Situs kapal yang  dipercaya sebagai bekas kapal Nabi Nuh telah ditemukan di wilayah Turki  dekat perbatasan Iran. Di sekitarnya ditemukan pula jangkar batu,  reruntuhan bekas pemukiman, dan ukiran dari batu. Untuk lebih jelasnya  dapat dilihat di website www.noahsark-naxuan.com. Kayu dari perahu tersebut  sudah tidak ada lagi. Yang ada hanya sebuah bentuk simetris raksasa  seperti perahu. Diduga tanah, debu dan batuan vulkanis yang memiliki  usia bebeda-beda telah masuk kedalam perahu tersebut selama  bertahun-tahun sehingga memadat dan membentuk sesuai bentuk perahu. 

Pada situs tersebut juga diperlihatkan  peta satelit yang menunjukan lokasi dari kapal Nabi Nuh beserta  jangkarnya. Berdasarkan data ini, lokasi kapal Nabi Nuh dapat pula  dilacak dalam peta satelit Google Earth. Peta satelit yang dapat melihat  seluruh permukaan bumi sampai dasar laut ini dapat di “download” dengan  gratis pada website www.earth.google.com

Dengan peta Google Earth ketinggian  (altitude) setiap titik di permukaan bumi dapat diketahui. Berdasarkan  peta ini, lokasi situs perahu Nabi Nuh terletak pada ketinggian/level  sekitar 2000. Lokasinya di kaki bukit yang agak rata. Sedangkan di  daerah sekitarnya masih ada lembah raksasa yang memiliki level jauh  lebih rendah. Jadi, perahu Nabi Nuh mendarat pada saat banjir masih  belum benar-benar surut. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi  topografi di sekitar situs perahu Nabi Nuh sangat mendukung untuk  terjadinya banjir besar Daerah itu merupakan cekungan (basin) raksasa  luasnya jauh melebihi luas cekungan Bandung yaitu mencapai sekitar 9-10  juta Ha (70% luas pulau Jawa). Banjir pada saat itu akan seperti lautan  karena puncak bukit setinggi 5000 m tidak akan nampak pada jarak 250 km  (sebab bumi bulat). Lingkup banjir pada saat perahu Nabi Nuh mendarat  dapat dilacak dengan membuat garis ketinggian yang menelusuri level yang  sama dengan level dimana perahu ditemukan. Jadi perlu membuat garis  kontur yang melalui situs perahu tersebut. Google Earth memiliki  fasilitas untuk membuat garis (path line) yang dapat menelusuri  permukaan bumi yang berlevel sama sehingga membentuk sebuah garis  kontur.
Luas area banjir pada level 1530 ini  sekitar 4 juta ha. Panjang lingkup banjir ini sekitar 560 km (sekitar  3/4 panjang pulau Jawa).

Berapakah level maksimum banjir Nabi  Nuh? Level maksimum banjir Nabi Nuh bisa di atas level 2000. Secara  teoritis, banjir maksimum terjadi pada saat volume air yang masuk sama  dengan volume air yang keluar dari area tersebut. Hal ini membutuhkan  juga penelitian geologi untuk mencari bekas-bekas rendaman dan terjangan  air yang mungkin masih ada disekitar lokasi. Dilengkapi pula dengan  beberapa simulasi komputer.
Berdasarkan riwayat dalam sebuah Kitab  Suci sumber air banjir Nabi Nuh adalah air hujan yang berlangsung 40  hari 40 malam ada juga yang menyatakan 150 hari. Yang penting adalah di  daerah itu pernah terjadi hujan yang sangat dahsyat. Air hujan masuk  area ini selain secara langsung jatuh dari awan juga melalui cara yang  tidak langsung yaitu melalui mata air dari rembesan air danau tinggi  yang sudah penuh, air permukaan yang lebih tinggi (catchment area), dan  air bah atau air terjun dari danau tinggi yang meluap menuju lembah  (lihat peta). Namun sumber utamanya adalah air hujan.
Hujan lebat dengan intensitas curah  hujan tinggi turun ke lembah dan sekitarnya. Danau dekat lembah (wilayah  Armenia, lihat peta) yang lokasinya lebih tinggi (sekarang +1900 m)  akan penuh terlebih dahulu. Kemudian air akan mengalir meresap kedalam  tanah menuju lembah (sekarang +850) membentuk banyak mata air. Kemudian  setelah danau tersebut tidak mampu lagi menampung air hujan, limpahan  airnya akan luber menjadi air bah dan air terjun menuju lembah membentuk  gelombang besar. Nampaknya lebih jelas apabila dibuat sebuah gambar  animasi sebagai simulasi.
Kapan banjir nabi Nuh terjadi? Perlu  diketahui bahwa danau yang berlokasi di wilayah Iran (lihat peta)  tersebut tidak memiliki saluran/sungai keluar. Danau itu sekarang  levelnya sekitar 1266m dan ketika banjir Nuh mulai surut air terjebak  didalamnya pada level sekitar 1517m. Jadi permukaan air danau itu  mengalami penurunan, sampai sekarang beda levelnya sekitar 250 m. Air  menyusut kemungkinan melalui penguapan (evaporasi) dan rembesan bawah  tanah (infiltrasi). Sebagai contoh perhitungan sederhana, jika air danau  surut rata-rata 5 cm pertahun, maka banjir terjadi pada  (250/0.05×1tahun =) 5000 tahun yang lalu. Tapi untuk perhitungan yang  tepat perlu penelitian ilmiah. Untuk menyelidiki kecepatan penurunan  perlu diolah data statistik naik turunnya permukaan air danau beserta  data lain yang berpengaruh (tingkat penguapan, permeabilitas  tanah/batuan sekitar, curah hujan, bentuk danau, catchment area).  Kemudian dengan menggunakan persamaan matematika yang sesuai dapat  diketahui kapan terjadinya banjir nabi Nuh.



Benda-benda terapung yang terbawa banjir  akan hanyut keluar area melalui outlet terdekat. Ada juga yang hanyut  melalui outlet I menuju laut Kaspia. Namun, Perahu Nabi Nuh terlindung  di balik bukit Ararat sehingga tidak hanyut (lihat peta). Benda-benda  yang tenggelam pada akhirnya akan tergusur hancur (kecuali barang dari  batu dan logam) oleh kekuatan air keluar melalui outlet I menuju laut  Kaspia. Kekuatan dorongan air akan lebih hebat daripada luapan air  tsunami. Reruntuhan atau pecahannya sekarang mungkin terkubur di sekitar  pantai laut Kaspia dekat outlet I yang banyak mengandung endapan tanah  lumpur yang terbawa banjir. Mungkin disitulah terletak harta karun dari  ribuan penduduk masa lampau. Belum ada informasi bahwa daerah ini pernah  dilakukan penggalian arkeologi.
Dengan melihat kondisi topografi seperti  ini maka dapat mendukung bahwa Banjir Nabi Nuh bersifat lokal tidak  seluruh dunia karena
1. Ukuran perahu Nabi Nuh sekitar 153 m  cukup untuk menampung manusia di bawah seratus orang, hewan  ternak/peliharaan, serta makanan untuk dikonsumsi selama dan sesudah  banjir. Jika perahu lebih besar dari itu, maka daya dukung perahu yang  terbuat dari kayu untuk memuat seluruh binatang dimuka bumi diperkirakan  tidak akan cukup. Lagi pula sangat sulit untuk mengumpulkan binatang  dari seluruh penjuru dunia.
2. Sesuai dalam Alqur’an, Banjir Nuh terjadi karena do’a Nabi Nuh untuk membinasakan umatnya yang tidak beriman. Sedangkan umat Nabi Nuh tidak berada di seluruh dunia.
3. Jika seluruh dunia terendam maka airnya kemudian surut kemana.
4. Penyelidikan geologi tidak mendukung pernah terjadinya banjir di seluruh dunia.
Jika bersifat lokal, kenapa Nabi Nuh tidak mengungsi ke luar daerah? Pada kondisi topografi seperti itu untuk mengazab umat manusia lebih cocok menggunakan senjata banjir besar. Maka tidak akan ada tempat yang aman untuk manusia yang berada di luar perahu walaupun ditempat yang tinggi. Selain adanya udara sangat dingin (tidak ada sinar mata hari) dan angin kencang berhari-hari, air bah selalu mengancam dari setiap ketinggian baik di dalam lembah maupun di luar lembah. Bukit tertinggi di dalam lingkup cekungan lembah itu adalah puncak Ararat (sekitar 5000 m) yang gundul dan tepi dari cekungan tertinggi sekitar 3000 m sedangkan topografi di luar keliling tepi cekungan itu lebih rendah. Jika lari dari luar area tersebut yang jaraknya beratus kilometer itu pasti bakal di terjang air bah karena hujan azab turun tidak mungkin dibatasi pas pada sekeliling tepi lembah atau cekungan.
2. Sesuai dalam Alqur’an, Banjir Nuh terjadi karena do’a Nabi Nuh untuk membinasakan umatnya yang tidak beriman. Sedangkan umat Nabi Nuh tidak berada di seluruh dunia.
3. Jika seluruh dunia terendam maka airnya kemudian surut kemana.
4. Penyelidikan geologi tidak mendukung pernah terjadinya banjir di seluruh dunia.
Jika bersifat lokal, kenapa Nabi Nuh tidak mengungsi ke luar daerah? Pada kondisi topografi seperti itu untuk mengazab umat manusia lebih cocok menggunakan senjata banjir besar. Maka tidak akan ada tempat yang aman untuk manusia yang berada di luar perahu walaupun ditempat yang tinggi. Selain adanya udara sangat dingin (tidak ada sinar mata hari) dan angin kencang berhari-hari, air bah selalu mengancam dari setiap ketinggian baik di dalam lembah maupun di luar lembah. Bukit tertinggi di dalam lingkup cekungan lembah itu adalah puncak Ararat (sekitar 5000 m) yang gundul dan tepi dari cekungan tertinggi sekitar 3000 m sedangkan topografi di luar keliling tepi cekungan itu lebih rendah. Jika lari dari luar area tersebut yang jaraknya beratus kilometer itu pasti bakal di terjang air bah karena hujan azab turun tidak mungkin dibatasi pas pada sekeliling tepi lembah atau cekungan.
Namun penyelidikan dan penelitian perlu  dilakukan terutama untuk penggalian arkeologi di sekitar outlet I pantai  laut Kaspia. Barangkali disitu tertimbun benda-benda bersejarah  peninggalan zaman Nabi Nuh yang akan menambah bukti kuat. Sejarah banjir  Nabi Nuh menimbulkan banyak kontroversi antara para ilmuwan dan  agamawan Kristiani dan Yahudi. Penyelidikan ini sangat penting untuk  meredam petentangan antara mereka dan menjadikan peristiwa banjir Nabi  Nuh ini adalah benar-benar menjadi pelajaran bagi umat manusia.

Maka Kami selamatkan Nuh dan  penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran  bagi semua umat manusia. (Q.S.29:15) Dan Kami abadikan untuk Nuh itu  (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;  (Q.S.37. 78.)
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (Q.S.26. 121)
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (Q.S.26. 121)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar