Selasa, 08 Juni 2010

Cherokee - Suku Indian Muslim yang Musnah??

Artikel ini dari Toha Fanni; dari majalah Sabili special edition No.13 TH.XVI Januari 2009/18 Muharram 1430.


Jika Anda mengunjungi Washington DC, datnglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah.
          Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.


          Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.
          Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adlaah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri. 
          Yang membuatnya sangat luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata "Muhammad" dalam bahasa Arab.
          Nama-nama suku Indian dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Bahkan, beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutp kepala khas orang Islam. Mereka adalah Kepala Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.
          Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa : "In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal". Bukankah Al-Qur'an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah (*) 
* * *

Kalau memang benar, pasti unik sekali ajaran Islam yang dikombinasi dengan tradisi suku Indian ini. Bayangkan saja keislamnya Schuon. Ya Schuon yang pernah kumpul dengan para suku Indian dan kemudian mempelajari tarian ibadahnya suku Indian. Suku Indian sama dengan para nomaden saracen yang dekat dengan alam. Sehingga pasti menganggap The Unseen sama realnya dengan The Eternal. Tapi agak aneh ketika Sabili mengakhiri tulisannya dengan: "Bukankah Al-Qur'an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah" Memangnya suku Indian adalah makhluk yang aneh jika memeluk Islam? Mereka punya rasa penghargaan yang dahsyat terhadap alam. Bagi mereka penghormatan tertinggi adalah ketika bisa menghargai alam yang merupakan satu bagian dengan dirinya dan Tuhan. Nah loh! All is God dan God is All, pantheisme dan monisme ada semua kahn? Menurutku, ini cukup lurus ... jauh sebelum agama-agama lain seperti Kristen dan Islam datang ke mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar