Senin, 07 Juni 2010

Ngampar Bide; Ritual Menyambut Tamu dalam Pesta Gawai

Mantra-mantra mengalir dari bibirnya. Jeda sejenak, kemudian berlanjut lagi. Kasan sedang memimpin ritual adat Ngampar Bide, sebuah ritual pembuka dalam pesta gawai. Ada beberapa prosesi yang dilakukannya sebagai seorang imam panyangahatn. Secara adat, Pekan Gawai Dayak 2010 resmi dibuka.

KASAN duduk bersila. Di hadapannya tersaji sesajian untuk dipersembahkan kepada Jubata. Bagi orang Dayak, Jubata adalah Tuhan. Di belakangnya ada sejumlah orang yang menemaninya. Kasan terus membacakan mantra-mantra sebagai doa agar orang-orang yang mengunjungi gawai terlindungi. Ritual sudah dimulai sejak pukul sembilan pagi. Ada empat prosesi yang harus dilakukan Kasan. Pertama, ia melakukan upacara ngalantekatn. Ritual ini dilaksanakan di ruang tamu utama untuk mengumpulkan keluarga, ahli waris, orang kampung sekitar. “Ini agar orang tahu dan datang pada acara gawai. Ini juga sekaligus mohon restu Jubata karena besoknya gawai sudah dimulai,” kata Koordinator Pelaksana Adat Pekan Gawai Dayak 2010 Brittus Erik di Pontianak, kemarin.
Dalam ritual ini, warga bergotong royong mempersiapkan sesajian. Di antaranya, tumpik, pulut, bontokng, babi, ayam, hasil tani lainnya. Semuanya dipersembahkan kepada Jubata. Tumpik dan pulut inilah yang pertama kali disampaikan kepada Tuhan oleh panyangahatn agar pelaksana gawai dan masyarakat yang datang diberi keselamatan.
Usai ngalantekatn, ritual dilanjutkan dengan nyangahatn manta’. Ritual ini dilaksanakan dengan doa oleh petugas panyangahatn. Alat peraganya berupa ayam yang masih hidup. Sayapnya dikipas atau disapukan di ruang tamu utama. Hal ini untuk penyucian agar kekotoran dilunturkan dan terhindar dari bahaya. Setelah itu ayam disembelih, dibersihkan dan direbus untuk disiapkan pada sesi acara selanjutnya. Kemudian, dilaksanakan ritual adat bapadah ke pantak. Upacara ini dilakukan dengan doa oleh imam panyangahatn di tempat pantak dan padagi atau di persimpangan jalan. “Ini untuk memberitahukan sekaligus minta izin kepada nenek moyang. Kita minta berkat sekaligus menjaga dan mohon perlindungan Tuhan,” ungkap Erik.
Usai bapadah, ritual selanjutnya adalah ngadap buis. Ritual ini bisa juga disebut nyangahatn masak. Ritual ini sebagai kelanjutan dari nyangahatn manta’. Setelah ayam disembelih dan direbus, dipersembahkan kembali di ruang tamu utama. “Semua perlengkapan sudah siap disajikan, dari buis masak hingga perlengkapan paraga adat lainnya,” kata Erik. Semua itu untuk dipersembahkan kepada Jubata dengan ungkapan syukur dan terima kasih memperoleh berkat.Usai upacara ngampar bide, dilanjutkan dengan misa secara Katolik. Misa ini dipimpin dua imam. Menurut Ketua Umum Dewan Adat Dayak Kalbar Thadeus Yus, misa ini juga sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. “Kita ingin menggabungkan ritual adat dengan acara keagamaan. Hal ini tidaklah bertentangan karena punya tujuan yang sama, yakni memohon doa restu dari Tuhan agar pekan gawai bisa berlangsung dalam lindungan-Nya,” ungkap Thadeus. Secara resmi, pekan gawai akan dibuka pada Kamis (20/5). Rencananya akan dibuka langsung Gubernur Kalbar Cornelis. Setelah pembukaan, akan digelar display budaya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar