari turunan Adam yang akan menjadi fitnah bagi manusia.karena besarnya fitnah Dajjal dan sangat berbahayanya bagi manusia,maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjelaskan sifat-sifatnya secara rinci dalam berbagai hadits.

Hadits-Hadits tentang Dajjal sangat banyak dan shahih,bahkan para Ulama menganggapnya mutawatir. Tidak ada seorangpun dari kalangan ahlussunnah yang menentang berita munculnya Dajjal tersebut, kecuali –seperti biasanya kelompok yang lebih menuhankan akalnya—Mu’tazilah dan Rasionalis. Mereka menganggap bahwa Dajjal hanyalah ungkapan tentang sifat, Bukan satu sosok makhluk yang disebut dengan Dajjal. Maka –menurut mereka—setiap orang yang memandang segala masalah hanya dengan sebelah mata yaitu hanya dengan barometer dunia, maka dia adalah Dajjal.

Tentunya anggapan mereka ini adalah anggapan batil yang terbantah dengan hadits-hadits yang shahih. Kami kira cukup kami nukilkan hadits-hadits tersebut yang menjelaskan sifat-sifat Dajjal. Niscaya akan menjadi jelas apakah Dajjal itu sebuah ungkapan,sifat atau memang sesosok makhluk dari jenis manusia yang akan muncul di akhir Zaman.



Ciri-ciri Dajjal



Dajjal Buta sebelah Matanya

Diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله عنهما bahwasannya Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyebutkan Dajjal ditengah-tengah manusia seraya berkata:

إن الله لايخفى عليكم إن الله ليس بأعور ألا وإن المسيح الدجال أعور العين كأن عينه عنبة طافية

Sesungguhnya Allah ta’ala tidak Buta.Ketauhilah bahwa al-Masih ad Dajjal buta sebelah kanannya.seakan-akan sebuah anggur yang busuk. (HR. Bukhari)



Dajjal adalah Pemuda Keriting

Dari an-Nawwas bin sam’anرضي الله عنه berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika mensifati Dajjal :

إنه شاب قطط عينه طافية كأني أشبهه بعبد العزى بنقطن(روه مسلم

dia adalah seorang pemuda keriting,matanya rusak,seperti aku melihat mirip dengan abdul ‘Uzza ibnul Qathn. (HR.Muslim)



Dajjal adalah laki-laki pendek

Diriwayatkan daru Ubadah bin Shamit رضي الله عنه, berkata Rasullah صلى الله عليه وسلم :

إن مسيح الدجال رجل قصير جعد أعور مطموس العين ليس بنا تئة ولا حجرا فإن ألبس عليكم فاع لموا أن ربكم ليس بأع ور

Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, afja’ (pengkor), keriting,buta matanyasebelah tidak timbul tidak pula berlubang.Kalau ia membuat kalian ragu-ragu ketauhilah Rabb kalian tidak buta.(HR. Daud; dan dishahihkan oleh al-Bani dalam shahi al-Jami’u ash-Shagir,Hadits no.2455)

Afja’ dalam hadits diatas adalah seorang yang kalau berjalan meregangkan antara dua kakinya seperti seorang yang selesai di khitan. Dan ini adalah salah aib dajjal juga,demikian dikatakan dalam Aunul Ma’bud Syarh Abu Dawud, Hal.298)



Dajjal Lebar lehernya dan Bungkuk

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه,bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

وأما مسيح الصلالة فإنه أعور العين أجلى الجبهة عريض النحر فيه دفأ كأنه قطن بن عبد العزى

Adapun penebar kesesatan (Dajjal),maka dia buta matanya sebelah,lebar jidatnya,luas lehernya dan agak bungkuk mirip dengan Qathn Ibnu Abdil Uzza. (HR.Ahmad dalam Musnad-nya ; Berkata Ahmad Syakir : “isnadnya shahih” dan dihasankan oleh Ibnu Katsir)



Memiliki “Surga” dan “Neraka”

Dari Huzaifah رضي الله عنه bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

الدجال أعور العين اليسري جفال الشعر معه جنة و جنته نار


Dajjal matanya buta sebelah,cacat mata kirinya, tebal rambutnya,dia memilki surga dan neraka”. Surganya adalah neraka Allah,dan nerakanya adalah surga ALLah.(HR.Muslim)



Diantara Kedua mata Dajjal tertulis KAFIR

Dari Annas رضي الله عنه, berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

…ألا إنه أعور وإن ربكم ليس بأعور وإن بين عينيه مكتب كافر فيه


…Ketahuilah sesungguhnya dia (Dajjal) buta sebelah sedangkan Rabb kalian tidak buta.Dan sesungguhnya diantara kedua matanya tertulis KAFIR.(HR.Bukhari)

Dalam riwayat lain disebutkan :

ثم تهجاها (ك ف ر) يقروه كل مسلم

…Kemudian mengejanya (Kaf , Fa , Ra) semua Muslim dapat membacanya.(HR.Muslim dalam shahihnya kitab Fitan (18/59-SyarhImam Nawawi)

Dalam riwayat lain dari Hudzaifahرضي الله عنه dikatakan :

يقرؤه كل مؤمن كاتب وغير كتب


…Setiap Mukmin dapat membacanya, apakah dia bisa tulis atau pun buta huruf.(HR.Muslim)



Para Nabi telah memperingatkan dari Fitnah Dajjal

Dari Annas رضي الله عنه, berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

ما عث نبي إلا أنذر أته الأعور الكذاب ألا إنهأعور و إن ربكم ليس بأعور وإن بين عينيه مكتوب كلفر فيه


Tidaklah diutus seorang nabi pun, kecuali memperingatkan umatnya dari bahaya si buta,sang pendusta.ketauhilah sesungguhnya dia buta sebelah sedangkan Rabb kalian tidak buta.Dan sesungguhnya diantara kedua matanya tertulis KAFIR.Dajjal besar badnnya.(HR.Bukhari)

Dari Imran bin Husain Radiyallahu anhu, beliau mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda :

ما بين خلق آدم إلي فيام السا عة خلق أكبر من الد جال


“tidak ada saru makhluk pun sejak Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari Dajjal.(HR. MUslim)



Dajjal tidak memiliki keturunan

Dari abu sa’id al khudry رضي الله عنه, ia ditanya;

ألست سمعت رسوالله صلي الله عليه وسلم يقول إنه لا يو لد له قل قلت بلى


Bukankah engkau telah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata ; Sesungguhnya dia (dajjal) tidak mempunyai keturunan.” (Abu Sa’id) menjwab : “ya”. (HR. Muslim)



Tempat Munculnya Dajjal

Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Siddiq رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan kepada kami :

الدجال يخرج من أرض بالمشرق يقال له خوراسان

Dajjal akan keluar dari bumi belahan timur yang disebut khurasan.(HR.Tirmidzi;dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Jami’ ash Shaghir (3/150)

Diriwayatkan dari Annas bin Malik رضي الله عنه ia berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda

يجرج الدجال من يهودية أصبها ن معه سبعون ألفا اليهود

Dajjal akan keluar dari daerah Yahudi Asbahandan bersamanya tujuh pulh ribu orang dari kalangan Yahudi (HR. Ahmad)

Berkata Ibnu Hajar Asqalani : “ Adapun tentang dari mana munculnya Dajjal maka ini sangat jelas yaitu dari arah Masryg.” (Fathu Bary (13/91)

Berkata Ibnu Katsir : “awal munculnya Dajjal dari Ashbahan, dari desa yang disebut dengan desa Yahudi (al Yahudi-yah).” (an-Nihayah/al-Fitan wal malahin (1/128)



Dajjal tidak dapat masuk Makkah Madinah

Allah subahanahu wa ta’ala telah mengharamkan Dajjal masuk Mekah dan Madinah. Sesunggunya dia menjelajahi segala negeri kecuali keduanya.

Dirwayatkan dari Fatimah binti Qais Radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم menceritakan tentang kisah Tamim ad-Daari tersebut dan pengalamannya ditengah lautan ketika bertemu dengan sesosok makhluk yang terbelenggu. Rasulullah صلى الله عليه وسلم membenarkan kisah Tami ad-Daari tersebut adalah Dajjal yang akan keluar di akhir Zaman.maka para Ulama menerima riwayat tersebut dari pembenaran Rasulullah صلى الله عليه وسلم .

Didalam kisah tersebut disebutkan bahwa Dajjal berkata : “…maka aku akan keluar dan mengelilingi dunia.tidak ada satupun Daerah kecuali aku masuki dalam waktu 40 malam,kecuali Makkah dan Thayibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap aku akan memasuki salah satunya, maka akau di halangi oleh malaikat-malaikat yang ditangan-tangan mereka tergenggam pedang-pedang yang terhunus menghalauku dari keduanya…” maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakansambil menunjuk dengan tingkat ketanah:

هذه طيبة هذه طيبة هذهطيبة يغني المدينة ألا هل كنت حدثتكم ذلك؟ فقال الناس نعم فإنه أعجبني حديث تميم أنه وافق الذي كنت أحدثكم عنه وعن المدينة ومكة ألا إنه في بحر الشامأو بحر اليمن لابل من قبل المشرق ما هو من قبل المشرق ما هو من قبل المشرق ما هو وأومأ بيده إلى المشرق

“inilah yang di maksud Thoyibah, inilah yang dimaksud yakni al Madinah. Bukankah aku pernah mengatakannya kepada kalian?” maka manusia menjawab : Ya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: “Sungguh sangat mengagumkan aku berita dari Tamim ad-Daari ini,sesungguhnya ia cocok dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Makkah. Ketauhilah sesungguhnya dia (Dajjal) ada di laut Syam atau dilaut Yaman.Tidak, Bahkan di arah Masryq,bahkan diarah Masryq sambil mengisyaratkan dengan tangannya kearah Masryq.(HR. Muslim dalam Shahih Muslim/Kitabul Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah bab qishatul jassaasah,juz 18/83 dengan syarh Nawawi). (Hadits lengkapnya Insya Allah akan kami muat pada edisi mendatang)



Para Pengikut Dajjal

Diriwayatkan dari Annas bin Malik رضي الله عنه : SesungguhnyaRasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

أن رسوالله صلى الله عليه وسلم قل يتبع الدجال من يهود أصبهان سبعون ألقا عليهم الطيالسة

“akan mengikuti Dajjal orang-orang dari kalangan Yahudi Ashbahan 70 ribu orang yang dipimpin oleh thayalisah(HR.Muslim)

Dalam riwayat lain Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

ينزل الدجال في هذه السخة بمرقناة فيكن أكثر من يخرج إليه النساء حتى إن الرجل ليرجع إلى حميمه وإلى أمه وابنته وأخته وعمته فيو ثقها ربا طا مخافة أن تخر ج إليه

Dajjal akan turun dari daerah dataran ber-garam yang bernama Marriqanah. Maka yang banyak mengikutinya adalah para wanita,sampai seorang laki-laki pulang kerumahnya menemui istirnya,ibu dan anak perempuan serta saudara perempuan dan bibinya kemudian mereka ikat karena khawatir kalau-kalau keluar menemui Dajjal dan mengikutinya.(HR. Ahmad(7/190) dan dishahihkan oleh Ahmad syakir).



Berlindung dari fitnah Dajjal

Oleh karena itu rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan kepada kita untuk berlindung kepada Allah dari bahaya fitnah Dajjal khususnya di akhir shalat setelah tasyahud sebagai berikut:

اللهمإني أعو ذبك من عذاب جحنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-MU dari adzab neraka Jahannam,dariadzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnah al masih ad-Dajjal.(HR.Muslim)



Peringatan !!!

Syaikh al Albani rahimahullah berkata : “ketahuilah bahwa hadits-hadits tentang Dajjal dan turunnya Isa ‘alaihi Salam adalah mutawatir dan kita wajib mengimaninya.jangan tertipu dengan orang yang menganggap bahwa hadits-hadits tersebut adalah ahad (tidak mutawatir).karena mereka adalah orang-orang bodoh tentang ilmu hadits. tidak ada dari mereka yang telah menelusuri semua jalan-jalan hadits ini. kalau saja mereka mau menelusurinya,niscaya mereka pun akan mengatakan bahwa hadits ini mutawatir sebagaimana ucapan para imam ahlul hadits.seperti al-Hafidh ibnu Hajar as Qalani dan lain-lainnya.

Sungguh sangat disayangkan adanya orang-orang yang lancang berbicara tentang masalah ini dalam keadaan tidak memiliki spesialisasi dalam bidangnya,apalgi perkara ini perkara agama bahkan perkara aqidah.(lihat Takhrij Syarh Aqidatu ath-Thahawiyah,oleh Syaikh al-Albani,hal 501)

Wallahu a’alam
min : forumkami.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar